Dari Pengusaha Kaya hingga Ulama, Ini Profil Singkat Penasihat Jokowi

Jum'at, 13 Desember 2019 - 21:55 WIB
Dari Pengusaha Kaya...
Dari Pengusaha Kaya hingga Ulama, Ini Profil Singkat Penasihat Jokowi
A A A
Sembilan tokoh telah dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Wantimpres bertugas memberikan masukan atau nasihat kepada Presiden terkait banyak hal, baik diminta maupun tidak. (Baca Juga: Jokowi Beberkan Alasan Pilih Sembilan Tokoh Jadi Wantimpres)

Wantimpres periode 2019-2024 diketuai oleh Wiranto yang sebelumnya menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).

1. Wiranto

Dikenal sebagai tokoh militer, Wiranto beberapa kali menempati posisi strategis dalam pemerintahan. Di era kepemimpinan Soeharto, dia menjabat sebagai Pengalima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), sebelum berganti nama menjadi TNI.

Di era Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mantan ajudan Soeharto ini dipercaya menduduki posisi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam).

Selain jabatan pemerintahan, dia beberapa kali maju dalam pemilihan presiden (pilpres). Pada Pilpres 2004, dia maju bersama Salahuddin Wahid. Namun pasangan ini tidak terpilih. Wiranto akhirnya membentuk Partai Hanura.

Lima tahun kemudian, dia kembali maju pilpres. Kali ini sebagai calon wakil presiden mendampingi Jusuf Kalla. Pada 2014, dia mencalonkan diri menjadi capres bersama Hary Tanoesoedibjo.

Wiranto kembali gagal terpilih. Pada 2019, partainya menyatakan dukungan kepada Jokowi-JK yang akhirnya membawanya menjadi Menko Polhukam.

Di ujung jabatannnya sebagai Menko Polhukam, Wiranto mengalami peristiwa tragis ditikam seseorang saat berkunjung ke Pandeglang, Banten yang membuatnya terpaksa menjalani peraatan di rumah sakit.

2. Sidharto Danusubroto

Politikus PDIP ini telah menjadi Wantimpres sejak 2015 silam. Pria kelahiran Banten ini pernah menjabat sebagai orang nomor satu di MPR menggantikan Taufiq Kiemas yang meninggal pada 2013. Sebelum terjun ke politik, pria kelahiran 11 Juni 1936 ini telah puluhan tahun berkarier di kepolisian.

Sidarto pernah menjadi Ajudan Presiden Soekarno pada 1967-1968. Di antaranya pernah menjabat Kapolres Tangerang hingga Kapolda Jawa Barat.

Setelah berhenti berkarier di kepolisian, dia terjun ke dunia politik. Sidarto terpilih menjadi anggota DPR (1999-2014) dan Ketua MPR (2013-2014).

3. Arifin Panigoro


Sosok ini dikenal sebagai pengusaha minyak. Pria berdarah Gorontalo ini merupakan pendiri dan pemilik MedcoEnergi, perusahaan besar yang bergerak di sektor pertambangan, minyak dan gas bumi swasta.

Meski sebagai pengusaha, Arifin memiliki kedekatan dengan banyak tokoh politik. Tidak heran jika akhirnya dia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Bahkan dia sempat duduk menjadi anggota DPR dari Fraksi PDIP.

Dianggap melanggar aturan partai, Arifin bersama 11 orang lainnya akhirnya dipecat dari PDIP. Pada tahun 2005, Arifin bersama para mantan kader PDIP membentuk Partai Demokrasi Pembaruan (PDIP).

Arifin pernah tercatat sebagai daftar orang terkaya di Indonesia pada 2016. Dengan kekayaannya sebesar USD475 juta, saat itu dia tercatat di peringkat 48 orang terkaya di dunia.

4. Agung Laksono


Sosoknya sangat melekat dengan Partai Golkar. Perjalanan kariernya dalam partai berlambang pohon beringin ini sangat panjang. Saat ini dia menjabat Ketua Dewan Pakar Partai Golkar.

Agung pernah beberapa kali menjabat menteri. Di era Soeharto, dia pernah ditunjuk menjadi Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.

Pada 1999-2004 masuk menjadi anggota DPR yang kemudian menjadi Ketua DPR menggantikan Akbar Tandjung. Di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agung dipercaya menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra).

Pria kelahiran Jawa Tengah ini juga pernah dua kali ditunjuk menjadi Pelaksana Tugas (Plt) menteri, yakni Pemuda dan Olahraga (Menpora) menggantikan posisi Andi Mallarangeng yang terjerat kasus korupsi dan Plt Menteri Agama yang saat itu ditinggalkan Suryadharma Ali.

