Transformasi Birokrasi Jawab Kebutuhan Era Digital

Jum'at, 15 Maret 2019 - 15:31 WIB
Transformasi Birokrasi...
Transformasi Birokrasi Jawab Kebutuhan Era Digital
A A A
JAKARTA - Transformasi birokrasi memiliki peran sangat penting dalam menghadapi perubahan global yang sedang terjadi.

Dalam satu dasawarsa, reformasi birokrasi di Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Tata kelola pemerintahan telah mengalami perkembangan ke arah positif.

Pembenahan dilakukan pemerintah pada berbagai sektor termasuk saat rekrutmen Aparat Sipil Negara (ASN) dengan berbasis komputer.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi (Menteri PAN-RB) Syafruddin mengatakan, keberhasilan yang telah diraih pemerintah selam 10 tahun menjalan reformasi birokrasi di antaranya meningkatnya penerapan sistem merit melalui rekrutmen berbasis TI, efektivitas dan efisiensi pengelolaan anggaran yang fokus pada prioritas, akuntabel dan transparan.

Keberhasilan lainnya, penerapan e-Government yang semakin masif, inovasi pelayanan publik yang cepat dan terakhir meningkatnya integritas aparatur. "Transformasi birokrasi yang terjadi saat ini merupakan jaminan agar peradaban manusia tetap stabil dalam pertumbuhannya, negara dan pemerintahan tidak tenggelam oleh distorsi perubahan waktu dan jaman," kata Syafruddin dalam keterangan tertulisnya Kamis 14 Maret 2019.

Apalagi, kata dia, dalam era saat ini teknologi menjadi puncak transformasi peradaban manusia, masyarakat menuntut kehadiran negara melalui pemerintahan yang dinamis dan transformatif merespons perubahan. Dalam sepuluh tahun mendatang Indonesia diprediksi memiliki bonus demografi berupa 66% penduduknya berusia produktif.

"Negara perlu segera menyiapkan tata kelola pemerintah yang baik agar dapat memanfaatkan peluang itu dengan menghadirkan kebijakan dan strategi yang baik sehingga momentum itu mendarat tepat pada landasannya untuk menggapai Indonesia Emas 2045," tutur mantan Wakapolri ini.

Kementerian PAN-RB sebagai garda terdepan dalam menjaga jalannya reformasi birokrasi, telah menjalankan kebijakan dan strategi untuk mendukung program tersebut. Wujud nyatanya berupa perencanaan ASN yang lebih akurat sesuai core bussiness pembangunan nasional. Mengadakan President Lecture yang bertujuan agar arah pembangunan dikomunikasikan langsung oleh Presiden kepada aparatur negara.

Pembenahan secara profesional pada sistem merit, manajemen kinerja, sistem remunerasi, karir dan kesejahteraan terus dilakukan. Dampaknya indeks reformasi birokrasi pada provinsi serta kabupaten/kota terus meningkat secara kuantitas dan kualitas.

"Ini semua dilakukan oleh pemerintah agar dapat melahirkan kebijakan publik yang merespon kebutuhan masyarakat dengan memadukan hubungan pemerintah, sektor privat dan masyarakat untuk menggerakan reformasi birokrasi," ungkap Syafruddin.

Dia meyakini saat ini setiap negara telah menjalankan skema transformasi pemerintahan yang selalu berkembang dan berimprovisasi dengan kemajuan teknologi untuk menyempurnakan sistem transformasi yang telah ada sebelumnya.

"Harapannya simposium ini menjadi etalase bagi dimensi baru praktik tata kelola pemerintahan terbaik yang ada saat ini," kata Syafruddin.

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan birokrasi sebagai regulator, pelaksana kebijakan, monitoring dan koordinasi pelaksana kebijakan memiliki kewajiban untuk mengikuti perkembangan yang ada.

"Tidak boleh ketinggalan satu langkah pun dari perkembangan dunia," ujar Kalla saat membuka International Reform Policy Symposium and Regional Workshop 2019 di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis 14 Maret 2019.

Era digital ini ditandai dengan semakin berkembangnya teknologi informasi. Untuk itu, sistem tersebut juga didukung oleh teknologi yang baik. Indonesia dalam 20 tahun terakhir telah mengalami reformasi. Wapres mencontohkan, dahulu Indonesia negara yang otoriter dan sentralistik, namun telah menjadi negara desentralisasi dan terkemuka.

"Sistem pemerintahan juga mengalami perubahan karena beradaptasi," katanya.

Selain itu mulai bermunculan Mal Pelayanan Publik (MPP) untuk mempermudah pengurusan berbagai izin dalam satu atap. Bahkan terkait perizinan pemerintah berusaha menyederhanakannya pengurusannya melalui sistem One Single Submission (OSS). Sistem registrasi modern, cepat dengan data terpadu yang dapat memangkas banyak rantai birokrasi.

"Ini arah birokrasi yang diinginkan publik, yaitu birokrasi yang melayani dan memudahkan setiap masyarakat mendapatkan hak dan melaksanakan kewajiban sebagai warga negara yang baik," ucap Wapres.

Keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi di Indonesia merupakan modal utama menghadapi revolusi industri 4.0 dan untuk mewujudkan ASEAN sebagai the next big thing region.

"Saat ini eranya Industri 4.0 dimana segala hal bersentuhan dengan digital. Bahkan manusia lebih lama berinteraksi melalui dunia digital daripada fisik," ungkap Wapres.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1141 seconds (0.1#10.140)