PDIP Segera Lakukan Penjaringan Calon Kepala Daerah
A
A
A
JAKARTA - Tahapan panjang Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2019 berakhir dengan ditetapkannya pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin sebagai capres-cawapres terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), kemarin. Tahapan selanjutnya tinggal pelantikan dan pengambilan sumpah pasangan capres-cawapres terpilih.
Seiring dengan berakhirnya proses pemilu yang cukup panjang dan melelahkan ini, partai politik (parpol) kini mulai memikirkan untuk agenda selanjutnya yaitu pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di 270 kabupaten/kota dan provinsi pada 2020.
Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bambang DH mengatakan, berdasarkan mekanisme yang berlaku di partainya, proses penjaringan calon kepala daerah sudah harus dilaksanakan setahun sebelum pilkada digelar.
"Nah pilkada serentak ini kan kira-kira pelaksanaannya September 2020. Berarti paling lambat September depan ini kita sudah mulai proses penjaringan calon," ujar Bambang DH, Minggu (30/6/2019).
Mantan wali kota Surabaya dua periode ini mengatakan, mengacu pada pengalaman tiga kali pilkada serentak yakni 2015, 2017, dan 2018, partainya akan menyiapkan lebih matang pelaksanaan pilkada serentak di 270 kabupaten/kota dan provinsi pada 2020 mendatang.
"Kita coba lebih hati-hati, lebih siap sehingga capaiannya bisa lebih dari pilkada serentak yang lalu. Rata-rata perolehan kita total 50 persen kemenangan dalam 2015, 2017, dan 2018. Karena itu, targetnya pada pilkada 2020 harus lebih dari 50 persen. Karena kalau tidak, pertarungan pada Pemilu 2024 akan jauh lebih berat," paparnya.
Politikus yang baru saja terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Dapi Jatim I (Surabaya-Sidoarjo) mengatakan, dalam melakukan penjaringan calon kepala daerah, partainya selalu mendasarkan pada hasil survei. Sebab, seorang calon yang semula terpotret popularitasnya berdasarkan hasil survei tinggi, belum tentu setelah melalui dinamika politik yang demikian melelahkan ini, stabil di angka semula.
"Ada yang turun, ada yang naik sehingga saya sebagai ketua Bappilu selalu sampaikan, terus update lewat survei yang ada. Popularitas, elektabilitas, termasuk beberapa parameter yang memungkinkan kenaikan suara pada saat pemilihan. Kita minta itu tidak bisa ditawar lagi," urainya.
Pada pilkada serentak 2020 mendatang, Bambang mengatakan bahwa ada sejumlah daerah yang menjadi fokus perhatian partainya. Jawa Timur, misalnya, pada 2020 mendatang, dari total 38 kabupaten/kota, sebanyak 19 kabupaten/kota di antaranya akan menggelar pilkada serentak. Salah satunya yang pasti bakal menyedot perhatian besar adalah pilkada Kota Surabaya.
Mengacu pada hasil Pemilu 2019 lalu, PDIP berhasil menjadi pemenang di Jatim dengan meraih 25 kursi untuk tingkat provinsi. "Di Jatim kita punya sejarah baru. Sejak Pemilu 1955, PDIP baru bisa menang di Jatim. Ini kan luar biasa. Di provinsi PDIP ada 25 kursi sementara di pusat penambahannya juga sangat signifikan," urainya.
Daerah lainnya yang menjadi perhatian adalah Sulawesi Selatan (Sulsel). Di katakan Bambang, Sulsel menjadi daerah baru lumbung suara PDIP. "Sulsel dari dulu kan kantongnya Golkar, tapi pada pilkada serentak 2015, dari 11 kabupaten/kota yang bertarung, PDIP bisa mengambil enam. 2017 hanya satu, tetapi terbayarkan di 2018, ada satu pilgub kita menang, kemudian dari 10 kabupaten/kota kita menang, hanya batal di Kota Makassar," katanya.
Bambang menegaskan, di sejumlah daerah yang bakal menggelar pilkada, partainya akan menyiapkan kader internal untuk diusung sebagai calon kepala atau wakil kepala daerah. Namun, sejak jauh hari PDIP juga memiliki komitmen untuk tidak menutup diri dari kader eksternal.
