Memahami Sustainability Startup Lending lewat RANIM
A
A
A
Aidil zulkifli
Presdir Uang Teman dan Waka Bid Pendanaan Multiguna AFPI
SELAMA berkecimpung sekitar empat tahun di industri teknologi keuangan yang jamak dikenal sebagai fintech, saya telah bertemu dengan 1.001 investor dengan berbagai pengalaman serta portofolio yang dapat dikatakan luar biasa. Sayangnya, dari jumlah investor yang sangat banyak tersebut, hanya sebagian kecil yang sangat memahami sektor kredit dan lending (peminjaman). Kemunculan hal ini mungkin disebabkan ketidaktahuan mereka mengenai hal mendasar yang perlu disampaikan dalam proses screening.
Fintech lending merupakan salah satu sektor yang sedang berkembang di Indonesia. Dalam berbagai kesempatan, sering kali muncul pertanyaan mengenai pemain yang unggul di sektor ini. Perkembangan yang sangat pesat di sektor fintech lending ini menimbulkan kesulitan tersendiri untuk menilai pemain yang unggul dan dapat dikategorikan sebagai top player.
Terlebih saya pun tidak mengetahui metrik internal yang ada di setiap perusahaan fintech lending. Atas dasar hal ini, muncul sebuah kata kunci yaitu Metrik. Kata kunci ini menjadi sangat penting untuk melihat dan menilai perkembangan dari sebuah startup online lending.
LOV, Vanity Metric yang Kerap Favorit
Terdapat dua jenis metrik: yang tidak terlalu relevan dan yang sama sekali tidak relevan. Bagi saya dan juga mungkin sebagian orang, berhadapan dengan metrik yang tidak terlalu relevan itu merupakan hal yang lebih mudah. Loan Origination (Booking) Value (LOV) merupakan metrik yang tidak terlalu relevan walaupun sering kali menjadi pertanyaan yang muncul dari investor.
LOV masuk dalam kategori vanity metric dan akan lebih baik jika para investor membahas LOV setelah membahas metrik lainnya yang lebih relevan. Namun, jangan salah paham dulu. Relevansi LOV juga tetap bergantung pada startup itu sendiri. Saya pribadi memandang khusus startup online lending Seri A, Seri B, dan selanjutnya ada metrik lainnya yang jauh lebih relevan.
Dengan berbagai jenis model bisnis pinjaman online, mematok valuasi startup online lending berdasarkan LOV, jelas merupakan cara berpikir yang keliru. Dengan jumlah pinjaman tinggi serta bunga yang rendah, startup pinjaman online tentunya memiliki perhitungan ekonomi yang berbeda dengan mereka yang menawarkan pinjaman mikro dengan bunga yang tinggi.
Terlebih, risiko ekonominya pun jauh berbeda. Secara sederhana, jika menggunakan metrik LOV, ini merupakan metode yang meragukan dan tidak apple to apple apabila digunakan dalam sebuah komparasi. Risk Adjusted Net Interest Margin (RANIM) merupakan metrik yang tepat bagi mereka para investor yang sedang mencari startup pinjaman online Seri A dan Seri lanjutan, bukan lagi LOV.
Peran RANIM dalam Startup Online Lending
RANIM adalah north star metric yang digunakan oleh uang teman, dan setiap hal yang kami lakukan dan ukurkan mengarah ke RANIM. RANIM sendiri adalah laba bersih yang investor dapatkan setelah memperhitungkan risiko-risiko yang ada. Risiko tersebut meliputi jumlah modal, persentase write-offs (WO), biaya-biaya yang perlu dibayarkan oleh platform pinjaman sebagai bunga pinjaman, dan risiko kurs (jika ada).
Bagi investor, eksistensi layanan pinjaman online merupakan sebuah kelas aset alternatif dalam meraih keuntungan dan RANIM merupakan metrik yang paling relevan. Hanya, kepastian kecukupan pasokan modal pinjaman menjadi sebuah tantangan yang terbesar dalam pertumbuhan startup online lending.
Untuk menjawab tantangan ini, selain sekuritisasi aset, maka penting untuk membuktikan kepada investor bahwa keuntungan yang mereka dapatkan masuk akal dan hal ini hanya dapat dijawab dengan menggunakan RANIM. Penghitungan RANIM mempertimbangkan beberapa “metrik favorit” yang sering ditanyakan, seperti persentase WO atau kerugian pinjaman untuk mengukur kemampuan manajemen risiko kredit sebuah platform pinjaman online.
Kedua, risiko biaya modal untuk mempertimbangkan antusiasme investor secara umum terhadap pinjaman online sebagai kelas aset investasi. Selain itu, hal ini juga merupakan pertimbangan terkait cukup atau tidaknya likuiditas di sisi permintaan pasar.
