Wahid Foundation Luncurkan Modul Panduan Soal Toleransi dan Perdamaian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wahid Foundation melakukan terobosan konkret dengan meluncurkan Modul Panduan Kontra Narasi dan Narasi Alternatif Toleransi dan Perdamaian. Hal ini sebagai sebuah ikhtiar tanpa henti untuk membumikan toleransi dan perdamaian.
Direktur Eksekutif Wahid Foundation Mujtaba Hamdi mewakili Yenny Wahid mengatakan terobosan ini dilakukan agar masyarakat memiliki semacam guidance terkait bagaimana mengenali narasi intoleransi dan ekstremisme kekerasan dan strategi melemahkan pengaruhnya dengan kontra narasi dan narasi alternatif. Menurutnya, temuan penelitian yang menjadi basis ilmiah penyusunan panduan ini.
"Dalam temuan riset kami narasi intoleransi dan ekstremisme kekerasan (VE) intens sekali disebarkan bahkan ke seluruh kategori usia termasuk anak-anak TK. Kami juga menemukan narasi pembelahan di masyarakat dari warisan politik elektoral, narasi anti NKRI serta narasi subordinasi perempuan atas dasar ideologi. Maka dari itu kami berpikir masyarakat perlu panduan bagaimana melawan intoleransi atas dasar itu terciptalah karya ini," ujar Mujtaba dalam sambutannya bertempat di Hotel Mercure, Jakarta, Selasa (30/11/2021).
Menangkap semangat tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai lembaga pemerintahan yang memegang amanat pencegahan dan penanganan tindakan ekstremisme kekerasan mengarah pada terorisme memberikan dukungan atas peluncuran panduan ini.
Kasubdit Kontra Propaganda BNPT Kolonel Sudjatmiko mengutarakan apresiasi atas temuan penelitian Wahid Foundation ini. Bahkan pihaknya menimbang data temuan ini penting dalam merumuskan upaya mewujudkan perdamaian oleh pemerintah.
"Kelompok intoleran sering menjadikan isu trending nasional untuk mengkampanyekan narasi mereka, maka perlu memahami bagaimana menangkal pengaruh narasi mereka. Apa yang dilakukan oleh Wahid Foundation melalui panduan ini sudah sejalan dengan program kontra propaganda yang dilakukan BNPT. Maka dari itu kami apresiasi sekali inisasi panduan oleh Wahid Foundation," ujarnya.
"Semoga kita yang mayoritas lebih berani tampil menyuarakan perdamaian. Kami secara khusus akan mendorong penggunaan panduan ini oleh pemerintah daerah di seluruh negeri agar masyarakat kita resilien terhadap konten-konten intoleransi dan ekstremisme kekerasan," imbuhnya.
Panduan tersebut disusun berdasarkan studi pemetaan narasi yang dilakukan bersama dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial Politik (LPPSP) FISIP Universitas Indonesia (2020) dan serangkaian FGD dan workshop dengan para ahli lintas iman dan bidang, baik dari pemerintah daerah hingga organisasi masyarakat sipil sepanjang Mei-Agustus 2021.
Peluncuran modul ini dihadiri oleh kementerian yang tergabung dalam sekretariat bersama implementasi Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ekstremisme Kekerasan (RAN PE), perwakilan organisasi masyarakat, tokoh agama, dan pemuda juga sejumlah influencer seperti Habib Husen Hadar dan Kalis Mardiasih.
Pada peluncuran buku panduan, hadir pula Institut Humor Indonesia Kini (Ihik3) yang berbagi informasi bagaimana humor juga bisa menjadi modal budaya yang dapat dipergunakan untuk mengkampanyekan toleransi dan perdamaian seperti yang kerap dilakukan oleh Almarhum Gus Dur.
Direktur Eksekutif Wahid Foundation Mujtaba Hamdi mewakili Yenny Wahid mengatakan terobosan ini dilakukan agar masyarakat memiliki semacam guidance terkait bagaimana mengenali narasi intoleransi dan ekstremisme kekerasan dan strategi melemahkan pengaruhnya dengan kontra narasi dan narasi alternatif. Menurutnya, temuan penelitian yang menjadi basis ilmiah penyusunan panduan ini.
"Dalam temuan riset kami narasi intoleransi dan ekstremisme kekerasan (VE) intens sekali disebarkan bahkan ke seluruh kategori usia termasuk anak-anak TK. Kami juga menemukan narasi pembelahan di masyarakat dari warisan politik elektoral, narasi anti NKRI serta narasi subordinasi perempuan atas dasar ideologi. Maka dari itu kami berpikir masyarakat perlu panduan bagaimana melawan intoleransi atas dasar itu terciptalah karya ini," ujar Mujtaba dalam sambutannya bertempat di Hotel Mercure, Jakarta, Selasa (30/11/2021).
Menangkap semangat tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai lembaga pemerintahan yang memegang amanat pencegahan dan penanganan tindakan ekstremisme kekerasan mengarah pada terorisme memberikan dukungan atas peluncuran panduan ini.
Kasubdit Kontra Propaganda BNPT Kolonel Sudjatmiko mengutarakan apresiasi atas temuan penelitian Wahid Foundation ini. Bahkan pihaknya menimbang data temuan ini penting dalam merumuskan upaya mewujudkan perdamaian oleh pemerintah.
"Kelompok intoleran sering menjadikan isu trending nasional untuk mengkampanyekan narasi mereka, maka perlu memahami bagaimana menangkal pengaruh narasi mereka. Apa yang dilakukan oleh Wahid Foundation melalui panduan ini sudah sejalan dengan program kontra propaganda yang dilakukan BNPT. Maka dari itu kami apresiasi sekali inisasi panduan oleh Wahid Foundation," ujarnya.
"Semoga kita yang mayoritas lebih berani tampil menyuarakan perdamaian. Kami secara khusus akan mendorong penggunaan panduan ini oleh pemerintah daerah di seluruh negeri agar masyarakat kita resilien terhadap konten-konten intoleransi dan ekstremisme kekerasan," imbuhnya.
Panduan tersebut disusun berdasarkan studi pemetaan narasi yang dilakukan bersama dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial Politik (LPPSP) FISIP Universitas Indonesia (2020) dan serangkaian FGD dan workshop dengan para ahli lintas iman dan bidang, baik dari pemerintah daerah hingga organisasi masyarakat sipil sepanjang Mei-Agustus 2021.
Peluncuran modul ini dihadiri oleh kementerian yang tergabung dalam sekretariat bersama implementasi Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ekstremisme Kekerasan (RAN PE), perwakilan organisasi masyarakat, tokoh agama, dan pemuda juga sejumlah influencer seperti Habib Husen Hadar dan Kalis Mardiasih.
Pada peluncuran buku panduan, hadir pula Institut Humor Indonesia Kini (Ihik3) yang berbagi informasi bagaimana humor juga bisa menjadi modal budaya yang dapat dipergunakan untuk mengkampanyekan toleransi dan perdamaian seperti yang kerap dilakukan oleh Almarhum Gus Dur.
(kri)