Yenni Wahid Puji Komitmen Toleransi di Oman

Rabu, 04 Desember 2019 - 14:48 WIB
Yenni Wahid Puji Komitmen Toleransi di Oman
Yenni Wahid Puji Komitmen Toleransi di Oman
A A A
JAKARTA - Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid memuji komitmen Pemerintahan Oman dalam mengedepankan perdamaian dan toleransi di negara kesultanan tersebut.

Komitmen itu akan menjadi sumbangsih besar bagi terciptanya perdamaian kawasan maupun dunia. (Baca juga: Yenny Wahid: Perempuan Pendeteksi Dini Konflik Kekerasan)

"Kami sangat menghargai upaya Kesultanan di bawah kepemimpinan Yang Mulia Sultan Qaboos bin Said dalam mempromosikan perdamaian. Hidup aman, berdampingan secara damai di antara warga masyarakat yang beragam. Juga dalam menyebarkan budaya toleransi dan harmoni," ujar Yenny Wahid dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/12/2019).

Yenny Wahid berkunjung ke Oman untuk menghadiri simposium tentang Pengembangan Ilmu Fikih. Putri Gus Dur tersebut juga mendapat kesempatan bertemu dan berdialog dengan raja setempat dan perwakilan pemuda di Muskat, ibu kota Oman.

Yenny menambahkan, banyak negara mengklaim telah merangkul nilai-nilai perdamaian dan toleransi. Namun tidak lebih dari propaganda. "Kasus di Oman sangat berbeda. Kesultanan benar-benar terlibat dalam mempromosikan perdamaian dan toleransi sebagai nilai yang berasal dari kepribadian unik masyarakatnya," tuturnya.

Selama berada di Oman, Yenny juga mengunjungi beberapa tempat penting seperti Masjid Agung Sultan Qaboos, Gedung Opera Royal, dan sejumlah landmark terkenal Oman yang mencerminkan kedalaman budaya negeri di belahan tenggara Semenanjung Arab itu.

Sementara, saat bertemu kalangan pemuda, Yenny membawa pesan tentang pentingnya toleransi dalam kehidupan, juga pentingnya dialog antar-peradaban. Ia mencontohkan Indonesia, di mana toleransi juga dijaga dengan kuat oleh masyarakat. (Baca juga: Sekjen Protestant Church in The Netherlands Kunjungi FKUB Sulteng)

"Kami di Indonesia berusaha hidup dalam toleransi dan harmoni satu sama lain. Kami memiliki lebih dari 300 bahasa dan dialek, tetapi rakyat dipersatukan oleh bahasa Indonesia dan hidup damai di bawah identitas keindonesiaan," pungkas Yenny.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5878 seconds (0.1#10.140)