Ketua MPR Minta Komponen Bangsa Olah Rasa dan Kedepankan Akal Sehat Hadapi COVID-19

Kamis, 03 September 2020 - 05:10 WIB
loading...
Ketua MPR Minta Komponen...
Ketua MPR, Bambang Soesatyo menyatakan bahwa semua komponen bangsa tetap harus menguatkan hati dan pemikiran untuk terus mengolah rasa dan tetap mengedepankan akal sehat dalam menghadapi pandemi COVID-19. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua MPR , Bambang Soesatyo menyatakan bahwa semua komponen bangsa tetap harus menguatkan hati dan pemikiran untuk terus mengolah rasa dan tetap mengedepankan akal sehat dalam menyelesaikan setiap persoalan, khususnya dalam menghadapi pandemi COVID-19 .

Hal itu disampaikan Bambang saat menjadi keynote speaker diskusi virtual bertajuk 'Menjaga NKRI di Tengah Politisasi Penanggulangan Pandemi COVID-19' yang digelar Ikatan Jurnalis UIN Jakarta, Rabu (2/9/2020). (Baca juga: Media Prancis: Neymar Jr Terinfeksi Covid-19)

Bambang mengatakan semua pihak harus mengakui bahwa dampak pandemi covid-19 telah menghantam sektor perekonomian kita semua. "Menurut data Badan Pusat Statistik pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua telah terkontraksi sebesar 5,32 persen. Dan angka tersebut lebih dalam lagi dari prediksi kematian keuangan di dunia yaitu sebesar 3,8 persen," tutur Bambang.

Bahkan lebih dalam lagi, Politikus Partai Golkar ini memprediksi batas bawah sebesar 5,18%. Namun demikian, ia juga mengingatkan bahwa dampak pandemi adalah persoalan global bukan hanya milik Indonesia. Sehingga tanggal 18 agustus 2020 tercatat sudah 22 negara mengalami resesi ekonomi. Termasuk di dalamnya negara-negara maju.

Menurutnya, angka ini sangat mungkin bertambah dalam waktu dekat seiring waktu menuju akhir periode kuartal ketiga. Kondisi saat ini sangat dilematis. Di satu sisi ancaman resesi sudah menghantui. Di sisi lain kasus positif COVID-19 terus bertambah dan belum menunjukkan adanya tanda-tanda penurunan.

Dia memaparkan secara global per 27 Agustus 2020 jumlah kasus positif COVID-19 telah melewati angka 24 juta kasus. Sehingga angka kematian lebih dari 825 ribu kasus. Sedangkan di Indonesia jumlah kasus positif COVID-19 mendekati angka 163 ribu kasus. Dengan tingkat kematian lebih dari 7 ribu kasus. (Baca juga:Sekretaris Satgas COVID-19 Bangka Belitung Positif Corona)

"Yang perlu kita sadari bersama bahwa dampak COVID-19 ini bersifat multi dimensional. Tidak hanya menggerus sendi-sendi perekonomian. Tapi juga berdampak pada perekonomian, sosial, budaya kita," beber dia.

"Penerapan protokol kesehatan dan juga adaptasi kebiasaan baru mau tidak mau dan suka tidak suka telah membatasi aktifitas dan interaksi sosial kita," lanjut pria yang akrab disapa Bamsoet ini.

Di sisi lain, kata Bamsoet, pergeseran prilaku pada berbagai sektor kehidupan melalui aplikasi dan pemanfaatan teknologi yang semakin massif membuat kita semakin bergantung pada aplikasi teknologi. Kondisi ini semakin meningkatkan ego individu kita dan di saat bersamaan semakin mereduksi kesadaran kita sebagai makhluk sosial.

Dia juga melanjutkan penyelenggaraan pilkada serentak yang akan digelar di 270 daerah bulan desember 2020 mendatang akan semakin menempatkan kita pada posisi dilematis. Apalagi dengan heterogonitas yang luar biasa dan kemajemukan bangsa kita.

Menurutnya, banyak faktor yang dapat menjadi pemantik lahirnya konflik horizontal. Kontestasi politik di tengah himpitan kondis perekonomian di masa pandemi akan sangat mudah dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, yang mungkin tidak kita sadari.

Sementara itu, urgensi untuk membangun karakter dan jati diri bangsa menjadi terpinggirkan, bahkan cenderung terlupakan. Karena energi kita terfokus pada pemulihan sektor kesehatan dan sektor perekonomian. (Baca juga: Waspada! Dahak Lebih Banyak dari Biasanya Bisa Jadi Gejala Covid-19)

"Pada kondisi rentan seperti ini, hal kecil sangat mudah menjadi pemantik melemahnya ikatan kebangsaan kita, yang bila tidak kita kelola dengan baik dapat menggerus konsepsi NKRI sebagai sebuah konsensus nasional," pungkasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1849 seconds (0.1#10.140)