Elektabilitas JK tinggalkan Dahlan

Kamis, 12 September 2013 - 16:53 WIB
Elektabilitas JK tinggalkan...
Elektabilitas JK tinggalkan Dahlan
A A A
Sindonews.com - Elektabilitas tokoh nasional yang digadang-gadang sebagai calon Presiden terus saling kejar-mengejar. Jika dalam survei sebelumnya (INES) Prabowo Subianto paling atas. Namun, hasil survei Soegeng Sarjadi School of Goverment (SSSG) berkata lain, yakni Elektabilitas Prabowo 6,8 persen di bawah menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan 7,5 persen.

Namun, elektabilitas Dahlan masih kalah dengan mantan wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) 9.0 persen. Sementara, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD masih di bawah Prabowo yakni 5,8 persen.

Kendati demikian, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sampai hari belum terkalahkan. Nampaknya 'demam' Jokowi tidak bisa terbendung.

"Nama Joko Widodo paling diminati oleh pemilih jika pemilu presiden dilakukan hari ini," kata Peneliti SSSG Ilman Nafian saat jumpa pers di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2013).

Dalam survei yang dilakukan tanggal 25 Agustus-9 September 2013, SSSG merilis bahwa Jokowi memperoleh 45,8 persen. Disusul Jusuf Kalla dengan 9,0 persen, Dahlan Iskan dengan 7,5 persen, Prabowo Subianto 6,8 persen, dan Mahfud MD 5,8 persen.

Diikuti Wiranto 3,6 persen, Aburizal Bakrie 2,4 persen, dan Megawati Soekarnoputri 1,8 persen, Hatta Rajasa 1,0 persen, sementara 10,8 persen menjawab tidak tahu.

Metode pengumpulan data dengan wawancara telepon, populasi dalam survei ini seluruh warga Indonesia yang tinggal di 10 kota besar, DKI Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar dan Balikpapan.

Kriteria responden adalah warga yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilu. Dalam penelitian ini, sampel diambil dari hasil mengacak nomor telepom yang terdapat dalam buku telpon, jumlah sampel sebanyak 1.250 responden.

Waktu penelitian ini adakan mulai 25 Agustus-09 September 2013. Tingkat keyakinan 95 persen, tingkat kesalahan 2,77 persen, tapi non sampling eror dimungkinkan terjadi. Survei ini diklaim independen, pasalnya hanya menghabiskan dana Rp60 juta yang berasal dari SSSG.
(lal)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1311 seconds (0.1#10.140)