Jaga Soliditas Koalisi, Parpol Non Parlemen Lumrah Dapat Jatah Menteri
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Rasearch and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan alasan sederhana kenapa partai politik koalisi yang tidak lolos Parlemen berhak mendapatkan jatah kursi menteri karena untuk menghormati dan menghargai mereka yang telah memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam pilpres lalu.
"Jadi dalam rangka menjaga soliditas koalisi dan dukungan terhadap pemerintah," ujar Pangi saat dihubungi SINDOnews, Jumat
(23/8/2019).
Pangi menganggap, peran partai yang disebut partai non Parlemen itu tak bisa dinafikan juga dalam memenangkan duet Jokowi-Ma'ruf. Menurutnya, meski tak berhasil meloloskan kadernya ke Senayan, namun peran partai-partai ini ikut memuluskan langkah Jokowi-Ma'ruf di
daerah.
Sehingga, kata Pangi, seandainya Jokowi sebagai Presiden terpilih memberikan jatah menteri kepada mereka lebih untuk membangun
'chemistry' di antara anggota koalisi agar tetap solid dan tidak pecah.
Kata Pangi, karena power sharing idealnya memenuhi rasa keadilan. Ia menilai, bagaimana pun jika parpol non Parlemen ditinggal dan tak
dapat apa-apa, mereka bisa menganggap untuk apa juga berkoalisi dan bekerja sama.
"Pernyataan Harold D Laswell 1936, “Politics is who gets what, when, how” politik itu kerja sama saling menguntungkan, pembicaraan
politik adalah mendapatkan apa, di mana dan bagaimana? Lalu apa yang didapatkan parpol non koalisi pendukung Jokowi? Itu pertanyaan yang mahfum dan lumrah," paparnya.
"Jadi dalam rangka menjaga soliditas koalisi dan dukungan terhadap pemerintah," ujar Pangi saat dihubungi SINDOnews, Jumat
(23/8/2019).
Pangi menganggap, peran partai yang disebut partai non Parlemen itu tak bisa dinafikan juga dalam memenangkan duet Jokowi-Ma'ruf. Menurutnya, meski tak berhasil meloloskan kadernya ke Senayan, namun peran partai-partai ini ikut memuluskan langkah Jokowi-Ma'ruf di
daerah.
Sehingga, kata Pangi, seandainya Jokowi sebagai Presiden terpilih memberikan jatah menteri kepada mereka lebih untuk membangun
'chemistry' di antara anggota koalisi agar tetap solid dan tidak pecah.
Kata Pangi, karena power sharing idealnya memenuhi rasa keadilan. Ia menilai, bagaimana pun jika parpol non Parlemen ditinggal dan tak
dapat apa-apa, mereka bisa menganggap untuk apa juga berkoalisi dan bekerja sama.
"Pernyataan Harold D Laswell 1936, “Politics is who gets what, when, how” politik itu kerja sama saling menguntungkan, pembicaraan
politik adalah mendapatkan apa, di mana dan bagaimana? Lalu apa yang didapatkan parpol non koalisi pendukung Jokowi? Itu pertanyaan yang mahfum dan lumrah," paparnya.
(kri)