WALHI: Pemerintah masih pro kepada asing
A
A
A
Sindonews.com - Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Khalisah Khalid geram dengan sikap pemerintah yang selalu menuding organisasi masyarakat (ormas) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai antek asing.
Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) merasa dituding sebagai LSM yang selalu ditunggangi pihak asing. Khalisah mengatakan bahwa sebenarnya yang menjadi antek asing itu adalah pemerintah.
"kalau negara atau pemerintah sebagai antek asing, kami mempertanyakan kliem nasional yang selalu di jual pemerintah kepada publik tidak ada realisasi," tegas Khalisah dalam diskusi bertema 'siapa pro asing: negara atau ormas?' di Dapur Selera, Jakarta, Jalan Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan Minggu (14/7/2013).
Khalisah juga mengatakan bahwa selama ini pemerintah selalu mengatasnamakan kepentingan nasional jika berhubungan dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang menyeret kepentingan asing.
"Jadi klaim kepentingan nasional yang selalu dibicarakan pemerintah terkesan ilusi, tidak pernah jelas, sebetulnya secara umum negara ini tidak punya struktur penguasaan sumber daya alam yang dikuasi oleh asing," ungkap Khalisah.
Khalisah juga menegaskan bahwa Indonesia yang saat ini kaya akan SDA, diakui oleh Khalisa hampir seluruhnya dikuasai oleh pihak asing.
"Migas hampir 85 persen dikuasai asing, kepala sawit 7,5 juta hektar dikuasi asing. Hampir semuanya dijual bahan mentah ke asing ketika balik ke kita dengan harga yang sangat mahal, bukan hanya negara yang menuding NGO kelompok asing, ada juga perusahaan perusahaan besar," tandas Khalisah.
Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) merasa dituding sebagai LSM yang selalu ditunggangi pihak asing. Khalisah mengatakan bahwa sebenarnya yang menjadi antek asing itu adalah pemerintah.
"kalau negara atau pemerintah sebagai antek asing, kami mempertanyakan kliem nasional yang selalu di jual pemerintah kepada publik tidak ada realisasi," tegas Khalisah dalam diskusi bertema 'siapa pro asing: negara atau ormas?' di Dapur Selera, Jakarta, Jalan Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan Minggu (14/7/2013).
Khalisah juga mengatakan bahwa selama ini pemerintah selalu mengatasnamakan kepentingan nasional jika berhubungan dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang menyeret kepentingan asing.
"Jadi klaim kepentingan nasional yang selalu dibicarakan pemerintah terkesan ilusi, tidak pernah jelas, sebetulnya secara umum negara ini tidak punya struktur penguasaan sumber daya alam yang dikuasi oleh asing," ungkap Khalisah.
Khalisah juga menegaskan bahwa Indonesia yang saat ini kaya akan SDA, diakui oleh Khalisa hampir seluruhnya dikuasai oleh pihak asing.
"Migas hampir 85 persen dikuasai asing, kepala sawit 7,5 juta hektar dikuasi asing. Hampir semuanya dijual bahan mentah ke asing ketika balik ke kita dengan harga yang sangat mahal, bukan hanya negara yang menuding NGO kelompok asing, ada juga perusahaan perusahaan besar," tandas Khalisah.
(lal)