Cetak SDM Unggul, Tripatra Gelar Engineering Camp
A
A
A
JAKARTA - Menyadari pentingnya sumber daya manusia (SDM) yang unggul, PT Tripatra Engineers and Constructors (TRIPATRA), perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa teknik, pengadaan, dan konstruksi (EPC), menggelar kegiatan Engineering Camp TRIPATRA untuk para siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di sekitar wilayah operasi TRIPATRA di kawasan Tangerang Selatan, pada 1-3 Oktober lalu.
Presiden Direktur PT Tripatra Engineers and Constructors (TRIPATRA), Dhira Nandana mengatakan, kegiatan Engineering Camp TRIPATRA tersebut bertujuan untuk memperkenalkan pendekatan pembelajaran interdisiplin Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) kepada para siswa SMP di sekitar wilayah operasi TRIPATRA.
"Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa teknik, pengadaan, dan konstruksi (EPC), kekuatan kami adalah di SDM yang unggul dalam penguasaan teknik keinsinyuran dan tentunya di masa depan kami tetap membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teknik," kata Dhira, di Jakarta, kemarin.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang unggul, khususnya di bidang teknik keinsinyuran (engineering).
"Oleh karena itu, melalui kegiatan Engineering Camp TRIPATRA ini, kami berinisiatif untuk mulai memperkenalkan dunia engineering kepada para siswa sejak tingkat sekolah menengah pertama, supaya menumbuhkan minat dan punya keinginan lebih luas untuk berkarya ataupun memiliki keinginan berkembang lebih jauh di bidang Teknik,” bebernya.
Ketersediaan ahli-ahli keteknikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mampu mengoptimalkan beragam potensi sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Berdasarkan data UNESCO Institute For Statistic, Indonesia menduduki urutan keenam negara yang menghasilkan lulusan teknik terbanyak di setiap tahunnya, yaitu sekitar sekitar 140.169.
Namun, peringkat tersebut berbanding terbalik dengan ketersediaan profesi insinyur, di mana proporsi insinyur terhadap total penduduk Indonesia masih sangat sedikit. Indonesia berpotensi mengalami kekurangan sebanyak 280 ribu insinyur dalam lima tahun ke depan. Bahkan, berpeluang kekurangan 650 ribu insinyur dalam 10 tahun ke depan.
Selain itu, menurut data ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO), dari total 750.000 insinyur yang ada di Indonesia, hanya sekitar 9.000 orang saja yang bekerja sebagai insinyur profesional. Hal ini penting menjadi perhatian bersama, mengingat peran sentral profesi berbasis keteknikan menjadi salah satu peluang pembangunan negara kita agar menjadi lebih maju.
Menurut Dhira Nandana, percepatan pembangunan nasional membutuhkan ahli-ahli di bidang keteknikan yang andal dan berkualitas. Maka, sudah selayaknya pembangunan Indonesia dapat dilakukan oleh ahli-ahli keteknikan anak bangsa. Ke depannya, lanjut dia, Indonesia masih sangat membutuhkan keterlibatan banyak insinyur-insinyur yang berkualitas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan bangsa.
"Oleh karena itu, di usianya yang ke-46 tahun ini, Tripatra terus berkomitmen mendukung pemerintah dalam pengembangan sains dan ilmu keteknikan sebagai kunci dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa, serta mempersiapkan generasi unggul yang siap membangun negara,” tambahnya.
Dalam kegiatan Engineering Camp TRIPATRA yang berlangsung selama 3 (tiga) hari itu, Tripatra mengundang 50 siswa dari 10 SMP Negeri dan Swasta di sekitar wilayang Tangerang Selatan. Sekolah-sekola itu antara lain SMP Negeri 5 Tangerang Selatan, SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan, SMP Negeri 12 Tangerang Selatan, SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan, SMP Negeri 14 Tangerang Selatan, SMP PGRI 371 Pondok Aren, SMP Dahlia, SMP Parigi, SMP Wijaya Kusuma dan SMP Yadika 6.
Selama program berlangsung, para siswa diperkenalkan teori dan praktik terkait engineering dengan metode STEM serta diajak untuk ikut terlibat dalam berbagai eksperimen, yaitu pembuatan dan coding robotic untuk mendukung kegiatan engineering, pembuatan dan pemanfaatan solar panel sebagai, salah satu energi terbarukan.
Para siswa juga mempresentasikan tugas tentang energi terbarukan yang mereka bangun di hadapan para panelis. Kegiatan Engineering Camp itu sendiri diselenggarakan dalam rangkaian HUT ke-46 Tripatra.
"Di mana kami ingin memberikan program yang bermanfaat bagi komunitas sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat menumbuhkan minat di bidang teknik serta menambah pengetahuan melalui metode STEM bagi para siswa, sehingga termotivasi untuk melanjutkan minat mereka di bidang keinsinyuran".
Selain itu, tambahnya, para siswa yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini diharapkan dapat menularkan informasi edukasi yang sudah diperoleh kepada siswa lain di sekolah mereka masing-masing.
“Hal ini sesuai dengan tujuan pengembangan bisnis perusahaan, agar secara jangka panjang Tripatra dapat memberikan nilai tambah yang optimal dan berkelanjutan untuk seluruh pemangku kepentingan, juga berkontribusi lebih besar kepada pembangunan Indonesia serta meningkatkan sumber daya manusia yang unggul di bidang teknik keinsinyuran,” tutup Dhira Nandana.
