Publik Diminta Jangan Percaya Susunan Kabinet Jokowi di Medsos
A
A
A
JAKARTA - Sekjen DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Ahmad Rofiq meminta masyarakat jangan percaya begitu saja terkait susunan kabinet pemerintahan Jokowi yang banyak beredar menjelang pelantikan 20 Oktober mendatang.
Rofiq meyakini, susunan kabinet yang kerap beredar di masyarakat bukan berasal dari sumber terpercaya seperti langsung dari Presiden. Sebab, hingga sampai saat ini, Jokowi belum bertemu dengan pimpinan partai koalisi untuk membahas finalisasi komposisi kabinet.
"Karena tidak mungkin dokumen rahasia disosialisasikan seperti ini (beredar luas ke masyarakat). Menurut saya ini hoaks," kata Rofiq saat dihubungi SINDOnews, Senin (14/10/2019).
Senada, politikus Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago juga meminta masyarakat tak mempercayai begitu saja pesan atau susunan kabinet yang beredar selama ini.
Kata mantan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-KH. Ma'ruf Amin ini, meski dirinya dirumorkan masuk kabinet, namun dia merasa informasi itu tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
"Itu tidak benar. Saya merasa malu menanggapi banyaknya harapan dan ucapan selamat baik dari masyarakat dan media. Saya sungguh tidak tahu itu bersumber dari mana," ujar Irma.
Rofiq meyakini, susunan kabinet yang kerap beredar di masyarakat bukan berasal dari sumber terpercaya seperti langsung dari Presiden. Sebab, hingga sampai saat ini, Jokowi belum bertemu dengan pimpinan partai koalisi untuk membahas finalisasi komposisi kabinet.
"Karena tidak mungkin dokumen rahasia disosialisasikan seperti ini (beredar luas ke masyarakat). Menurut saya ini hoaks," kata Rofiq saat dihubungi SINDOnews, Senin (14/10/2019).
Senada, politikus Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago juga meminta masyarakat tak mempercayai begitu saja pesan atau susunan kabinet yang beredar selama ini.
Kata mantan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-KH. Ma'ruf Amin ini, meski dirinya dirumorkan masuk kabinet, namun dia merasa informasi itu tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
"Itu tidak benar. Saya merasa malu menanggapi banyaknya harapan dan ucapan selamat baik dari masyarakat dan media. Saya sungguh tidak tahu itu bersumber dari mana," ujar Irma.
(cip)