Viva Yoga Mauladi: Bang Zul, Bang Hatta, dan Mas Sutrisno Murid dan Santrinya Pak Amien
A
A
A
JAKARTA - Salah seorang loyalis Zulkifli Hasan (Zulhas), Viva Yoga Mauladi, menegaskan bahwa tidak mungkin Zulhas menyingkirkan Amien Rais dari PAN. Bahkan, memiliki niat pun tidak karena Amien merupakan salah satu pendiri PAN, ikon PAN, tokoh reformasi dan sosok Amien tidak bisa dilepaskan dari PAN.
Bahkan di setiap hasil survei, PAN identik dengan Amien Rais dan begitupun sebaliknya. "Dan Bang Zul, Bang Hatta Rajasa, Mas Sutrisno Bachir itu murid dan santrinya Pak Amien. Sampai kapan pun Pak Amien tidak tergantikan," kata Yoga dalam siaran persnya, Kamis (12/3/2020).
Yoga menjelaskan, sejak Kongres II PAN di Semarang tahun 2005, Amien Rais tidak bersedia dipilih kembali menjadi Ketum PAN. Sejak itu posisi Amien sudah tidak lagi di posisi eksekutif partai, karena telah menjadi ketua Majelis Penasihat Partai DPP PAN periode 2005-2010 dan 2010-2015. Kemudian, sebagai Ketua Dewan Kehormatan DPP PAN periode 2015-2020. (Baca Juga: Tak Ada Nama Amien Rais Dalam Kepengurusan PAN Periode 2020-2025).
Menurut Yoga, ada persepsi yang salah atas pemahaman AD/ART PAN sehingga menimbulkan salah tafsir. Yang dimaksud Pengurus DPP PAN itu terdiri atas pengurus di 'lembaga eksekutif', di Majelis Penasihat Partai, dan di Lembaga Partai. Di Pasal 23 AD dan Pasal 52 ART PAN telah diatur tentang Lembaga Partai, yang terdiri dari Dewan Kehormatan, Dewan Pakar, Dewan Instruktur Perkaderan Nasional, dan lembaga partai lain yang memiliki fungsi dan tugas khusus. Sehingga, masih ada tempat bagi Amien jika memang dia bersedia.
"Saya tidak tahu apakah Pak Amien masih berkenan masuk kembali di salah satu posisi di lembaga partai atau tidak. Menurut saya, apakah Pak Amien Rais masuk atau berada di luar posisi di lembaga partai, dipastikan tidak akan menghilangkan magnet, ketokohan, rekam jejak sejarah, dan karisma beliau di publik. Menurut persepsi publik, personifikasi Pak Amien tidak dapat dipisahkan dari eksistensi PAN. Sampai kapan pun," ujar Yoga. (Baca Juga: Singkirkan Trah Amien Rais di Kepengurusan, PAN Diprediksi Pecah).
Karena itu, Yoga berharap kepada seluruh kader partai untuk merajut kembali kebersamaan. "Menjemput yang tertinggal, bergandengan tangan untuk kebesaran partai ke depan," tandasnya.
Bahkan di setiap hasil survei, PAN identik dengan Amien Rais dan begitupun sebaliknya. "Dan Bang Zul, Bang Hatta Rajasa, Mas Sutrisno Bachir itu murid dan santrinya Pak Amien. Sampai kapan pun Pak Amien tidak tergantikan," kata Yoga dalam siaran persnya, Kamis (12/3/2020).
Yoga menjelaskan, sejak Kongres II PAN di Semarang tahun 2005, Amien Rais tidak bersedia dipilih kembali menjadi Ketum PAN. Sejak itu posisi Amien sudah tidak lagi di posisi eksekutif partai, karena telah menjadi ketua Majelis Penasihat Partai DPP PAN periode 2005-2010 dan 2010-2015. Kemudian, sebagai Ketua Dewan Kehormatan DPP PAN periode 2015-2020. (Baca Juga: Tak Ada Nama Amien Rais Dalam Kepengurusan PAN Periode 2020-2025).
Menurut Yoga, ada persepsi yang salah atas pemahaman AD/ART PAN sehingga menimbulkan salah tafsir. Yang dimaksud Pengurus DPP PAN itu terdiri atas pengurus di 'lembaga eksekutif', di Majelis Penasihat Partai, dan di Lembaga Partai. Di Pasal 23 AD dan Pasal 52 ART PAN telah diatur tentang Lembaga Partai, yang terdiri dari Dewan Kehormatan, Dewan Pakar, Dewan Instruktur Perkaderan Nasional, dan lembaga partai lain yang memiliki fungsi dan tugas khusus. Sehingga, masih ada tempat bagi Amien jika memang dia bersedia.
"Saya tidak tahu apakah Pak Amien masih berkenan masuk kembali di salah satu posisi di lembaga partai atau tidak. Menurut saya, apakah Pak Amien Rais masuk atau berada di luar posisi di lembaga partai, dipastikan tidak akan menghilangkan magnet, ketokohan, rekam jejak sejarah, dan karisma beliau di publik. Menurut persepsi publik, personifikasi Pak Amien tidak dapat dipisahkan dari eksistensi PAN. Sampai kapan pun," ujar Yoga. (Baca Juga: Singkirkan Trah Amien Rais di Kepengurusan, PAN Diprediksi Pecah).
Karena itu, Yoga berharap kepada seluruh kader partai untuk merajut kembali kebersamaan. "Menjemput yang tertinggal, bergandengan tangan untuk kebesaran partai ke depan," tandasnya.
(zik)