Ketua DPR: Baleg ke Jerman Rp2,3 M itu wajar
Minggu, 18 November 2012 - 19:05 WIB

Ketua DPR: Baleg ke Jerman Rp2,3 M itu wajar
A
A
A
Sindonews.com - Kunjungan studi banding Badan Legislasi (Baleg) DPR ke Jerman, yang diduga menghabiskan biaya Rp2,3 miliar itu dinilai Ketua DPR Marzuki Alie merupakan hal yang standar.
"Soal realisasi tanya ke Sekjen. Tapi kalau soal anggaran, itu dibuat rata-rata standar. Semua program anggarannya tidak ada yang mubazir," ujar Marzuki Alie kepada Sindonews, Minggu (18/11/2012).
Menurutnya, lembaga Indonesia sudah mempunyai aturan tersendiri dalam program kunjungan kerjanya.
"Ini bukan soal opini pribadi, tetapi persoalan lembaga. Kita ini kan sudah buat aturan. Kita sudah melakukan bermacam-macam kunjungan kerja dalam rangka pengawasan, menyesuaikan rancangan undang-undang (RUU), dan lain-lain," tuturnya.
Marzuki juga membenarkan lawatan ini berguna untuk menyamakan kedudukan insinyur Indonesia di mata dunia, yang akan diatur dalam RUU Keinsinyuran. Hal itu dimaksudkan menjelang AFTA 2015, yang dinilainya insinyur di Indonesia dianggap tidak level dengan negara lain.
"Nah kita berharap dalam RUU Keinsinyuran, insinyur Indonesia ini ada kelas tersendiri dan Jerman sudah punya undang-undang itu," tandas Marzuki.
Sebelumnya, Baleg DPR diberitakan melakukan studi banding ke Jerman dalam rangka pematangan RUU Keinsinyuran yang telah dibahas sebelumnya. Studi Banding itu dilaksanakan pada tanggal 17-23 November 2012.
Terkait hal ini Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menghitung kunjungan kedua negara itu menghabiskan anggaran Rp2,3 miliar.
Aktivis Fitra Uchok Sky Khadafi mengatakan, biaya ke Jerman diperkirakan sekira Rp1 miliar dan ongkos ke Inggris sekira Rp1,3 miliar.
"Asumsi biaya ini berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2012," jelasnya.
"Soal realisasi tanya ke Sekjen. Tapi kalau soal anggaran, itu dibuat rata-rata standar. Semua program anggarannya tidak ada yang mubazir," ujar Marzuki Alie kepada Sindonews, Minggu (18/11/2012).
Menurutnya, lembaga Indonesia sudah mempunyai aturan tersendiri dalam program kunjungan kerjanya.
"Ini bukan soal opini pribadi, tetapi persoalan lembaga. Kita ini kan sudah buat aturan. Kita sudah melakukan bermacam-macam kunjungan kerja dalam rangka pengawasan, menyesuaikan rancangan undang-undang (RUU), dan lain-lain," tuturnya.
Marzuki juga membenarkan lawatan ini berguna untuk menyamakan kedudukan insinyur Indonesia di mata dunia, yang akan diatur dalam RUU Keinsinyuran. Hal itu dimaksudkan menjelang AFTA 2015, yang dinilainya insinyur di Indonesia dianggap tidak level dengan negara lain.
"Nah kita berharap dalam RUU Keinsinyuran, insinyur Indonesia ini ada kelas tersendiri dan Jerman sudah punya undang-undang itu," tandas Marzuki.
Sebelumnya, Baleg DPR diberitakan melakukan studi banding ke Jerman dalam rangka pematangan RUU Keinsinyuran yang telah dibahas sebelumnya. Studi Banding itu dilaksanakan pada tanggal 17-23 November 2012.
Terkait hal ini Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menghitung kunjungan kedua negara itu menghabiskan anggaran Rp2,3 miliar.
Aktivis Fitra Uchok Sky Khadafi mengatakan, biaya ke Jerman diperkirakan sekira Rp1 miliar dan ongkos ke Inggris sekira Rp1,3 miliar.
"Asumsi biaya ini berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2012," jelasnya.
(rsa)