Gerindra Tegaskan Tak Mau Jadi Pengganggu Koalisi Pemerintah

Kamis, 25 Juli 2019 - 19:02 WIB
Gerindra Tegaskan Tak Mau Jadi Pengganggu Koalisi Pemerintah
Gerindra Tegaskan Tak Mau Jadi Pengganggu Koalisi Pemerintah
A A A
JAKARTA - Partai Gerindra menegaskan, bahwa pertemuan antara Ketua Umum (Ketum) Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bukan isyarat Gerindra masuk koalisi pemerintah.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Edhy Prabowo menegaskan, partainya tidak ingin menjadi pengganggu dalam koalisi pemerintah yang sudah ada sejak lama.

"Ini wajar harus kita sampaikan juga. gimana juga kita dari pihak koalisi di sebelah, tiba-tiba selesai, yang diumumkan dinyatakan menang adalah 01, rekonsiliasi harus kita lakukan," kata Edhy.

"Rekonsiliasi kalau ditanya inisiatif siapa? Ya inisiatif kedua belah pihak. Tidak ada yang merasa paling-paling dan sebagainya. Kita menempatkan sejajar dan setara. Karena sama-sama membangun negeri," sambungnya.

Edhy menuturkan, pihaknya bisa menangkap adanya kekhawatiran dari parpol koalisi pemerintah terkait bergabungnya Gerindra. Dan dalam perbincangan antara Prabowo dan Mega, ditegaskan sikap politik Gerindra.

"Tapi perlu kita ungkapkan sikap kita, jangan sampai kita merasa seolah-olah seperti, apalagi kan di internal kita juga enggak enak, kita ada lah yang komplain, masih banyak sekali yang mendukung. Tapi intinya seolah-olah kita mencari jabatan, saya kira enggak ada lah," ujarnya.

Ketua Komisi IV DPR ini menegaskan, dalam pertemuan kemarin Gerindra tidak membicarakan soal koalisi. Gerindra enggan menjadi pengganggu keharmonisan internal koalisi pemerintah. Pihaknya hanya menyampaikan kesiapan Gerindra untuk bersama membangun negeri.

"Kita tidak bicara sejauh itu dan kami tidak mau menempatkan diri sebagai pengganggu keharmonisan di internal, silakan saja keputusan akhir di presiden. Kami hanya sampaikan sikap kami ini kami terbuka untuk bangun negeri," tegasnya.

Selain itu, ia juga berpesan kepada pendukung Prabowo untuk tetap yakin bahwa Prabowo dan langkah-langkah yang akan diambil. Dan Prabowo menghormati apa yang pendukungnya selama ini sudah perjuangkan, namun harus juga menerima bahwa Prabowo dan Sandi ditetapkan sebagai pemenang.

Mungkin ada kesempatan lain untuk menang tetapi, rekonsiliasi ini bukan untuk mendegradasi semangat perjuangan pendukungnya. Dan silaturahmi itu dianjurkan oleh semua agama.

"Mau apa lagi tujuannya? gontok-gontokan mau kita terusin terus sampai sekarang? Mungkin teman-teman media bisa dapat berita bagus tapi beritanya enggak nyaman dibaca akhirnya enggak bagus untuk dunia investasi usaha, buat pelajararan anak kita," ungkapnya.

"Ada waktunya nanti kita berdebat panjang tapi ada waktunya kita harus saling berangkulan. Saya pikir jangan kita terprovokasi terlalu jauh negara kita terlalu besar kalau akhirnya kita harus biarkan tertatih-tatih," tandasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7346 seconds (0.1#10.140)