Diplomasi Parlemen Dinilai Penting dalam Kerja Sama Eropa-Asia
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon atas nama parlemen Indonesia menyampaikan pidato dalam Sidang The Meeting of Speakers of Eurasian Countries Parliaments (MSEAP) ke-4 yang berlangsung di gedung Palace of Independence, Nur-Sultan, Kazakhstan, Selasa 24 September 2019.
Sidang MSEAP kali ini diikuti oleh delegasi dari 59 negara serta 13 organisasi internasional.
Pertemuan MSEAP mengambil tema Greater Eurasia: Dialog. Kepercayaan. Kemitraan. Menurut dia, Eurasia kian berkembang menjadi realitas geopolitik penting.
"Melalui MSEAP negara-negara Eropa dan Asia seharusnya bisa merumuskan kerja sama dan interaksi yang dalam lagi. Di tengah-tengah konflik dan krisis global, negara-negara Eurasia bisa mengajukan pendekatan yang lebih kooperatif terhadap politik dunia, stabilitas global dan kemakmuran ekonomi regional," kata Fadli dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (26/9/2019).
Menurut dia, Indonesia berkomitmen memperkuat geopolitik perdamaian dan stabilitas global dengan jalan mempromosikan dialog dan penyelesaian konflik.
"Saya menyampaikan Eurasia harus kian mengintegrasikan kegiatan ekonomi di kawasan melalui jalan kemitraan. Sebab, pembangunan ekonomi sejak dulu merupakan kunci untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas, dua isu yang juga jadi perhatian negara-negara Eurasia," tuturnya.
Daerah perbatasan Eurasia, misalnya, hingga kini masih menyembunyikan banyak sekali sengketa, termasuk konflik ideologis. Ini juga menjelaskan kenapa terorisme dan ekstremisme di perbatasan Eurasia masih ada. Dari sudut pandang ini, parlemen Indonesia mengharapkan Eurasia menjadi platform kerja sama regional dengan model kemitraan baru.
Menurut Fadli, tantangan lain yang dihadapi kawasan Eurasia terkait agenda Sustainable Development Goals (SDGs).
Dia menilai kerja sama regional merupakan instrumen penting untuk memperkuat dan mencapai SDGs. Indonesia, yang menjadi inisiator Forum Parlemen Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan (World Parliamentary Forum for Sustainable Development/WPFSD).
"Sekaligus menjadi tuan rumahnya tiga kali berturut-turut, yaitu 2017, 2018, dan 2019, tentunya menaruh harapan besar pada MSEAP. Indonesia berharap MSEAP bisa menjadi forum bagi SDGs di wilayah Eurasia," tutur Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) telah menandatangani memorandum kerja sama untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, terutama perdagangan dan investasi. Ini menunjukkan hubungan perdagangan dan ekonomi antara negara-negara EAEU dan Indonesia berkembang kian cepat. Saat ini Indonesia adalah mitra dagang EAEU terbesar keempat di ASEAN.
"MSEAP merupakan cermin pentingnya diplomasi parlemen. Kerja sama parlemen kian memainkan peran besar dalam membangun kerjasama ekonomi, perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan. Itu sebanya kerja sama parlemen negara-negara Eurasia harus terus dijaga, bahkan diteruskan dengan kian mempererat interaksi antar-warga di kawasan Eurasia," tuturnya.
Menurut dia, interaksi orang dengan orang adalah kunci untuk meningkatkan pemahaman antara Eropa dengan Asia.
"Saya menyambut baik dukungannya agar pemerintah Kazakhstan memberlakukan kebijakan bebas visa bagi warga Indonesia. Kebijakan resiprokal semacam ini penting untuk meningkatkan interaksi antara warga kedua negara, sehingga meningkatkan pemahaman dan pengetahuan warga Eurasia mengenai masyarakat, budaya, dan nilai-nilai yang menghidupi tetangga mereka," tuturnya.
Dalam pidato, Fadli Zon juga mengumumkan sekaligus mengundang seluruh delegasi yang hadir untuk datang ke pertemuan kelima MSEAP tahun depan yang akan diselenggarakan di Indonesia. Indonesia berharap MSEAP bisa menjadi ‘platform’ kerja sama regional, terutama untuk memperluas kerja sama antar-parlemen. Peran parlementer yang strategis bisa menjadi kekuatan pendorong bagi kesejahteraan global.
