BNPB Ingatkan Masyarakat yang Tinggal di Daerah Rawan Bencana Waspada
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekeretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan menyebut beberapa faktor yang menjadi penyebab jumlah frekuensi bencana menurun dari tahun sebelumnya. Namun, terjadi peningkatan dampak bencana secara signifikan pada tahun 2021.
"Penduduk yang sudah tinggal di daerah rawan bencana, tak mungkin kemudian anaknya begitu lahir tinggal di tempat yang aman. Tetapi juga akan ikut di daerah rawan bencana ini yang kita lihat dari data statistik. Bagaimana penduduk yang tinggal di daerah rawan bencana setiap tahun meningkat," tambahnya.
Ketiga kata Lilik, data daya dukung lingkungan cenderung memperparah terjadinya bencana yang ada seperti lingkungan yang sudah mulai rusak, kualitas bangunan mulai rapuh, dan sebagainya.
Diberitakan sebelumnya, Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari membeberkan, kejadian bencana pada 2021 lebih sedikit dari tahun 2020. Namun, jumlah korban meninggal dunia, luka-luka, dan warga mengungsi meningkat.
"Melihat perbandingan jumlah bencana, bencana pada tahun 2021 ini lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Pada tahun lalu bencana berjumlah 4.649 kejadian, sedangkan pada tahun ini 3.092 atau turun 33,5 persen," kata Abdul dalam keterangan tertulis dikutip, Jumat (31/12/2021).
Namun kata Abdul, yang menjadi perhatian jumlah populasi yang meninggal dunia lebih tinggi. BNPB mencatat korban meninggal pada tahun ini sebanyak 665 jiwa, atau naik 76,9 persen.
Kenaikan tidak hanya pada jumlah korban jiwa tetapi juga korban luka-luka, warga terdampak dan mengungsi serta rumah rusak.
"Untuk itulah, pembelajaran dari rangkaian kejadian bencana diatas penting untuk dijadikan acuan bagi rencana kesiapsiagaan yang lebih baik di tahun-tahun ke depan," tutupnya.
"Penduduk yang sudah tinggal di daerah rawan bencana, tak mungkin kemudian anaknya begitu lahir tinggal di tempat yang aman. Tetapi juga akan ikut di daerah rawan bencana ini yang kita lihat dari data statistik. Bagaimana penduduk yang tinggal di daerah rawan bencana setiap tahun meningkat," tambahnya.
Ketiga kata Lilik, data daya dukung lingkungan cenderung memperparah terjadinya bencana yang ada seperti lingkungan yang sudah mulai rusak, kualitas bangunan mulai rapuh, dan sebagainya.
Diberitakan sebelumnya, Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari membeberkan, kejadian bencana pada 2021 lebih sedikit dari tahun 2020. Namun, jumlah korban meninggal dunia, luka-luka, dan warga mengungsi meningkat.
"Melihat perbandingan jumlah bencana, bencana pada tahun 2021 ini lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Pada tahun lalu bencana berjumlah 4.649 kejadian, sedangkan pada tahun ini 3.092 atau turun 33,5 persen," kata Abdul dalam keterangan tertulis dikutip, Jumat (31/12/2021).
Namun kata Abdul, yang menjadi perhatian jumlah populasi yang meninggal dunia lebih tinggi. BNPB mencatat korban meninggal pada tahun ini sebanyak 665 jiwa, atau naik 76,9 persen.
Kenaikan tidak hanya pada jumlah korban jiwa tetapi juga korban luka-luka, warga terdampak dan mengungsi serta rumah rusak.
"Untuk itulah, pembelajaran dari rangkaian kejadian bencana diatas penting untuk dijadikan acuan bagi rencana kesiapsiagaan yang lebih baik di tahun-tahun ke depan," tutupnya.
(maf)