Inovasi sebagai Budaya

Jum'at, 15 November 2019 - 08:21 WIB
Inovasi sebagai Budaya
Inovasi sebagai Budaya
A A A
Nadjamuddin Ramly
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud RI

PERHELATAN akbar Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) berlangsung sukses pada 7–13 Oktober 2019. Acara ini akbar karena menampilkan 245 pergelaran berupa kompetisi permainan rakyat dan karya budaya, lokakarya warisan budaya, pameran budaya, konferensi kebudayaan, pertunjukan, serta pawai budaya Parade Kedigdayaan Indonesia.

Di dalamnya juga berlangsung penyerahan 267 Lembar Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, dan pemberian Anugerah Kebudayaan Indonesia baik dari Presiden RI maupun Mendikbud RI kepada para budayawan Indonesia, baik remaja maupun sepuh serta kategori perseorangan asing.

PKN telah sukses merangkai kerja-kerja gotong-royong besar. Ini melibatkan 453 panitia, 379 pemandu pameran, 3.265 pengisi acara, 4.324 peserta pawai budaya, 31 seniman dan musisi, 400 petugas kebersihan, 93 petugas keamanan, dan 234 sukarelawan. Tercatat, 203.245 pengunjung hadir selama PKN 2019.

Para pekerja budaya tersebut mengerahkan segenap inovasi untuk menyukseskan gelar budaya yang mencakup 10 kompetisi, 36 sesi konferensi, 125 tampilan pertunjukan, 27 pameran, 10 lokakarya budaya, 50 menu kuliner tradisional, 13 demo kuliner nusantara, dan melibatkan 58 sanggar. Mereka juga melayani 9.356 tamu undangan.

Bukan hanya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), juga sejumlah kementerian lain yang terlibat di dalamnya. Ribuan budayawan dan maestro bergotong royong menyukseskannya. Aktor Slamet Rahardjo Djarot, misalnya, menyumbangkan monolog pada acara pembukaan dengan membacakan puisi tentang keindonesiaan yang perlu dirawat dan dijaga.

Sementara itu, penyanyi pop rock Oppie Andaresta mensyukuri pelaksanaan PKN 2019 dengan kata-kata puja-puji selangit. "Sangat kreatif dan inovatif, beda dari tampilan acara-acara kebudayaan di mana pun yang pernah digelar di negeri ini," katanya di atas panggung, langsung di hadapan Hilmar Farid, direktur jenderal kebudayaan Kemendikbud, penanggung jawab PKN.

Inovasi menjadi salah satu kata kunci kesuksesan pelaksanaan PKN yang diadakan untuk pertama kalinya di Tanah Air ini. Dari desain logo PKN, ruang pamer, tata panggung, setting lingkungan, tampilan berbagai flyer bahan komunikasi media sosial, hingga kostum dan gerak ribuan penari, semuanya dipersiapkan dengan mengerahkan seluruh inovasi yang ada.

Itu sejalan dengan sikap Presiden Jokowi dalam pidato seusai pelantikannya sebagai presiden periode 2019–2024, sepekan setelah PKN. Dia berbicara tentang pentingnya inovasi, ketika dalam pidatonya dia mencanangkan target Indonesia menjadi negara maju pada 2045 dengan pendapatan menurut hitung-hitungan Rp320 juta per kapita per tahun.

Menurut Presiden, target tersebut sangat masuk akal dan mungkin dicapai. Namun, semua itu tidak datang otomatis dan mudah. Kita harus bekerja keras, cepat, dan produktif. Kita harus terus mengembangkan cara-cara dan nilai-nilai baru, tidak terjebak dalam rutinitas monoton. Bagi Presiden, seharusnya inovasi bukan hanya pengetahuan. Inovasi adalah budaya.

Betul, inovasi adalah bagian dari kebudayaan, persis seperti dikatakan Homer Barnett (1953). Baginya, inovasi berarti setiap pemikiran, tingkah laku, atau hal baru karena ia secara kualitatif berbeda dari bentuknya yang ada. Sementara kebudayaan secara sederhana digambarkannya sebagai suatu cara berpikir, merasakan, dan meyakini dari suatu masyarakat.

Inovasi juga dimaknai sebagai proses meningkatkan dan mengembangkan hal baru pada produk, proses, material, atau jasa, yang berbeda dari kondisi sebelumnya (Tidd dkk, 2005). Inovasi juga diartikan bagaimana suatu organisasi membuat nilai dengan mengembangkan pengetahuan baru atau menggunakan pengetahuan yang sudah ada lewat cara baru (Jamrog dkk, 2006).

Dalam segala pengertiannya inilah, inovasi hadir di berbagai aspek Pekan Kebudayaan Nasional 2019. Misalnya sebut saja sosialisasinya. Informasi mengenai PKN gencar disebarkan via media sosial, sesuai kecenderungan masyarakat yang sekitar 7% lebih suka memanfaatkan media ini. Mereka pun mendaftar sebagai peserta atau pengunjung via daring.

Ratusan ribu pengunjung hadir dalam PKN 2019. Tiba di pintu masuk Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, tempat perhelatan berlangsung, mereka menemui berbagai kemeriahan dan kegembiraan yang tiada hentinya, di lingkungan yang ditata indah dan bersih. Berbagai atraksi budaya tampil dalam kemasan inovatif yang sesuai konsumsi kalangan milenial.

Masuk ke dalam Gedung Istora, para pengunjung bisa belajar apa pun tentang segala rupa dan jenis budaya Indonesia. Mereka bisa memahami warisan budaya kita, bukan hanya dari pameran dan pentas budaya, melainkan juga dari forum-forum diskusi dan konferensi yang menampilkan ratusan narasumber.

Namun, harapan Presiden, inovasi tidak berhenti hanya sebagai pengetahuan seperti halnya pengunjung menikmati karya-karya budaya inovasi baru. Presiden justru berharap inovasi menjadi budaya dalam kerja-kerja kita, agar target Indonesia menjadi negara maju, agar masuk lima besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen pada 2045 benar-benar bisa tercapai.

PKN juga sudah dirancang dapat mendorong ke arah itu, bahkan hingga tingkat desa. Terdapat delapan desa, yang diangkat di PKN menjadi model desa maju berkat pembudayaan inovasi. Para warga merencanakan pembangunan desa berbasis kebudayaan, mengembangkan nilai ekspresi dan praktik kebudayaan, serta mendorong pengarusutamaan kebudayaan di tingkat desa.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9975 seconds (0.1#10.140)