Soal Imbauan Work from Home, Ketua MPR Minta Pelayanan Publik Tetap Buka
A
A
A
JAKARTA - Imbauan pemerintah agar masyarakat Indonesia bekerja dari rumah (work from home) dinilai sebagai sebuah imbauan yang bagus. Kendati begitu, bukan berarti pelayanan publik dan urusan dapur harus berhenti.
"Kita memahami imbauan pemerintah bahwa sebaiknya bekerja di rumah, kalau tidak terpaksa kita keluar rumah, itu juga suatu imbauan yang baik. Tapi kalau terpaksa yang menyangkut pelayanan publik, menyangkut pentingan kepentingan yang bersifat keperluan dapur, ekonomi, karena situasi ini tidak boleh ekonomi kemudian macet, ekonomi tetap berputar, bank-bank pemerintah maupun swasta harus tetap buka, dan warung-warung harus tetap buka," ujar Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam Diskusi Empat Pilar dengan tema "Membangun Integritas Komunikasi dalam Internalisasi Nilai Pancasila" di Media Center MPR/DPR RI, Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Selasa (17/3/2020). (Baca juga: Status Darurat Corona Virus Diperpanjang, Ini Penjelasan BNPB )
Karena itu, menurut Bamsoet, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, kantor-kantor pelayanan rakyat harus tetap buka. Begitu pula kantor kelurahan untuk memenuhi kepentingan masyarakat.
"Tapi bagaimana ini tidak kemudian menjadi bahaya, ya tadi, kembali ke kesadaran bergotong-royong. Kalau terpaksa kita menyentuh, kita tidak bersentuhan, tetapi kita kemudian menyentuh map atau barang dari kita, cepat-cepat pakai antiseptik, kira-kira begitu," tuturnya.
Mengenai kemungkinan bakal melambungnya harga-harga kebutuhan pokok, Bamsoet menilai bahwa sudah saatnya para konglomerat dan pengusaha peduli akan ini dengan menyisihkan sedikit keuntungannya untuk mendermakan kepada masyarakat yang tidak mampu membeli antiseptik itu maupun masker. "Saya kira itulah sifat kegotongroyongan yang ingin kita gugah daripada saudara-saudara kita yang mungkin lebih beruntung secara ekonomi dibandingkan rakyat kebanyakan," kata mantan Ketua DPR RI ini.
Bamsoet menegaskan imbauan tidak keluar rumah itu harus dipahami sebagai bentuk pencegahan atau antisipasi. "Kita tentu tidak ingin seperti negara-negara China atau Korea yang melarang betul-betul warganya keluar rumah. Kalau keluar ditangkap tapi dengan kesadaran sendiri bahwa kita menjaga kesehatan diri kita dan keluarga dan orang lain dengan menjaga jarak," urainya.
Ditambahkan Bamsoet, virus Corona berdasarkan berbagai literasi, penularannya melalui sentuhan langsung, baik itu melalui media, apakah meja atau apa baik itu kena cipratan batuk atau apalah atau salaman yang orangnya sebelumnya kena sakit.
"Jadi ini juga harus ditangkap oleh para pengusaha-pengusaha kita, baik yang home industry maupun yang baru mau coba-coba jadi pengusaha, inilah saatnya mulai berbisnis dengan hasil kekayaan kita, yaitu rempah-rempah," tuturnya. (Baca juga: Update, Jumlah Positif Corona di Indonesia Menjadi 172 Orang )
"Kita memahami imbauan pemerintah bahwa sebaiknya bekerja di rumah, kalau tidak terpaksa kita keluar rumah, itu juga suatu imbauan yang baik. Tapi kalau terpaksa yang menyangkut pelayanan publik, menyangkut pentingan kepentingan yang bersifat keperluan dapur, ekonomi, karena situasi ini tidak boleh ekonomi kemudian macet, ekonomi tetap berputar, bank-bank pemerintah maupun swasta harus tetap buka, dan warung-warung harus tetap buka," ujar Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam Diskusi Empat Pilar dengan tema "Membangun Integritas Komunikasi dalam Internalisasi Nilai Pancasila" di Media Center MPR/DPR RI, Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Selasa (17/3/2020). (Baca juga: Status Darurat Corona Virus Diperpanjang, Ini Penjelasan BNPB )
Karena itu, menurut Bamsoet, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, kantor-kantor pelayanan rakyat harus tetap buka. Begitu pula kantor kelurahan untuk memenuhi kepentingan masyarakat.
"Tapi bagaimana ini tidak kemudian menjadi bahaya, ya tadi, kembali ke kesadaran bergotong-royong. Kalau terpaksa kita menyentuh, kita tidak bersentuhan, tetapi kita kemudian menyentuh map atau barang dari kita, cepat-cepat pakai antiseptik, kira-kira begitu," tuturnya.
Mengenai kemungkinan bakal melambungnya harga-harga kebutuhan pokok, Bamsoet menilai bahwa sudah saatnya para konglomerat dan pengusaha peduli akan ini dengan menyisihkan sedikit keuntungannya untuk mendermakan kepada masyarakat yang tidak mampu membeli antiseptik itu maupun masker. "Saya kira itulah sifat kegotongroyongan yang ingin kita gugah daripada saudara-saudara kita yang mungkin lebih beruntung secara ekonomi dibandingkan rakyat kebanyakan," kata mantan Ketua DPR RI ini.
Bamsoet menegaskan imbauan tidak keluar rumah itu harus dipahami sebagai bentuk pencegahan atau antisipasi. "Kita tentu tidak ingin seperti negara-negara China atau Korea yang melarang betul-betul warganya keluar rumah. Kalau keluar ditangkap tapi dengan kesadaran sendiri bahwa kita menjaga kesehatan diri kita dan keluarga dan orang lain dengan menjaga jarak," urainya.
Ditambahkan Bamsoet, virus Corona berdasarkan berbagai literasi, penularannya melalui sentuhan langsung, baik itu melalui media, apakah meja atau apa baik itu kena cipratan batuk atau apalah atau salaman yang orangnya sebelumnya kena sakit.
"Jadi ini juga harus ditangkap oleh para pengusaha-pengusaha kita, baik yang home industry maupun yang baru mau coba-coba jadi pengusaha, inilah saatnya mulai berbisnis dengan hasil kekayaan kita, yaitu rempah-rempah," tuturnya. (Baca juga: Update, Jumlah Positif Corona di Indonesia Menjadi 172 Orang )
(kri)