Kena OTT KPK, Ini Sosok Ketua Umum PPP Romahurmuziy
A
A
A
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi tangkap tangan. Kali ini terhadap orang nomor satu di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy.
Pria yang biasa disapa Rommy ini terkena operasi tangkap tangan (OTT) di Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur, Jumat (15/3/2019) pagi. Penangkapan Rommy menambah deretan politikus, khususnya pimpinan partai politik (parpol) yang terseret kasus korupsi.
Bagi PPP, kasus ini menjadi catatan hitam perjalanan partai. Setelah Ketua Umum PPP sebelumnya, Suryadharma Ali (SDA) juga tersandung korupsi dana penyelenggaraan haji 2012-2013.
Rommy dikenal sebagai politikus berkarier kinclong. Dalam usianya yang relatif muda, pria kelahiran 1974 ini sudah memimpin salah satu partai terbesar dan tua di Indonesia.
Pria kelahiran Sleman Yogyakarta ini putra dari Tolchah Mansoer dan Umroh Machfudzo. Ayah Rommy, Tolchah Mansoer adalah Guru Besar Hukum Islam IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Sementara sang ibu merupakan pendiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Keluarga Rommy sangat kental nuansa NU. Bahkan kakeknya KH M Wahib Wahab adalah Menteri Agama ketujuh.
Dengan latar belakang orang tua dan keluarganya, tidak heran apabila Rommy menjadi sosok yang aktif dalam berorganisasi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Saat bersekolah di SMA 1 Yogyakarta, Rommy pernah menjadi Ketua OSIS. Rommy juga aktif di kegiatan kemahasiswaan saat menjadi mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia pernah menajadi pemeimpiun redaksi majalah mahasiswa PILAR Masjid Salman ITB dan Ketua Bidang Pengkajian Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika ITB.
Rommy pernah bergabung menjadi anggota Garda Bangsa PKB di Bandung, Jawa Barat tahun 1998. Kendati demikian, Rommy akhirnya lebih memilih bergabung dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam berkiprah di jalur politik.
Pernah menjabat Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Suryadarma Ali pada 2009, Rommy lolos menjadi anggota DPR periode 2009-2014 dan menjabat Ketua Komisi IV DPR.
Tidak hanya sebagai anggota DPR, karier Rommy di PPP juga bersinar. Dia dipercaya menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP 2011-2015. Rommy juga terpilih sebagai anggota DPR 2014-2019.
Pascapilpres 2014, konflik terjadi di internal PPP. Partai berlambang Kakbar terbelah. Bermula dari sikap Suryadharma Ali (SDA), Ketua Umum PPP yang saat itu menyatakan mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Apalagi tidak lama kemudian SDA tersangkut kasus dugaan dana penyelenggaran haji.
Akhirnya, Rommy dan kubunya menyelenggarakan Muktamar di Surabaya yang hasilnya menetapkannya sebagai Ketua Umum PPP. Kubu SDA tidak terima dan juga menggelar muktamar yang hasilnya memilih Djan Faridz sebagai ketua umum.
Alhasil, proses hukum terkait dualisme kepemimpinan di PPP bergulir. Pemerintah pun mengakui PPP kepemimpinan Rommy. Setelah melalui berbagai proses hukum, akhirnya PPP Rommy dinyatakan menang.
Karier Rommy sebagai politikus semakin kinclong. Sosoknya yang masih muda kerap disebut sebagai politikus yang mewakili generasi milenial. Tak hanya menyukai dunia politik, Rommy juga memiliki hobi bermusik dan beberapa kali tampil "ngeband" di berbagai acara.
Pria yang biasa disapa Rommy ini terkena operasi tangkap tangan (OTT) di Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur, Jumat (15/3/2019) pagi. Penangkapan Rommy menambah deretan politikus, khususnya pimpinan partai politik (parpol) yang terseret kasus korupsi.
Bagi PPP, kasus ini menjadi catatan hitam perjalanan partai. Setelah Ketua Umum PPP sebelumnya, Suryadharma Ali (SDA) juga tersandung korupsi dana penyelenggaraan haji 2012-2013.
Rommy dikenal sebagai politikus berkarier kinclong. Dalam usianya yang relatif muda, pria kelahiran 1974 ini sudah memimpin salah satu partai terbesar dan tua di Indonesia.
Pria kelahiran Sleman Yogyakarta ini putra dari Tolchah Mansoer dan Umroh Machfudzo. Ayah Rommy, Tolchah Mansoer adalah Guru Besar Hukum Islam IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Sementara sang ibu merupakan pendiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Keluarga Rommy sangat kental nuansa NU. Bahkan kakeknya KH M Wahib Wahab adalah Menteri Agama ketujuh.
Dengan latar belakang orang tua dan keluarganya, tidak heran apabila Rommy menjadi sosok yang aktif dalam berorganisasi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Saat bersekolah di SMA 1 Yogyakarta, Rommy pernah menjadi Ketua OSIS. Rommy juga aktif di kegiatan kemahasiswaan saat menjadi mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia pernah menajadi pemeimpiun redaksi majalah mahasiswa PILAR Masjid Salman ITB dan Ketua Bidang Pengkajian Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika ITB.
Rommy pernah bergabung menjadi anggota Garda Bangsa PKB di Bandung, Jawa Barat tahun 1998. Kendati demikian, Rommy akhirnya lebih memilih bergabung dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam berkiprah di jalur politik.
Pernah menjabat Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Suryadarma Ali pada 2009, Rommy lolos menjadi anggota DPR periode 2009-2014 dan menjabat Ketua Komisi IV DPR.
Tidak hanya sebagai anggota DPR, karier Rommy di PPP juga bersinar. Dia dipercaya menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP 2011-2015. Rommy juga terpilih sebagai anggota DPR 2014-2019.
Pascapilpres 2014, konflik terjadi di internal PPP. Partai berlambang Kakbar terbelah. Bermula dari sikap Suryadharma Ali (SDA), Ketua Umum PPP yang saat itu menyatakan mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Apalagi tidak lama kemudian SDA tersangkut kasus dugaan dana penyelenggaran haji.
Akhirnya, Rommy dan kubunya menyelenggarakan Muktamar di Surabaya yang hasilnya menetapkannya sebagai Ketua Umum PPP. Kubu SDA tidak terima dan juga menggelar muktamar yang hasilnya memilih Djan Faridz sebagai ketua umum.
Alhasil, proses hukum terkait dualisme kepemimpinan di PPP bergulir. Pemerintah pun mengakui PPP kepemimpinan Rommy. Setelah melalui berbagai proses hukum, akhirnya PPP Rommy dinyatakan menang.
Karier Rommy sebagai politikus semakin kinclong. Sosoknya yang masih muda kerap disebut sebagai politikus yang mewakili generasi milenial. Tak hanya menyukai dunia politik, Rommy juga memiliki hobi bermusik dan beberapa kali tampil "ngeband" di berbagai acara.
(dam)