Dinasti Atut cenat-cenut

Sabtu, 12 Oktober 2013 - 13:26 WIB
Dinasti Atut cenat-cenut
Dinasti Atut cenat-cenut
A A A
Sindonews.com - Kekuasaan politik di Banten yang hampir sebagian besar dikuasai keluarga Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah. Dugaan korupsi yang dilakukan Atut dan keluarga pun mucul.

Pasca ditangkapnya Adik Atut, Chaeri Wardana alias Wawan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi n(KPK), dinasti Atut menjadi perbincangan menarik. KPK menangkap Wawan di kediamannya di Kompleks Perumahan Menteri Widya Chandra, Kuningan, Jakarta Selatan.

Wawan ditangkap terkait dugaan suap kepada mantan ketua Mahkamah Kontitusi (MK) nonaktif Akil Mochtar dalam pengurusan perkara sengketa pemilukada Lebak, Banten.

"Menarik untuk diperbincangkan dinasti politik Atut karena hampir ada 10 anggota keluarga menguasai politik di Banten," ujar Moderator Jaka Lelana, saat membuka diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (12/10/2013).

Diskusi polemik Sindo Trijaya menghadirkan tema 'Dinasti Atut Cenat-Cenut' juga menghadirkan pembicara antara lain, Juru Bicara Keluarga Ratu Atut Chosiyah, Fitron Nur Ikhsan, Ketua DPP PDIP Arief Wibowo, Ketua Balitbang DPP Golkar Indra J Piliang, serta pengamat politik Heri Budianto.

Menurut Fitron Nur Ikhsan di Indonesia belum ada aturan atau undang-undang yang melarang soal keluarga dilarang untuk berpolitik.

"Di DPR pun kami atau pernah diucapkan Ibu (Atut) belum diatur undang-undang itu. Ibu butuh penjelasan itu," kata Fitron.

Untuk diketahui, terkait kasus yang menjerat Akil Mochtar dan Tubagus Chaeri Wardana dan Susi Tur Andayani sebagai tersangka dugaan suap pengurusan perkara sengketa pemilukada Lebak, Banten, Gubernur yang biasa disapa Atut tersebut kini juga berstatus dicegah dan tangkal (cekal).

Gubernur Atut juga telah diperiksa KPK hampir delapan jam. Tetapi, Atut enggan berkomentar kepada wartawan terkait materi pemeriksaannya.

Baca juga berita Dinasti Atut berhak menjabat.
(lal)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3404 seconds (0.1#10.140)