Tripatra, sejak berdirinya pada tahun 1973, telah memainkan peran penting dalam menyediakan jasa rekayasa energi, yang terdiri dari EPC, operasi & pemeliharaan, dan bisnis logistik. Pada tahun 2007 Tripatra bergabung bersama PT Indika Energy Tbk, menyediakan solusi energi terintegrasi melalui diversifikasi investasi dalam bidang sumber daya energi, jasa energi dan infrastruktur energi melalui investasi strategis.
Presiden Direktur PT Tripatra Engineers and Constructors (TRIPATRA), Dhira Nandana mengatakan, kegiatan Engineering Camp TRIPATRA tersebut bertujuan untuk memperkenalkan pendekatan pembelajaran interdisiplin Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) kepada para siswa SMP di sekitar wilayah operasi TRIPATRA.
"Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa teknik, pengadaan, dan konstruksi (EPC), kekuatan kami adalah di SDM yang unggul dalam penguasaan teknik keinsinyuran dan tentunya di masa depan kami tetap membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teknik," kata Dhira, di Jakarta, kemarin.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang unggul, khususnya di bidang teknik keinsinyuran (engineering).
"Oleh karena itu, melalui kegiatan Engineering Camp TRIPATRA ini, kami berinisiatif untuk mulai memperkenalkan dunia engineering kepada para siswa sejak tingkat sekolah menengah pertama, supaya menumbuhkan minat dan punya keinginan lebih luas untuk berkarya ataupun memiliki keinginan berkembang lebih jauh di bidang Teknik,” bebernya.
Ketersediaan ahli-ahli keteknikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mampu mengoptimalkan beragam potensi sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Berdasarkan data UNESCO Institute For Statistic, Indonesia menduduki urutan keenam negara yang menghasilkan lulusan teknik terbanyak di setiap tahunnya, yaitu sekitar sekitar 140.169.
Namun, peringkat tersebut berbanding terbalik dengan ketersediaan profesi insinyur, di mana proporsi insinyur terhadap total penduduk Indonesia masih sangat sedikit. Indonesia berpotensi mengalami kekurangan sebanyak 280 ribu insinyur dalam lima tahun ke depan. Bahkan, berpeluang kekurangan 650 ribu insinyur dalam 10 tahun ke depan.
Selain itu, menurut data ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO), dari total 750.000 insinyur yang ada di Indonesia, hanya sekitar 9.000 orang saja yang bekerja sebagai insinyur profesional. Hal ini penting menjadi perhatian bersama, mengingat peran sentral profesi berbasis keteknikan menjadi salah satu peluang pembangunan negara kita agar menjadi lebih maju.
Menurut Dhira Nandana, percepatan pembangunan nasional membutuhkan ahli-ahli di bidang keteknikan yang andal dan berkualitas. Maka, sudah selayaknya pembangunan Indonesia dapat dilakukan oleh ahli-ahli keteknikan anak bangsa. Ke depannya, lanjut dia, Indonesia masih sangat membutuhkan keterlibatan banyak insinyur-insinyur yang berkualitas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan bangsa.
"Oleh karena itu, di usianya yang ke-46 tahun ini, Tripatra terus berkomitmen mendukung pemerintah dalam pengembangan sains dan ilmu keteknikan sebagai kunci dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa, serta mempersiapkan generasi unggul yang siap membangun negara,” tambahnya.
Dalam kegiatan Engineering Camp TRIPATRA yang berlangsung selama 3 (tiga) hari itu, Tripatra mengundang 50 siswa dari 10 SMP Negeri dan Swasta di sekitar wilayang Tangerang Selatan. Sekolah-sekola itu antara lain SMP Negeri 5 Tangerang Selatan, SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan, SMP Negeri 12 Tangerang Selatan, SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan, SMP Negeri 14 Tangerang Selatan, SMP PGRI 371 Pondok Aren, SMP Dahlia, SMP Parigi, SMP Wijaya Kusuma dan SMP Yadika 6.
Selama program berlangsung, para siswa diperkenalkan teori dan praktik terkait engineering dengan metode STEM serta diajak untuk ikut terlibat dalam berbagai eksperimen, yaitu pembuatan dan coding robotic untuk mendukung kegiatan engineering, pembuatan dan pemanfaatan solar panel sebagai, salah satu energi terbarukan.
Para siswa juga mempresentasikan tugas tentang energi terbarukan yang mereka bangun di hadapan para panelis. Kegiatan Engineering Camp itu sendiri diselenggarakan dalam rangkaian HUT ke-46 Tripatra.
"Di mana kami ingin memberikan program yang bermanfaat bagi komunitas sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat menumbuhkan minat di bidang teknik serta menambah pengetahuan melalui metode STEM bagi para siswa, sehingga termotivasi untuk melanjutkan minat mereka di bidang keinsinyuran".
Selain itu, tambahnya, para siswa yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini diharapkan dapat menularkan informasi edukasi yang sudah diperoleh kepada siswa lain di sekolah mereka masing-masing.
“Hal ini sesuai dengan tujuan pengembangan bisnis perusahaan, agar secara jangka panjang Tripatra dapat memberikan nilai tambah yang optimal dan berkelanjutan untuk seluruh pemangku kepentingan, juga berkontribusi lebih besar kepada pembangunan Indonesia serta meningkatkan sumber daya manusia yang unggul di bidang teknik keinsinyuran,” tutup Dhira Nandana.
Tripatra, sejak berdirinya pada tahun 1973, telah memainkan peran penting dalam menyediakan jasa rekayasa energi, yang terdiri dari EPC, operasi & pemeliharaan, dan bisnis logistik. Pada tahun 2007 Tripatra bergabung bersama PT Indika Energy Tbk, menyediakan solusi energi terintegrasi melalui diversifikasi investasi dalam bidang sumber daya energi, jasa energi dan infrastruktur energi melalui investasi strategis.
(don)