Ketiga, risiko kurs, untuk mempertimbangkan kuat atau lemahnya mata uang pada skala ekonomi makro. Misalnya jika rupiah mengalami depresiasi secara cepat terhadap dolar Amerika, akan lebih sulit atau mahal untuk mendapat pendanaan dalam dolar Amerika tanpa hedging cost yang tinggi.
Keempat, Seberapa cepat dan besar jumlah pengajuan pinjaman baru karena persentase WO adalah hasil turunan dari sisa utang (tanpa bunga) dan utang yang dihapuskan (WO). Contohnya, jika portofolio utang tumbuh dengan cepat, sementara kenaikan portofolio WO tidak terlalu signifikan, maka persentase WO akan cenderung stabil atau berkurang seiring waktu.
Tentunya, RANIM harus menunjukkan angka positif agar investor cukup yakin untuk mengalirkan modal pinjaman. Jika saya seorang investor, saya hanya akan berinvestasi ke startup online lending berdasarkan kekuatan dan kelemahan RANIM dan metrik turunannya.
Penting untuk diketahui, RANIM menjadi unit ekonomi paling penting bagi platform pinjaman online karena penghitungannya telah mempertimbangkan berbagai risiko. Jika investor membutuhkan biaya tinggi secara internal untuk memberikan modal pinjaman kepada platform online lending, investor merugi seiring dengan menurunnya RANIM, begitu juga sebaliknya.
Jika portofolio persentase write-offs (WO) tinggi, investor merugi seiring dengan menurunnya RANIM, begitu juga sebaliknya. Bahkan jika kerugian akibat WO yang investor alami masih di bawah rata-rata, platform tersebut masih bias mengurangi atau menetapkan rata-rata persentase WO. Dengan begitu, platform tersebut tidak panik jika tiba-tiba kerugian akibat WO meningkat sampai di atas rata-rata.
Jika platform pinjaman online membebankan biaya-biaya yang tinggi, seperti biaya admin kepada investor, maka investor akan merugi. Begitu juga sebaliknya. Selain itu, jika ada biaya manajemen risiko kurs yang tinggi, misalnya hedging cost yang termasuk ke dalam biaya modal, maka investor merugi seiring dengan menurunnya RANIM. Begitu juga sebaliknya.
Pada model bisnis pinjaman online tertentu, terdapat variabel tambahan yang juga perlu dipertimbangkan untuk menghitung RANIM, yaitu biaya subsidi sebagai bentuk promosi. Salah satu contohnya adalah potongan bunga. Namun, penting untuk membedakan antara subsidi dalam perhitungan RANIM dan subsidi dalam perhitungan cost of acquisition (CAC). Variabel kelima ini bisa jadi sudah atau belum termasuk ke dalam komponen “biaya admin” yang dibebankan kepada nasabah.
Standar Valuasi Industri Startup Pinjaman Online
Secara kuantitatif, sebuah startup pinjaman online yang menunjukkan RANIM tinggi pantas untuk memiliki valuasi yang lebih tinggi karena RANIM yang tinggi menunjukkan bahwa: Pertama, angka pinjaman baru startup tersebut tumbuh secara sustainable dan sehat.
Kedua, startup tersebut mampu mengelola risiko kredit dengan baik. Selain itu, ekosistem ekonomi secara makro menunjang pinjaman online sebagai kelas aset. Margin keuntungan bersihnya setara atau melebihi biaya modal, sehingga bisa terus menarik modal pinjaman yang cukup untuk startup tersebut.
Tentu saja, aspek kualitatif juga menjadi ukuran penilaian sebuah startup pinjaman online di Indonesia. Valuasi juga bisa diukur melalui seberapa kuat relasi startup tersebut dengan pemerintah. Kemudian, seberapa patuh startup tersebut dengan regulasi setempat.
Secara umum, saya memandang beberapa platform pinjaman online di Indonesia mengambil jalan pintas apabila berurusan dengan regulasi dengan tujuan untuk menunjang pertumbuhan perusahaan. Bagi saya sendiri, kepatuhan terhadap regulasi lebih penting dibandingkan dengan pertumbuhan supercepat, karena acara seperti ini lebih jauh, lebih sustainable dalam jangka panjang.
Selain faktor eksternal di atas, faktor internal juga berpengaruh, misalnya apakah sang founder telah cukup bijak dan berani untuk menggaet tim baru yang lebih berkualitas? Menurut saya, jika sebuah startup terus mempertahankan orang yang sama sejak pre-seed, hingga Seri B tanpa mengisi satu pun posisi dengan orang yang lebih profesional, ini menandakan situasi yang kurang sehat. Nah, soal faktor kualitatif ini akan saya jelaskan lebih jauh di tulisan selanjutnya.
