Hartati merasa tertipu pemerintah & anak buah
A
A
A
Sindonews.com - Terdakwa kasus suap penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit, di Kabupaten Buol, Siti Hartati Murdaya merasa tertipu terkait penerbitan HGU itu. Dia juga merasa tertipu dengan pemerintah yang tak konsisten dalam menerapkan perundang-undangan hingga dirinya menjadi korban kasus itu.
Bahkan, perusahaannya itu kerap kali disambangi para preman-preman yang melakukan penekanan, serta tindakan Bupati Buol Amran Batalipu yang dinilai di luar kewenangannya.
"Saya menyesal, ini seperti air susu menjadi air tuba, yang membuat saya saat ini ya keadaan. Terutama pemerintah yang mengizinkan lahan, perusahaan, tapi peraturan tidak jelas masih berlaku atau tidak, hingga akhirnya bupati dan preman sewenang-wenang," jelas Hartati dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (7/1/2013).
Dia juga mengaku, tertipu dengan anak buahnya yang selalu meminta uang untuk memberikan uang kepada Bupati Buol Amran Batalipu.
"Pertama ini karena inkonsistensi pemerintah dan anak buah tidak patuh, saya salah mendidik orang," katanya.
Meski begitu, dirinya mengaku bangga dengan kasus yang dihadapinya saat ini. Menurut dia, sejauh ini dirinya bisa membantu masyarakat Buol.
"Saya bangga bisa membantu banyak masyarakat Buol. Kalau dilihat komersial sangat merugikan, tapi sebagai manusia, saya bangga juga membantu rakyat sana akhirnya menjadi kabupaten, dibilang menyesal ya menyesal tapi bangga," katanya.
Bahkan, perusahaannya itu kerap kali disambangi para preman-preman yang melakukan penekanan, serta tindakan Bupati Buol Amran Batalipu yang dinilai di luar kewenangannya.
"Saya menyesal, ini seperti air susu menjadi air tuba, yang membuat saya saat ini ya keadaan. Terutama pemerintah yang mengizinkan lahan, perusahaan, tapi peraturan tidak jelas masih berlaku atau tidak, hingga akhirnya bupati dan preman sewenang-wenang," jelas Hartati dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (7/1/2013).
Dia juga mengaku, tertipu dengan anak buahnya yang selalu meminta uang untuk memberikan uang kepada Bupati Buol Amran Batalipu.
"Pertama ini karena inkonsistensi pemerintah dan anak buah tidak patuh, saya salah mendidik orang," katanya.
Meski begitu, dirinya mengaku bangga dengan kasus yang dihadapinya saat ini. Menurut dia, sejauh ini dirinya bisa membantu masyarakat Buol.
"Saya bangga bisa membantu banyak masyarakat Buol. Kalau dilihat komersial sangat merugikan, tapi sebagai manusia, saya bangga juga membantu rakyat sana akhirnya menjadi kabupaten, dibilang menyesal ya menyesal tapi bangga," katanya.
(mhd)