Kami di timwas hanya menerima notulennya
A
A
A
Sindonews.com - Anggota Tim Pengawas (Timwas) Century DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mencurigai, dokumen yang didapatkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu adalah dokumen yang memang dulu tidak diserahkan ke Timwas DPR.
"Sebab, sebagaimana kita ketahui, kami ketika itu di timwas tidak diberikan transkip atau rekaman teleconfrence (pembicaraan jarak jauh) antara Boediono di Indonesia dengan Sri Mulyani di AS yang tengah bersama Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)," katanya dalam siaran persnya yang diterima Sindonews, Senin (27/5/2013).
"Kami di timwas hanya menerima notulennya. Yang kita duga sudah diedit dan banyak hal sensitif dihilangkan," tambah politikus Partai Golkar ini.
Pada kesempatan itu dia menambahkan, bisa jadi Sri Mulyani melengkapi atau menyerahkan bukti-bukti dimana ia merasa tertipu oleh BI. Dia pernah menyatakan data-data BI tidak akurat.
"Bagaimana mungkin dalam hitungan hari (dia tanda tangan bailout R.632 miliar hari sabtu dinihari), tiba-tiba senin sudah membengkak dan dicairkan lebih dari Rp2 triliun," Katanya.
Sebelumnya, Ketua KPK Abraham Samad mengatakan, jika KPK telah menerima sejumlah dokumen penting saat memeriksa Srimulyani di Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu.
"Sebab, sebagaimana kita ketahui, kami ketika itu di timwas tidak diberikan transkip atau rekaman teleconfrence (pembicaraan jarak jauh) antara Boediono di Indonesia dengan Sri Mulyani di AS yang tengah bersama Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)," katanya dalam siaran persnya yang diterima Sindonews, Senin (27/5/2013).
"Kami di timwas hanya menerima notulennya. Yang kita duga sudah diedit dan banyak hal sensitif dihilangkan," tambah politikus Partai Golkar ini.
Pada kesempatan itu dia menambahkan, bisa jadi Sri Mulyani melengkapi atau menyerahkan bukti-bukti dimana ia merasa tertipu oleh BI. Dia pernah menyatakan data-data BI tidak akurat.
"Bagaimana mungkin dalam hitungan hari (dia tanda tangan bailout R.632 miliar hari sabtu dinihari), tiba-tiba senin sudah membengkak dan dicairkan lebih dari Rp2 triliun," Katanya.
Sebelumnya, Ketua KPK Abraham Samad mengatakan, jika KPK telah menerima sejumlah dokumen penting saat memeriksa Srimulyani di Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu.
(mhd)