Presdir Uang Teman dan Waka Bid Pendanaan Multiguna AFPI
SELAMA berkecimpung sekitar empat tahun di industri teknologi keuangan yang jamak dikenal sebagai fintech, saya telah bertemu dengan 1.001 investor dengan berbagai pengalaman serta portofolio yang dapat dikatakan luar biasa. Sayangnya, dari jumlah investor yang sangat banyak tersebut, hanya sebagian kecil yang sangat memahami sektor kredit dan lending (peminjaman). Kemunculan hal ini mungkin disebabkan ketidaktahuan mereka mengenai hal mendasar yang perlu disampaikan dalam proses screening.
Fintech lending merupakan salah satu sektor yang sedang berkembang di Indonesia. Dalam berbagai kesempatan, sering kali muncul pertanyaan mengenai pemain yang unggul di sektor ini. Perkembangan yang sangat pesat di sektor fintech lending ini menimbulkan kesulitan tersendiri untuk menilai pemain yang unggul dan dapat dikategorikan sebagai top player.
Terlebih saya pun tidak mengetahui metrik internal yang ada di setiap perusahaan fintech lending. Atas dasar hal ini, muncul sebuah kata kunci yaitu Metrik. Kata kunci ini menjadi sangat penting untuk melihat dan menilai perkembangan dari sebuah startup online lending.
LOV, Vanity Metric yang Kerap Favorit
Terdapat dua jenis metrik: yang tidak terlalu relevan dan yang sama sekali tidak relevan. Bagi saya dan juga mungkin sebagian orang, berhadapan dengan metrik yang tidak terlalu relevan itu merupakan hal yang lebih mudah. Loan Origination (Booking) Value (LOV) merupakan metrik yang tidak terlalu relevan walaupun sering kali menjadi pertanyaan yang muncul dari investor.
LOV masuk dalam kategori vanity metric dan akan lebih baik jika para investor membahas LOV setelah membahas metrik lainnya yang lebih relevan. Namun, jangan salah paham dulu. Relevansi LOV juga tetap bergantung pada startup itu sendiri. Saya pribadi memandang khusus startup online lending Seri A, Seri B, dan selanjutnya ada metrik lainnya yang jauh lebih relevan.
Dengan berbagai jenis model bisnis pinjaman online, mematok valuasi startup online lending berdasarkan LOV, jelas merupakan cara berpikir yang keliru. Dengan jumlah pinjaman tinggi serta bunga yang rendah, startup pinjaman online tentunya memiliki perhitungan ekonomi yang berbeda dengan mereka yang menawarkan pinjaman mikro dengan bunga yang tinggi.
Terlebih, risiko ekonominya pun jauh berbeda. Secara sederhana, jika menggunakan metrik LOV, ini merupakan metode yang meragukan dan tidak apple to apple apabila digunakan dalam sebuah komparasi. Risk Adjusted Net Interest Margin (RANIM) merupakan metrik yang tepat bagi mereka para investor yang sedang mencari startup pinjaman online Seri A dan Seri lanjutan, bukan lagi LOV.
Peran RANIM dalam Startup Online Lending
RANIM adalah north star metric yang digunakan oleh uang teman, dan setiap hal yang kami lakukan dan ukurkan mengarah ke RANIM. RANIM sendiri adalah laba bersih yang investor dapatkan setelah memperhitungkan risiko-risiko yang ada. Risiko tersebut meliputi jumlah modal, persentase write-offs (WO), biaya-biaya yang perlu dibayarkan oleh platform pinjaman sebagai bunga pinjaman, dan risiko kurs (jika ada).
Bagi investor, eksistensi layanan pinjaman online merupakan sebuah kelas aset alternatif dalam meraih keuntungan dan RANIM merupakan metrik yang paling relevan. Hanya, kepastian kecukupan pasokan modal pinjaman menjadi sebuah tantangan yang terbesar dalam pertumbuhan startup online lending.
Untuk menjawab tantangan ini, selain sekuritisasi aset, maka penting untuk membuktikan kepada investor bahwa keuntungan yang mereka dapatkan masuk akal dan hal ini hanya dapat dijawab dengan menggunakan RANIM. Penghitungan RANIM mempertimbangkan beberapa “metrik favorit” yang sering ditanyakan, seperti persentase WO atau kerugian pinjaman untuk mengukur kemampuan manajemen risiko kredit sebuah platform pinjaman online.
Kedua, risiko biaya modal untuk mempertimbangkan antusiasme investor secara umum terhadap pinjaman online sebagai kelas aset investasi. Selain itu, hal ini juga merupakan pertimbangan terkait cukup atau tidaknya likuiditas di sisi permintaan pasar.