5. Putri Kuswisnuwardhani

Namanya dikenal dalam industri kosmetika. Perempuan berusia 60 tahun itu adalah putri Mooryati Soedibyo.

Sejak tahun 2011, dia memimpin PT Mustika Ratu. Saat ini, peraih gelar Master of Business Administration (MBA) di National University, Inglewood, California ini menduduki posisi Presiden Direktur dan CEO Mustika Ratu.

Di bawah kepemimpinannya, Mustika Ratu semakin besar. Bahkan produknya telah diekspor ke banyak negara. Tidak hanya di Asia, tapi juga di kawasan Arab hingga Eropa. Atas usahanya, Mustika Ratu banyak meraih penghargaan bergengsi di tingkat internasional.

Tidak hanya memperluas pasar produknya, Putri juga memiliki komitmen membantu dan melindungi pasar domestik dari serbuan kosmetik impor yang tidak aman.

6. Dato Sri Tahir


Dia merupakan salah satu pengusaha sukses Tanah Air. Pria kelahiran Surabaya 67 tahun silam adalah pendiri Mayapada Group, holding company yang memiliki banyak unit usaha.

Pria yang lahir dengan nama Ang Tjoen Ming ini beberapa kali masuk dalam deretan orang terkaya di Indonesia. Globe Asia pada tahun 2019 menempatkannya sebagai orang nomor 10 terkaya di Indonesia dengan kekayaan sebesar Rp30,7 triliun.

Sosoknya dikenal sebagai pengusaha yang memiliki kepedulian terhadap kemanusiaan. Melalui Tahir Foundation dan h2H Foundation, dia mengucurkan triliunan rupiah dikucurkannya untuk kegiatan sosial.

Alumuns Nanyang University Singapura ini juga membangun sejumlah rumah sakit. Keinginannya membangun fasilitas rumah sakit untuk membantu masyarakat untuk mendapatkan akses kesehatan.

Namanya sempat menjadi perbincangan pada 2014. Pada saat itu, Tahir ditunjuk menjadi penasihat Panglima TNI. Salah satu alasannya untuk membantu kesejahteraan prajurit TNI.

7.Habib Luthfi bin Yahya


Pemilik nama Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya dikenal sebagai ulama kharismatik. Dia lahir di Pekalongan, 72 tahun silam.

Pada April lalu, pemimpin majelis Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (Jatman) ini terpilih sebagai pemimpin Forum Ulama Sufi Sedunia atau Al Muntada' Sufi Al 'Alami.

Ulama yang pernah mondok di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara ini terpilih secara aklamasi dalam Konferensi Ulama Sufi Internasional di Pekalongan, Jawa Tengah.

Nama anggota Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini juga pernah masuk dalam 50 tokoh Islam paling berpengaruh versi The Royal Islamic Strategic Studies Centre.

Dengan kharisma yang dimilikinya, Habib Luthfi bin Yanya disegani banyak orang. Tidak sedikit elite politik yang sowan kepadanya.

8.Soekarwo


Soekarwo adalah mantan Gubernur Jawa Timur dua periode. Pria yang biasa disapa Pakde Karwo ini mengawali kariernya sebagai pegawai negeri sipil.

Lulusan sarjana hukum Universitas Airlangga Surabaya ini pernah menjabat Kepala Dinas Pendapatan (Kadispenda) Provinsi Jawa Timur dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (2003–2008).

Pada masa kepemimpinannya, pembangunan infrastruktur di Jawa Timur mengalami peningkatan. Antara lain Jembatan Suramadu, Pelabuhan Teluk Lamong, Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya. Pertumbuhan ekonomi di provinsi itu juga tinggi, yakni 7,3%.

Di dunia politik, Soekarwo pernah menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur. Kariernya politiknya menanjak hingga dia masuk sebagai anggota Majelis Tinggi dalam kepengurusan DPP Partai Demokrat periode 2015-2020.

Namun pada Agustus lalu, dia memutuskan mundur dari partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono itu karena menjabat Komisaris Utama PT Semen Indonesia.

9. Mardiono Bakar


Dia dikenal sebagai politikus dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Jabatan terakhir di partai berlambang kakbah itu adalah wakil ketua umum.

Tidak hanya sebagai politikus, pria asal Banten yang juga dikenal sebagai pengusaha ini juga disebut-sebut berpeluang menjadi ketua umum PPP pada Muktamar IX PPP mendatang.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1143 seconds (0.1#10.140)