Abraham Samad: Tak etis bongkar borok KPK

Selasa, 27 November 2012 - 22:45 WIB
Abraham Samad: Tak etis bongkar borok KPK
Abraham Samad: Tak etis bongkar borok KPK
A A A
Sindonews.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menyatakan langkah para mantan penyidik KPK yang memilih blak-blakan terkait situasi dan kondisi di lembaga anti korupsi itu tidaklah etis.

"Dari segi kode etik itu sebenarnya tidak etis," ungkap Abraham, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (27/11/2012).

Namun begitu, Abraham tetap akan berpikir positif mengenai pertemuan antara Komisi III DPR, Dit Tipikor Polri, dan beberapa mantan penyidik KPK beberapa hari yang lalu itu. Dia berharap pertemuan tersebut dapat berguna demi kebaikan bangsa dan negara dalam rangka pemberantasan korupsi.

"Saya selalu berpikir positif, tidak ada masalah. Mudah-mudahan itu upaya berguna bagi bangsa dan negara," pungkasnya.

Sebelumnya, Komisi III DPR menggelar rapat tertutup bersama Polri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 21 November 2012 lalu. Polri yang diwakili oleh Kabareskrim Komjen Pol Sutarman mengungkapkan pertemuan tersebut hanya membahas perihal sinergi dan penguatan antar lembaga penegak hukum dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.

"Kita hanya mencari formulasi yang tepat bagaimana institusi Polri dan KPK ini saling memperkuat, mengisi, saling sinergi dihadapkan pada pemberantasan dan pencegahan tindak pidana korupsi," ungkap Sutarman usai menggelar rapat.

Namun, ternyata rapat itu juga dihadiri oleh para mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mantan penyidik KPK yang kini kembali lagi ke markas Polri itu bercerita secara blak-blakan perihal pengalaman serta mekanisme kerja selama menjadi penyidik KPK.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPR Gede Pasek Suardika , mengatakan pihaknya mengundang mantan para penyidik KPK itu untuk meminta masukan dari mereka sehingga dapat dijadikan masukan terhadap lembaga penegak hukum termasuk untuk KPK dan Polri ke depan.

"Di era sekarang kita lebih kepada arah manfaat. Kita sama Bareskrim untuk minta informasi, biar beliau bisa buka, kita minta tertutup. Sehingga dijadikan kaidah pengambilan kebijakan kedepan," kata Pasek.

Namun, politikus Demokrat itu tetap enggan mengungkapkan isi pembicaraan dengan mantan penyidik KPK itu. "Namanya tertutup, ya tertutup," katanya.

Lanjut dia, kisah tentang pengalaman mantan penyidik KPK itu akan dijadikan acuan tentang kinerja KPK kedepan.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2522 seconds (0.1#10.140)