Arti Vietnam di KTT AS-Korea Utara

Rabu, 13 Februari 2019 - 07:30 WIB
Arti Vietnam di KTT...
Arti Vietnam di KTT AS-Korea Utara
A A A
Dinna Wisnu PhD
Pengamat Hubungan Internasional

PEMERINTAH Amerika Serikat (AS) mengumumkan Jumat pekan lalu bahwa mereka akan menyelenggarakan pertemuan puncak Paman Sam dan Korea Utara di Vietnam pada 27-28 Februari 2019. Pemilihan tempat untuk pertemuan yang bersejarah ini tentu telah diperhitungkan untung dan ruginya bagi AS dan Korea Utara.

Keuntungan lain yang paling besar adalah bagi Vietnam itu sendiri. Perhatian dunia terhadap pertemuan itu akan menjadi diplomasi publik yang baik dan dapat menjadi panggung bagi Vietnam demi memenuhi ambisinya sebagai the middle power seperti negara ASEAN lainnya.

Agenda KTT kedua pemimpin memiliki harapan besar untuk dapat mencapai kesepakatan dalam pertemuan kedua, setelah dalam pertemuan di Singapura delapan bulan lalu tidak ada kesepakatan konkret yang dihasilkan. Ada empat poin yang menjadi topik pembicaraan Donald Trump dan Kim Jong-un di Singapura, yaitu membangun hubungan antarnegara mereka, membangun “rezim perdamaian yang abadi dan stabil”, bekerja menuju “denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea”, dan memulangkan sisa-sisa orang Amerika yang terbunuh selama Korea Selatan.

Ada sebagian dari pokok-pokok pembicaraan yang telah dilakukan, seperti termasuk pemulangan jenazah tentara Amerika, penghentian uji coba rudal dan nuklir Korea Utara, dan mengurangi atau meredakan “war game”. Satu pokok yang masih mengganjal adalah denuklirisasi Semenanjung Korea. Ini mungkin akan menjadi pokok paling penting karena AS masih menerima informasi bahwa Korea Utara diduga masih menyembunyikan kemampuannya dalam memproduksi persenjataan nuklir.

AS ingin Korea Utara secara total melucuti senjata nuklirnya, sementara Korea Utara ingin AS terlebih dahulu mengurangi keberadaan dan kekuatannya di Semenanjung Korea Utara. Bagi AS, pilihan ini mungkin sangat sulit karena bahaya yang dihadapi bukan cuma Korea Utara, melainkan juga China. Apabila AS mengurangi kekuatannya di Asia maka itu sama seperti memberikan China keleluasaan untuk menyebarkan pengaruhnya.

Mengapa Vietnam dipilih?

Vietnam dianggap sebagai negara netral di antara AS dan Korea Utara. Sebelum Vietnam, alternatif negara yang menjadi tuan rumah KTT AS-Korea Utara adalah Thailand dan Negara Bagian Hawaii. Namun karena pertimbangan teknis, Vietnam lebih diminati oleh AS dan Korea Utara.

Pertimbangan lain adalah pertimbangan sejarah yang unik dari AS, Vietnam, dan Korea Utara. Vietnam menghormati Korea Utara karena telah mengakuinya sebagai negara berdaulat, empat tahun sebelum Vietnam benar-benar merdeka dari penjajahan Prancis. Korea Utara juga membantu Vietnam dengan pasukan angkatan udaranya dalam Perang Vietnam pada 1950.

Korea Utara juga menghargai Vietnam karena telah mendukung keanggotaan Korea Utara di ASEAN walaupun tidak berhasil. Pada saat Korea Utara mengalami kelaparan pada 1996, Vietnam mengirimkan hibah beras ke Korea Utara.

Pertimbangan diplomatis lain adalah diplomasi AS menjadikan Vietnam sebagai model dari negara komunis yang sukses mengikuti pasar bebas di Asia Tenggara. Penunjukan Vietnam sebagai tuan rumah setelah Singapura, adalah salah satu cara bagi AS untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kerja sama dengan AS akan membantu perekonomian serta mempercepat pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Barack Obama dalam kunjungan ke Vietnam, Mei 2016, pernah memuji Vietnam sebagai negara yang pertumbuhan ekonominya paling cepat di Asia dan telah naik peringkat menjadi negara middle income.

Amerika Serikat memang bukan mitra perdagangan yang terbesar bagi Vietnam. Mitra yang paling mendominasi total ekspor dan impor Vietnam adalah China (22,2%), Korea Selatan (13,7%), AS (12,6%) . AS berperan bagi Vietnam melakukan normalisasi hubungan pada 1995. Hubungan kedua negara selama dua puluh tahun mengalami ketegangan, terutama sejak 1970 atau sejak mundurnya AS dari Perang Vietnam. Bill Clinton menjadi presiden AS pertama yang menjejakkan kaki di Vietnam setelah Perang Vietnam. Sejak saat itu, perekonomian Vietnam melesat cepat dan menarik investor-investor yang dulu berinvestasi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Perdagangan AS-Vietnam dalam periode 1995–2016 memang meningkat pesat menjadi USD52 miliar dari USD451 juta. Vietnam juga dianggap negara yang paling pro-AS di antara negara-negara lain di Asia Tenggara.

AS menggunakan Vietnam sebagai rujukan dalam negosiasi dengan Korea Utara. AS berharap Korea Utara setelah denuklirisasi dapat menjadi economic powerhouse di Asia Timur, seperti halnya Vietnam di Asia Tenggara. Dalam pertemuannya dengan delegasi Korea Utara di Vietnam, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo saat mengunjungi Hanoi musim panas lalu mengatakan “kenyataan bahwa AS dan Vietnam bekerja sama dan bukannya berkelahi, adalah bukti bahwa ketika suatu negara memutuskan untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah di sisi AS maka Amerika juga akan memenuhi janji-janjinya”. Menurut Pompeo, keajaiban “kerja sama” serupa bisa berulang terhadap Korut dan pemimpin-pemimpinnya.

Pesan ke China

Pemilihan Vietnam juga adalah pesan kepada China tentang luasnya pengaruh AS di kawasan Asia Tenggara. AS dan China yang saat ini tengah dalam ketegangan perang dagang memang masih berkompetisi merebut dan menyebarkan pengaruh di negara-negara Asia Tenggara. AS yang telah mundur dari Trans Pacific Partnership, kini tengah menggiatkan kerja sama bilateral dengan negara-negara di Asia untuk menggantikan perjanjian multilateral yang dianggap merugikan AS. China sendiri juga berupaya membangun dan memberikan bantuan kepada negara-negara yang masuk dalam jangkauan kebijakan One Belt One Road.

Di sisi lain, bagi Vietnam, pertemuan itu bisa menjadi dukungan bagi Vietnam dalam menghadapi kekuatan China di Laut China Selatan. Seperti kita ketahui, Vietnam dan China masih memiliki ketegangan terkait dengan masalah di Laut China Selatan. Vietnam saat ini masih dalam posisi tidak mengakui keberadaan China di perairan tersebut.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0958 seconds (0.1#10.140)