UII Berkhidmat untuk Bangsa

Jum'at, 03 Mei 2019 - 09:01 WIB
UII Berkhidmat untuk Bangsa
UII Berkhidmat untuk Bangsa
A A A
Faisal Ismail
Guru Besar Pascasarjana FIAI
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta


PADA 1945, Majelis Syura Muslimin Indonesia menggelar musyawarah di Jakarta dan sepakat untuk mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). Setelah mendapat persetujuan dari pemerintah kolonial Jepang, STI resmi dibuka di Jakarta pada 27 Rajab 1364 H (8 Juli 1945 M). Tidak lama setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, tentara Nederlandsch Indie Civil Administratie (Pemerintahan Sipil Hindia Belanda) yang membonceng pasukan Sekutu melancarkan agresinya. Dalam situasi yang sangat genting dan gawat ini, pemerintah pusat RI memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Yogyakarta. STI Jakarta pun ditutup dan kegiatannya dipindahkan ke Yogyakarta. Tidak lama kemudian, tepatnya pada 10 April 1946, STI diaktifkan kembali di Yogyakarta dan pada 10 Maret 1948 STI ditransformasi menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Dalam kurun waktu 76 tahun (1364-1440 H), UII telah mengalami banyak modernisasi, reformasi, restrukturisasi, revitalisasi, dan transformasi baik di bidang fisik, kelembagaan, manajerial, institusional, dan akademik. UII secara berkesinambungan terus berbenah dan menata diri dalam upayanya merespons dinamika dan tuntutan modernitas untuk menjadi universitas unggulan sesuai derap langkah dan semangat zaman yang terus berproses mengalami perubahan dan kemajuan. UII tak henti-hentinya memperlengkapi dirinya dengan memperbanyak perangkat keras dan perangkat lunak untuk menunjang dan menyukseskan proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan, yaitu menghasilkan sarjana muslim berkualitas yang berbasis iman dan takwa (imtak) serta ilmu dan teknologi (imtek).

Kampus Terpadu
Kampus terpadu UII dibangun di Jalan Kaliurang Km 14,5 di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, dengan luas lahan lebih dari 35 hektare. Kampus terpadu yang luas ini terletak di pinggiran utara Yogyakarta, dikelilingi oleh lingkungan sub-urban yang asri, nyaman, dan terbuka menghadap ke bentangan alam Gunung Merapi. Gedung Rektorat, Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Ilmu Agama Islam, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ada di kampus terpadu ini. Pelaksanaan proses belajar mengajar, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan penanganan administrasi akademik banyak dilakukan di kampus terpadu ini.

Begitu pula kantor pusat studi, lembaga penelitian, dan lembaga pengabdian masyarakat didirikan untuk melayani kepentingan masyarakat kampus dan masyarakat luar kampus. Kampus terpadu yang besar dan megah ini dilengkapi dengan fasilitas beribadah yaitu masjid besar dan megah bernama Masjid Ulil Albab sebagai ikon dan ciri khas keislaman UII. Patut dicatat, UII juga memiliki lembaga pendidikan pesantren yang mendidik para santri dan santriwati. Nama-nama tokoh nasional yang merintis pendirian UII seperti Prof KH Kahar Muzakkir, KHA Wahid Hasyim, dan Mohammad Hatta diabadikan dengan menjadikan nama-nama beliau sebagai nama-nama gedung yang terdapat di kampus terpadu UII.

Selain itu, ada empat kampus UII lain yang tersebar di beberapa lokasi di kawasan Yogyakarta, yaitu (1) Kampus Condongcatur Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, yang di kampus ini Fakultas Ekonomi dioperasikan; (2) Kampus Cik Di Tiro yang digunakan sebagai tempat aktivitas Kantor Yayasan Badan Wakaf dan penyelenggaraan Pascasarjana Fakultas Hukum; (3) Kampus Taman Siswa yang difungsikan untuk tempat proses belajar-mengajar Fakultas Hukum; (4) Kampus Demangan Baru yang dipakai untuk penyelenggaraan Pascasarjana Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI). Dalam struktur organisasi kelembagaan UII, Yayasan Badan Wakaf merupakan lembaga tertinggi yang tugasnya antara lain mengangkat dan melantik rektor terpilih.

Dalam rangka memperkuat dan meningkatkan kualitas akademik staf pengajar, UII secara berkesinambungan menugasbelajarkan sejumlah dosen untuk menempuh program studi S-2 dan S-3 di berbagai perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun di luar negeri, misalnya ke Australia, Kanada, Kota Kairo, dan Kota Madinah. Untuk tujuan peningkatan mutu akademik ini, UII tentunya mengeluarkan banyak dana guna membayar tuition fee, biaya studi (misalnya, pembelian buku-buku referensi, riset, penulisan tesis, dan disertasi) dan biaya hidup selama mereka menempuh program studi. UII juga menggalakkan kegiatan-kegiatan penelitian dengan mengangkat berbagai tema kajian dan disiplin keilmuan dengan memberikan dana yang besar kepada para dosen yang proposal penelitiannya disetujui atau diterima.

Milad Ke-76
Dalam rangka memperingati Milad/Hari Lahir ke-76, UII menggelar Sidang Senat Terbuka pada Kamis 4 April 2019. Milad ke-76 mengusung tema "Khidmat UII Untuk Bangsa." Tema ini sangat tepat jika dikaitkan dengan kenyataan, misalnya, banyak tokoh UII (dosen, guru besar, dan alumni) yang oleh negara diberi amanah penting dan strategis di berbagai lembaga pemerintahan. Misalnya, Prof Dr Mahfud MD (guru besar hukum tata negara Fakultas Hukum UII) diangkat sebagai menteri pertahanan di era Presiden Abdurrahman Wahid dan kemudian pada pemerintahan sesudahnya diangkat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi 2008-2013. Artidjo Alkostar (alumni dan ahli hukum UII) dipercaya sebagai hakim agung Mahkamah Agung (MA) selama 18 tahun dan jabatan tertingginya sebagai ketua muda MA bidang pidana. Dr M Busyro Muqoddas (alumnus dan wakil dekan Fakultas Hukum UII) dipercaya sebagai ketua Komisi Yudisial 2005-2010 dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2010-2011 dan kemudian sebagai wakil ketua KPK. Khidmat UII untuk Bangsa memang tidak dapat diragukan.

Pada kesempatan acara pembukaan kegiatan jalan sehat dalam rangka memperingati Milad ke-76 UII, Rektor UII Fathul Wahid mengatakan UII menjadi maju dan besar karena tiga hal penting. Pertama, karena keikhlasan para pendiri UII yang tanpa pamrih berinisiatif, merintis, dan mewujudkan visi, misi, dan cita-cita mereka mendirikan UII. Kedua, dukungan doa yang sangat tulus dari para senior, pimpinan, guru besar, dosen, karyawan, dan seluruh masyarakat muslim sehingga UII mendapat keberkahan Allah SWT. Ketiga, keberhasilan ikhtiar dari seluruh sivitas akademika yang dari generasi ke generasi terus membina, mengembangkan, dan memajukan UII. Sebagai bagian penting dari sistem pendidikan nasional, UII ikut berkhidmat mencerahkan dan mencerdaskan umat dan bangsa.*
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7519 seconds (0.1#10.140)