Sidang MSEAP kali ini diikuti oleh delegasi dari 59 negara serta 13 organisasi internasional.
Pertemuan MSEAP mengambil tema Greater Eurasia: Dialog. Kepercayaan. Kemitraan. Menurut dia, Eurasia kian berkembang menjadi realitas geopolitik penting.
"Melalui MSEAP negara-negara Eropa dan Asia seharusnya bisa merumuskan kerja sama dan interaksi yang dalam lagi. Di tengah-tengah konflik dan krisis global, negara-negara Eurasia bisa mengajukan pendekatan yang lebih kooperatif terhadap politik dunia, stabilitas global dan kemakmuran ekonomi regional," kata Fadli dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (26/9/2019).
Menurut dia, Indonesia berkomitmen memperkuat geopolitik perdamaian dan stabilitas global dengan jalan mempromosikan dialog dan penyelesaian konflik.
"Saya menyampaikan Eurasia harus kian mengintegrasikan kegiatan ekonomi di kawasan melalui jalan kemitraan. Sebab, pembangunan ekonomi sejak dulu merupakan kunci untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas, dua isu yang juga jadi perhatian negara-negara Eurasia," tuturnya.
Daerah perbatasan Eurasia, misalnya, hingga kini masih menyembunyikan banyak sekali sengketa, termasuk konflik ideologis. Ini juga menjelaskan kenapa terorisme dan ekstremisme di perbatasan Eurasia masih ada. Dari sudut pandang ini, parlemen Indonesia mengharapkan Eurasia menjadi platform kerja sama regional dengan model kemitraan baru.
Menurut Fadli, tantangan lain yang dihadapi kawasan Eurasia terkait agenda Sustainable Development Goals (SDGs).
Dia menilai kerja sama regional merupakan instrumen penting untuk memperkuat dan mencapai SDGs. Indonesia, yang menjadi inisiator Forum Parlemen Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan (World Parliamentary Forum for Sustainable Development/WPFSD).
"Sekaligus menjadi tuan rumahnya tiga kali berturut-turut, yaitu 2017, 2018, dan 2019, tentunya menaruh harapan besar pada MSEAP. Indonesia berharap MSEAP bisa menjadi forum bagi SDGs di wilayah Eurasia," tutur Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) telah menandatangani memorandum kerja sama untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, terutama perdagangan dan investasi. Ini menunjukkan hubungan perdagangan dan ekonomi antara negara-negara EAEU dan Indonesia berkembang kian cepat. Saat ini Indonesia adalah mitra dagang EAEU terbesar keempat di ASEAN.
"MSEAP merupakan cermin pentingnya diplomasi parlemen. Kerja sama parlemen kian memainkan peran besar dalam membangun kerjasama ekonomi, perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan. Itu sebanya kerja sama parlemen negara-negara Eurasia harus terus dijaga, bahkan diteruskan dengan kian mempererat interaksi antar-warga di kawasan Eurasia," tuturnya.
Menurut dia, interaksi orang dengan orang adalah kunci untuk meningkatkan pemahaman antara Eropa dengan Asia.
"Saya menyambut baik dukungannya agar pemerintah Kazakhstan memberlakukan kebijakan bebas visa bagi warga Indonesia. Kebijakan resiprokal semacam ini penting untuk meningkatkan interaksi antara warga kedua negara, sehingga meningkatkan pemahaman dan pengetahuan warga Eurasia mengenai masyarakat, budaya, dan nilai-nilai yang menghidupi tetangga mereka," tuturnya.
Dalam pidato, Fadli Zon juga mengumumkan sekaligus mengundang seluruh delegasi yang hadir untuk datang ke pertemuan kelima MSEAP tahun depan yang akan diselenggarakan di Indonesia. Indonesia berharap MSEAP bisa menjadi ‘platform’ kerja sama regional, terutama untuk memperluas kerja sama antar-parlemen. Peran parlementer yang strategis bisa menjadi kekuatan pendorong bagi kesejahteraan global.
(dam)