Soal Work from Home, Pakar Siber: Tingkatkan Keamanan Data

Rabu, 18 Maret 2020 - 14:39 WIB
Soal Work from Home, Pakar Siber: Tingkatkan Keamanan Data
Soal Work from Home, Pakar Siber: Tingkatkan Keamanan Data
A A A
JAKARTA - Pandemi virus Corona yang menyebar dengan cepat berdampak pada aktivitas di Tanah Air. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan beberapa kepala daerah telah memberi pengumuman untuk mulai mengurangi aktivitas di luar rumah dan menyarankan agar melakukan pekerjaan dari rumah atau Work From Home (WFH).

Pakar Keamanan Siber, Pratama Persadha melihat ini momentum pemerintah dan swasta untuk mengadopsi teknologi yang mendukung WFH. Ada faktor keamanan dan kemudahan yang harus diperhatikan sehingga produktivitas tetap terjaga.

”Pertama yang harus dilakukan perusahaan dan pemerintah adalah edukasi keamanan siber paling mendasar untuk para pegawai. Misalnya bagaimana mengamankan email, akun medsos dan wifi di rumah. Juga imbauan untuk tidak memakai wifi publik saat mengakses sistem kantor,” katanya, dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Rabu (18/3/2020).

Mantan ketua Tim Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) Pengamanan IT Presiden ini menambahkan, harus ada pengecekan keamanan pada device atau perangkat yang dipakai para pegawai untuk WFH. Minimal ada antivirus dan VPN sebagai tambahan keamanan. Pada tingkat lebih lanjut, pegawai juga harus dilengkapi oleh sistem yang lengkap dengan enkripsi, sehingga data terlindungi.

“Keamanan adalah hal yang paling utama disamping kemudahan pemakaian. Karena itu perlu dilakukan audit password dan juga memastikan update OS pada perangkat yang dipakai. Hal ini melengkapi pemakaian VPN dan anti virus untuk keamanan,” kata pria asal Cepu, Jawa Tengah ini.

Chairman Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) ini menjelaskan, momentum tepat untuk melatih negara dan swasta di Tanah Air menggunakan teknologi cloud secara luas. WFH sangat membutuhkan pemakaian cloud. Untuk skala menengah kecil penggunaan cloud yang gratis dan basic sudah cukup. Ada dropbox, mycloud dan berbagai cloud lokal di Tanah Air.

“Idealnya memakai enterprise mobility management atau EMM, namun memang perlu proses. Industri besar biasanya memakai teknologi EMM ini. Penggunaan EMM seharusnya lebih memudahkan dan lebih aman. Pengamanan perangkat dan jaringan pegawai juga harus diikuti oleh update sistem dan pengamanan jaringan kantor. Juga pegawai kunci seperti admin dan super admin harus terus mendapatkan perhatian dan prioritas keamanan, sehingga menutup celah terjadinya data breach,” jelasnya.

Pascakrisis Corona terlewati pasti akan banyak kebijakan pemerintah dan swasta untuk membangun sistem kerja yang fleksibel namun juga aman. Pratama menyebut, ada lima hal yang harus disiapkan, yaitu desain arsitektur sistem, metode otentikasi, teknologi enkripsi, access control dan endpoint security.

“Saat model kerja remote akan dijalankan secara menyeluruh di sebuah lembaga, harus dilakukan tes dan evaluasi sistemnya. Meliputi tes pada konektivitas, traffic connection, otentikasi, sistem manajemen, proses logging, performa, implementasi keamanan dan kemudahan pemakaian sistem,” katanya.

Kesiapan sumber daya manusia dalam menjalankan WFH mungkin belum umum di Tanah Air. Menurut Pratama, kunci WFH bisa berjalan dan memiliki output yang bagus adalah pada tata kelola SDM. Misalnya soal keamanan, pegawai saat menjalankan WFH harus melakukan reset password wifi rumahnya. Juga mengurangi bahkan tidak memakai flashdisk saat memindahkan data, karena itu penggunaan cloud sangat dianjurkan.

“Kita juga bersyukur, ruangguru dan zenius memberikan akses gratis untuk masyarakat dalam menghadapi libur sekolah dua pekan. Ini bukti aplikasi lokal bisa menjadi solusi bagi masyarakat dalam kondisi krisis seperti saat ini,” katanya.

Sayangnya, pelaksanaan WFH dan liburnya sekolah kurang mendapatkan perhatian serius masyarakat. Buktinya tempat-tempat wisata malah ramai dikunjungi. Keputusan Pemprov DKI menutup kawasan wisata perlu diikuti daerah lain yang sudah terdampak Corona. Sebab, keramaian di tempat wisata berisiko besar meningkatkan penularan virus Corona.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6374 seconds (0.1#10.140)