Instagram Menghapus Jumlah Like

Senin, 22 Juli 2019 - 08:01 WIB
Instagram Menghapus...
Instagram Menghapus Jumlah Like
A A A
INSTAGRAM (IG) tengah menguji coba penghapusan jumlah "like" pada postingan foto. Melalui kebijakan ini pengguna Instagram nanti tidak bisa lagi melihat berapa banyak orang yang "menyukai" foto yang diunggahnya. Kebijakan ini telah diuji coba di tujuh negara. Belum ada penjelasan resmi apakah hal ini nanti akan berlaku secara global atau tidak. Yang pasti banyak pengguna Instagram dibuat resah atas hal ini.

Instagram sebenarnya tidak sepenuhnya menghapus fitur like. Berdasarkan penjelasan yang dibuat pada Kamis (18/7), pengguna masih dapat tetap melihat jumlah like yang didapat dengan melakukan tap pada daftar akun yang menyukai postingannya. Hanya bedanya akumulasi jumlah like tidak bisa lagi dilihat seperti selama ini.

Instagram dalam beberapa tahun terakhir memang menjadi platform media sosial yang paling digandrungi. Apalagi setelah kemunculan fitur Insta Story dan Insta Live. Tak pelak secara perlahan Instagram membuat banyak orang haus perhatian, bahkan narsis. Tatkala mengunggah foto di akun pribadi, yang paling dinantikan adalah jumlah like.

Kecenderungan pengguna menjadi narsis dibaca oleh manajemen Facebook selaku pemilik Instagram sebagai hal yang tidak baik. Instagram yang semula dibuat untuk tujuan berbagi informasi kini berubah menjadi ajang kompetisi. Keinginan untuk di-like menjadikan banyak pengguna dinilai mengalami masalah kesehatan jiwa. Ada tekanan dan penghakiman yang dialami pengguna ketika postingannya tidak mendapat jumlah like yang diinginkan.

Instagram paling diminati kalangan milenial. Riset LendEDU yang dilakukan awal Juni 2016 hingga Maret 2017 menyatakan 64% responden mengakui media sosial terbaik untuk narsis adalah Instagram. Survei ini melibatkan 16.867 mahasiswa sebagai responden. Keresahan atas kebijakan pengh a pusan like Instagram tentu juga terjadi di Indonesia. Apalagi jumlah pengguna Instagram tidak sedikit. Indonesia menempati urutan keempat negara dengan pengguna Instagram terbanyak setelah Amerika Serikat, Brasil, dan India. Jumlah pengguna Indon e sia mencapai 56 juta atau 20 , 97% dari total populasi.

Meski memicu pro-kontra, alasan Instagram menghapus jumlah like cukup logis dan bisa diterima. Faktanya saat ini memang banyak orang, terutama anak muda, yang merasa tidak nyaman saat postingannya kurang mendapat like . Survei yang dilakukan OnePoll terhadap 2.000 responden mengungkapkan bahwa 1 dari 5 pengguna milenial merasa paling stres jika jumlah like-nya sedikit. Ini hanya sedikit lebih rendah daripada stres akibat putus cinta dari pasangan.

Meski tujuan penghapusan jumlah like Instagram ini baik, tetap saja keresahan muncul. Apalagi menjadi rahasia umum bahwa banyak pengguna yang diuntungkan karena adanya like ini. Kebijakan ini terutama bisa memengaruhi para sele b gram atau influencer . Penghilangan like berpotensi berdampak pada popularitas para selebgram di media sosial. Popularitas mereka bisa berkurang karena tidak terlihat lagi jumlah orang yang me-like postingannya. Dampak lebih jauh , hal itu bisa mengurangi jumlah pesanan endorsement yang masuk ke mereka. Padahal pekerjaan sebagai endorser ini mendatangkan banyak uang bagi para influencer.

Tak hanya itu, pengguna umum pun bisa terdampak, terutama yang selama ini menjadikan Instagram sebagai tempat untuk berbisnis atau mencari uang. Biasanya like yang diperoleh sebuah akun menggambarkan citra positif dari produk yang mereka jual. Namun terhadap kekhawatiran ini, Instagram punya jawabannya. Pengguna yang memakai akun bisnis seperti sosok influencer dan penjaja produk masih bisa mengakses halaman "insight " untuk mengetahui berapa banyak like yang mereka peroleh.

Satu pertanyaan lain, yakni apakah benar penghapusan like semata-mata karena alasan edukasi pada pengguna? Belum tentu. Sangat mungkin ini berkaitan dengan bisnis. Bagaimanapun Instagram sebagai penyedia layanan ingin agar penggunanya beriklan kepada mereka, bukan kepada sesama pengguna seperti yang terjadi saat ini. Tentu Instagram tidak ingin jika keuntungan tidak mengalir kepada mereka, melainkan ke sesama pengguna.

Jikapun nanti penghapusan like berlaku global, termasuk di Indonesia, tidak ada pilihan lain bagi pencari uang di Instagram baik itu influencer , pemberi layanan jasa, atau pebisnis selain kreatif. Seperti dikatakan Hariqo Wibawa Satria, pengamat media sosial, Instagram bukan satu-satunya platform, masih ada sarana lain yang bisa digunakan. Pencari uang di internet menurut dia tidak boleh bergantung pada medsos, karena itu harus menyiapkan website atau landing page lainnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7426 seconds (0.1#10.140)