BNPB Ingatkan Masyarakat Biasakan untuk Sadar Bencana
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengingatkan, masyarakat harus mulai membudayakan sadar bencana terutama di wilayah rawan potensi bencana.
"Saya berharap bahwa masyarakat yang hampir setiap tahun mengalami banjir, banjir bandang, dan tanah longsor ini setiap saat bisa melakukan evaluasi apa yang harus dilakukan. Karena bisa saja banjir itu turun di tempat kita. Masyarakat harus mulai sadar terhadap potensi bencana," ungkap Doni Monardo di Ruang Serbaguna Sutopo Purwo Nugrogo, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (11/2/2020).
"Katakanlah misalnya saya tinggal di suatu tempat di sekitar daerah Jatinegara misalnya, kemudian curah hujan yang sangat tinggi di wilayah Bogor dan sekitarnya, otomatis debit air yang sangat besar itu bisa masuk ke kawasan pemukiman terutama daerah yang setiap tahun tergenang karena posisi di daerah yang lebih rendah dari sungai," tambah Doni.
(Baca juga: BNPB Luncurkan Petabencana.id, Dipersembahkan untuk Sosok Inspiratif Ini)
Hal inilah, tegas Doni yang harus dievaluasi. "Jangan sampai air menggenai pemukiman masyarakat baru dievakuasi, sudah terlambat. Kalau toh dievakuasi pun butuh sarana angkut air, seperti perahu karet. Sementara kita juga terbatas dengan peralatan yang seperti ini," ucapnya.
"Nah, kedepan apabila sudah ada informasi, ada laporan yang dikirim oleh masyarakat di bagian hulu, harapannya di daerah yang rutin terjadi banjir jangan tunggu lagi pemberitahuan. Harus mulai ada kesadaran untuk mencari tempat yang lebih tinggi untuk sementara waktu, evakuasi sementara sifatnya," jelas Doni.
Doni mengatakan, tradisi seperti ini harus segera dibangun. Tanpa melibatkan masyarakat tidak mungkin pemerintah mengatasi bencana semua. Apalagi, kata Doni bahwa tenaga BNPB maupun BPBD terbatas.
"Tetapi peran serta masyarakat memberikan informasi sangat penting. Kemudian juga ketika sudah tahu bahwa aliran air-air ini deras di titik tertentu maka jangan lagi ada keengganan untuk keluar dari wilayah tersebut," ujarnya.
Menurut dia, biasanya masyarakat takut kehilangan harta benda. Kalau seperti ini dibiarkan konsekuensinya bisa terbawa arus, ini sangat berbahaya untuk keselamatan.
"Kita sangat berharap ketika ada kejadian bencana maka yang paling penting korban jiwa tidak boleh ada. Karena apa? Karena kewajiban kita semua, kewajiban pemerintah untuk melindungi rakyatnya. Salus populi suprema lex bahwa keselamatan rakyat itu adalah hukum tertinggi suatu negara," tegas Doni.
"Saya berharap bahwa masyarakat yang hampir setiap tahun mengalami banjir, banjir bandang, dan tanah longsor ini setiap saat bisa melakukan evaluasi apa yang harus dilakukan. Karena bisa saja banjir itu turun di tempat kita. Masyarakat harus mulai sadar terhadap potensi bencana," ungkap Doni Monardo di Ruang Serbaguna Sutopo Purwo Nugrogo, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (11/2/2020).
"Katakanlah misalnya saya tinggal di suatu tempat di sekitar daerah Jatinegara misalnya, kemudian curah hujan yang sangat tinggi di wilayah Bogor dan sekitarnya, otomatis debit air yang sangat besar itu bisa masuk ke kawasan pemukiman terutama daerah yang setiap tahun tergenang karena posisi di daerah yang lebih rendah dari sungai," tambah Doni.
(Baca juga: BNPB Luncurkan Petabencana.id, Dipersembahkan untuk Sosok Inspiratif Ini)
Hal inilah, tegas Doni yang harus dievaluasi. "Jangan sampai air menggenai pemukiman masyarakat baru dievakuasi, sudah terlambat. Kalau toh dievakuasi pun butuh sarana angkut air, seperti perahu karet. Sementara kita juga terbatas dengan peralatan yang seperti ini," ucapnya.
"Nah, kedepan apabila sudah ada informasi, ada laporan yang dikirim oleh masyarakat di bagian hulu, harapannya di daerah yang rutin terjadi banjir jangan tunggu lagi pemberitahuan. Harus mulai ada kesadaran untuk mencari tempat yang lebih tinggi untuk sementara waktu, evakuasi sementara sifatnya," jelas Doni.
Doni mengatakan, tradisi seperti ini harus segera dibangun. Tanpa melibatkan masyarakat tidak mungkin pemerintah mengatasi bencana semua. Apalagi, kata Doni bahwa tenaga BNPB maupun BPBD terbatas.
"Tetapi peran serta masyarakat memberikan informasi sangat penting. Kemudian juga ketika sudah tahu bahwa aliran air-air ini deras di titik tertentu maka jangan lagi ada keengganan untuk keluar dari wilayah tersebut," ujarnya.
Menurut dia, biasanya masyarakat takut kehilangan harta benda. Kalau seperti ini dibiarkan konsekuensinya bisa terbawa arus, ini sangat berbahaya untuk keselamatan.
"Kita sangat berharap ketika ada kejadian bencana maka yang paling penting korban jiwa tidak boleh ada. Karena apa? Karena kewajiban kita semua, kewajiban pemerintah untuk melindungi rakyatnya. Salus populi suprema lex bahwa keselamatan rakyat itu adalah hukum tertinggi suatu negara," tegas Doni.
(maf)