Ketiga, risiko kurs, untuk mempertimbangkan kuat atau lemahnya mata uang pada skala ekonomi makro. Misalnya jika rupiah mengalami depresiasi secara cepat terhadap dolar Amerika, akan lebih sulit atau mahal untuk mendapat pendanaan dalam dolar Amerika tanpa hedging cost yang tinggi.
Keempat, Seberapa cepat dan besar jumlah pengajuan pinjaman baru karena persentase WO adalah hasil turunan dari sisa utang (tanpa bunga) dan utang yang dihapuskan (WO). Contohnya, jika portofolio utang tumbuh dengan cepat, sementara kenaikan portofolio WO tidak terlalu signifikan, maka persentase WO akan cenderung stabil atau berkurang seiring waktu.
Tentunya, RANIM harus menunjukkan angka positif agar investor cukup yakin untuk mengalirkan modal pinjaman. Jika saya seorang investor, saya hanya akan berinvestasi ke startup online lending berdasarkan kekuatan dan kelemahan RANIM dan metrik turunannya.
Penting untuk diketahui, RANIM menjadi unit ekonomi paling penting bagi platform pinjaman online karena penghitungannya telah mempertimbangkan berbagai risiko. Jika investor membutuhkan biaya tinggi secara internal untuk memberikan modal pinjaman kepada platform online lending, investor merugi seiring dengan menurunnya RANIM, begitu juga sebaliknya.
Jika portofolio persentase write-offs (WO) tinggi, investor merugi seiring dengan menurunnya RANIM, begitu juga sebaliknya. Bahkan jika kerugian akibat WO yang investor alami masih di bawah rata-rata, platform tersebut masih bias mengurangi atau menetapkan rata-rata persentase WO. Dengan begitu, platform tersebut tidak panik jika tiba-tiba kerugian akibat WO meningkat sampai di atas rata-rata.
Jika platform pinjaman online membebankan biaya-biaya yang tinggi, seperti biaya admin kepada investor, maka investor akan merugi. Begitu juga sebaliknya. Selain itu, jika ada biaya manajemen risiko kurs yang tinggi, misalnya hedging cost yang termasuk ke dalam biaya modal, maka investor merugi seiring dengan menurunnya RANIM. Begitu juga sebaliknya.
Pada model bisnis pinjaman online tertentu, terdapat variabel tambahan yang juga perlu dipertimbangkan untuk menghitung RANIM, yaitu biaya subsidi sebagai bentuk promosi. Salah satu contohnya adalah potongan bunga. Namun, penting untuk membedakan antara subsidi dalam perhitungan RANIM dan subsidi dalam perhitungan cost of acquisition (CAC). Variabel kelima ini bisa jadi sudah atau belum termasuk ke dalam komponen “biaya admin” yang dibebankan kepada nasabah.
Standar Valuasi Industri Startup Pinjaman Online
Secara kuantitatif, sebuah startup pinjaman online yang menunjukkan RANIM tinggi pantas untuk memiliki valuasi yang lebih tinggi karena RANIM yang tinggi menunjukkan bahwa: Pertama, angka pinjaman baru startup tersebut tumbuh secara sustainable dan sehat.
Kedua, startup tersebut mampu mengelola risiko kredit dengan baik. Selain itu, ekosistem ekonomi secara makro menunjang pinjaman online sebagai kelas aset. Margin keuntungan bersihnya setara atau melebihi biaya modal, sehingga bisa terus menarik modal pinjaman yang cukup untuk startup tersebut.
Tentu saja, aspek kualitatif juga menjadi ukuran penilaian sebuah startup pinjaman online di Indonesia. Valuasi juga bisa diukur melalui seberapa kuat relasi startup tersebut dengan pemerintah. Kemudian, seberapa patuh startup tersebut dengan regulasi setempat.
Secara umum, saya memandang beberapa platform pinjaman online di Indonesia mengambil jalan pintas apabila berurusan dengan regulasi dengan tujuan untuk menunjang pertumbuhan perusahaan. Bagi saya sendiri, kepatuhan terhadap regulasi lebih penting dibandingkan dengan pertumbuhan supercepat, karena acara seperti ini lebih jauh, lebih sustainable dalam jangka panjang.
Selain faktor eksternal di atas, faktor internal juga berpengaruh, misalnya apakah sang founder telah cukup bijak dan berani untuk menggaet tim baru yang lebih berkualitas? Menurut saya, jika sebuah startup terus mempertahankan orang yang sama sejak pre-seed, hingga Seri B tanpa mengisi satu pun posisi dengan orang yang lebih profesional, ini menandakan situasi yang kurang sehat. Nah, soal faktor kualitatif ini akan saya jelaskan lebih jauh di tulisan selanjutnya.
(pur)