Rusaknya politik Indonesia berimbas pada kinerja pers
A
A
A
Sindonews.com - Kondisi politik di Indonesia dinilai tidak membawa perubahan yang lebih baik. Akibatnya, hal itu juga diikuti dengan rusaknya perkembangan pers Indonesia.
Hal itu dikatakan oleh pengamat politik Universitas Samratulangi Ferry Daud Liando, dalam acara Polemik Sindo Radio "Pers dan Politik Menjelang Pemilu 2014" di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (9/2/2013).
"Buruknya lagi, keadaan politik telah merusak dunia pers. Warning bagi wartawan dan elemen pers," kata Ferry.
Menurutnya, pers dan politik sebenarnya adalah saudara kembar. Saat ini pers menjadi tidak independent karena politik. Politik telah kehilangan identitas, politik hanya diisi orang-orang yang mencari kekuasaan, mencari perlindungan penguasa, dan memperkaya diri.
"Partai politik kurang memiliki inovasi dalam melahirkan tokoh-tokoh yang berkualitas dan berintergritas, telah membuat politik itu menjadi rusak. Parpol cenderung hanya mengutamakan popularitas semata," ucapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pers dan politik itu sebenarnya memiliki cita-cita yang baik dan mulia. "Hanya saja pers sering dimanfaatkan oleh politik itu sendiri untuk kepentingan-kepentingan tertentu," pungkasnya.
Hal itu dikatakan oleh pengamat politik Universitas Samratulangi Ferry Daud Liando, dalam acara Polemik Sindo Radio "Pers dan Politik Menjelang Pemilu 2014" di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (9/2/2013).
"Buruknya lagi, keadaan politik telah merusak dunia pers. Warning bagi wartawan dan elemen pers," kata Ferry.
Menurutnya, pers dan politik sebenarnya adalah saudara kembar. Saat ini pers menjadi tidak independent karena politik. Politik telah kehilangan identitas, politik hanya diisi orang-orang yang mencari kekuasaan, mencari perlindungan penguasa, dan memperkaya diri.
"Partai politik kurang memiliki inovasi dalam melahirkan tokoh-tokoh yang berkualitas dan berintergritas, telah membuat politik itu menjadi rusak. Parpol cenderung hanya mengutamakan popularitas semata," ucapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pers dan politik itu sebenarnya memiliki cita-cita yang baik dan mulia. "Hanya saja pers sering dimanfaatkan oleh politik itu sendiri untuk kepentingan-kepentingan tertentu," pungkasnya.
(maf)