"Banyak kader-kader baru yang terekrut bisa memenangkan pertarungan. Contoh yang ekstrem di Pilkada Kabupaten Trenggalek, baik calon bupati maupun wakilnya, keduanya orang baru. Dengan bendera PDIP, dengan kampanye model PDIP, akhirnya menang," katanya.
abdul rochim
Seiring dengan berakhirnya proses pemilu yang cukup panjang dan melelahkan ini, partai politik (parpol) kini mulai memikirkan untuk agenda selanjutnya yaitu pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di 270 kabupaten/kota dan provinsi pada 2020.
Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bambang DH mengatakan, berdasarkan mekanisme yang berlaku di partainya, proses penjaringan calon kepala daerah sudah harus dilaksanakan setahun sebelum pilkada digelar.
"Nah pilkada serentak ini kan kira-kira pelaksanaannya September 2020. Berarti paling lambat September depan ini kita sudah mulai proses penjaringan calon," ujar Bambang DH, Minggu (30/6/2019).
Mantan wali kota Surabaya dua periode ini mengatakan, mengacu pada pengalaman tiga kali pilkada serentak yakni 2015, 2017, dan 2018, partainya akan menyiapkan lebih matang pelaksanaan pilkada serentak di 270 kabupaten/kota dan provinsi pada 2020 mendatang.
"Kita coba lebih hati-hati, lebih siap sehingga capaiannya bisa lebih dari pilkada serentak yang lalu. Rata-rata perolehan kita total 50 persen kemenangan dalam 2015, 2017, dan 2018. Karena itu, targetnya pada pilkada 2020 harus lebih dari 50 persen. Karena kalau tidak, pertarungan pada Pemilu 2024 akan jauh lebih berat," paparnya.
Politikus yang baru saja terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Dapi Jatim I (Surabaya-Sidoarjo) mengatakan, dalam melakukan penjaringan calon kepala daerah, partainya selalu mendasarkan pada hasil survei. Sebab, seorang calon yang semula terpotret popularitasnya berdasarkan hasil survei tinggi, belum tentu setelah melalui dinamika politik yang demikian melelahkan ini, stabil di angka semula.
"Ada yang turun, ada yang naik sehingga saya sebagai ketua Bappilu selalu sampaikan, terus update lewat survei yang ada. Popularitas, elektabilitas, termasuk beberapa parameter yang memungkinkan kenaikan suara pada saat pemilihan. Kita minta itu tidak bisa ditawar lagi," urainya.
Pada pilkada serentak 2020 mendatang, Bambang mengatakan bahwa ada sejumlah daerah yang menjadi fokus perhatian partainya. Jawa Timur, misalnya, pada 2020 mendatang, dari total 38 kabupaten/kota, sebanyak 19 kabupaten/kota di antaranya akan menggelar pilkada serentak. Salah satunya yang pasti bakal menyedot perhatian besar adalah pilkada Kota Surabaya.
Mengacu pada hasil Pemilu 2019 lalu, PDIP berhasil menjadi pemenang di Jatim dengan meraih 25 kursi untuk tingkat provinsi. "Di Jatim kita punya sejarah baru. Sejak Pemilu 1955, PDIP baru bisa menang di Jatim. Ini kan luar biasa. Di provinsi PDIP ada 25 kursi sementara di pusat penambahannya juga sangat signifikan," urainya.
Daerah lainnya yang menjadi perhatian adalah Sulawesi Selatan (Sulsel). Di katakan Bambang, Sulsel menjadi daerah baru lumbung suara PDIP. "Sulsel dari dulu kan kantongnya Golkar, tapi pada pilkada serentak 2015, dari 11 kabupaten/kota yang bertarung, PDIP bisa mengambil enam. 2017 hanya satu, tetapi terbayarkan di 2018, ada satu pilgub kita menang, kemudian dari 10 kabupaten/kota kita menang, hanya batal di Kota Makassar," katanya.
Bambang menegaskan, di sejumlah daerah yang bakal menggelar pilkada, partainya akan menyiapkan kader internal untuk diusung sebagai calon kepala atau wakil kepala daerah. Namun, sejak jauh hari PDIP juga memiliki komitmen untuk tidak menutup diri dari kader eksternal.
"Banyak kader-kader baru yang terekrut bisa memenangkan pertarungan. Contoh yang ekstrem di Pilkada Kabupaten Trenggalek, baik calon bupati maupun wakilnya, keduanya orang baru. Dengan bendera PDIP, dengan kampanye model PDIP, akhirnya menang," katanya.
abdul rochim
(pur)