Cegah Terorisme, Menhan Minta Ulama-Umaro Tak Terpecah Belah
A
A
A
JAWA TENGAH - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengajak ulama dan umaro (pemimpin) tidak terpecah belah dan bersama-sama TNI-Polri menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
”Mari kita menjaga dan memelihara hubungan tali silaturahmi. Sebab silaturahmi dapat memperkuat persatuan dan kesatuan dan menjaga keutuhan NKRI, jangan sampai terpecah – belah," ujar Ryamizard memberikan ceramah kebangsaan pada acara Silaturahmi ulama bersama umaroh, TNI dan Polri di Pendopo Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (16/12/2018).
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menyambut baik acara silaturahmi tersebut karena merupakan kegiatan yang sangat penting. Sebab jika ulama dan umaro tidak bersatu dan saling menghormati maka dapat mengakibatkan perpecahan bangsa. “Saya ingin ulama dan umaro bersatu sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Ryamizard juga mengingatkan tentang ancaman nyata yang ingin merubah pemikiran bangsa seperti terorisme dan paham radikalisme. Untuk itu, semua elemen bangsa harus memiliki pemahaman yang sama terhadap ancaman paham radikal tersebut. “Mengerikan dan tidak masuk akal, bagaimana seorang ibu mengajak anaknya bunuh diri, tapi itu terjadi,” ujarnya.
Mantan Pangkostrad ini meminta, bangsa Indonesia waspada terhadap berkembangnya pemikiran dan paham radikal yang dapat memengaruhi generasi muda melalui sekolah – sekolah, universitas maupun pesantren. “Jadi ini tugas kita semua untuk memonitor dan menangkal ancaman tersebut,” ungkapnya.
Acara silaturahmi ulama dan umaro, bersama TNI dan Polri diselenggarakan oleh Idarah Aliyah Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (Jatman). Kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan untuk mempererat persaudaraan antara ulama, umaro, TNI, dan Polri.
Hadir dalam acara tersebut Bupati Pekalongan Asib Kolbihi, Rais ‘Aam Jatman Habib Luthf bin Yahya, Danrem 071/Wijaya Kusuma Kolonel Kav. Dani Wardhana, Kapolres Pekalongan AKBP Wawan Kurniawan.
Selain silaturahmi, kegiatan tersebut juga diisi dengan Apel Merah Putih yang dihadiri ratusan peserta dari berbagai komponen dan elemen masyarakat baik TNI, Polri, pemda, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, pelajar dan masyarakat, menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI di Alun-Alun Kota Pekalongan.
Apel Merah Putih tersebut merupakan ikrar kebulatan tekad segenap elemen masyarakat di Kota Pekalongan. ”Semoga kegiatan ini dapat memperkuat kecintaan dan kebanggaan kepada bangsa dan negara Indonesia tercinta. Semua itu berasal dari kesadaran penuh dari lubuk hati yang paling dalam, semua karena kecintaan dan kebanggaan kepada bangsa dan negara Indonesia”, ujarnya.
Ryamizard yakin dengan bimbingan para ulama kejayaan Merah Putih dan NKRI dapat terwujud. Bahkan, masyarakat Pekalongan bisa menjadi contoh dan pionir dalam menyebarkan semangat kebangsaan dan nasionalisme serta nilai-nilai bela negara yang sangat menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar dan konstitusi negara.
“Tunjukkan kepada siapapun bahwa Islam adalah damai dan rahmat bagai alam semesta dan mari ciptakanlah kerukunan dalam keberagaman serta marilah menjadi pelopor-pelopor persatuan dan kesatuan yang mengedepankan persamaan dan memperkecil perbedaan," katanya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam sambutannya yang dibacakan Kabaintelkam Mabes Polri Irjen Pol Lutfi Lubihanto menyebut Indonesia adalah bangsa yang besar, bukan karena jumlah penduduk dan ribuan pulaunya saja. ”Tetapi kebesaran ini sudah teruji oleh sejarah, bisa tetap kokoh bersatu sampai menginjak usia ke 73 tahun, sementara di beberapa negara lain terjadi konflik kekerasan antar suku dan agama,” katanya.
Polri sebagai pemelihara Kamtibmas, kata dia, akan terus berkomitmen memelihara keamanan dan keutuhan NKRI. Polri merupakan bagian dari masyarakat yang diberikan amanah untuk memberikan rasa aman. ”Keberhasilan Polri tidak terlepas dari sinergitas dan silaturahmi para ulama, umaro serta TNI dan Polri yang memiliki poros kekuatan untuk mendorong terciptanya rasa aman.
”Mari kita menjaga dan memelihara hubungan tali silaturahmi. Sebab silaturahmi dapat memperkuat persatuan dan kesatuan dan menjaga keutuhan NKRI, jangan sampai terpecah – belah," ujar Ryamizard memberikan ceramah kebangsaan pada acara Silaturahmi ulama bersama umaroh, TNI dan Polri di Pendopo Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (16/12/2018).
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menyambut baik acara silaturahmi tersebut karena merupakan kegiatan yang sangat penting. Sebab jika ulama dan umaro tidak bersatu dan saling menghormati maka dapat mengakibatkan perpecahan bangsa. “Saya ingin ulama dan umaro bersatu sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Ryamizard juga mengingatkan tentang ancaman nyata yang ingin merubah pemikiran bangsa seperti terorisme dan paham radikalisme. Untuk itu, semua elemen bangsa harus memiliki pemahaman yang sama terhadap ancaman paham radikal tersebut. “Mengerikan dan tidak masuk akal, bagaimana seorang ibu mengajak anaknya bunuh diri, tapi itu terjadi,” ujarnya.
Mantan Pangkostrad ini meminta, bangsa Indonesia waspada terhadap berkembangnya pemikiran dan paham radikal yang dapat memengaruhi generasi muda melalui sekolah – sekolah, universitas maupun pesantren. “Jadi ini tugas kita semua untuk memonitor dan menangkal ancaman tersebut,” ungkapnya.
Acara silaturahmi ulama dan umaro, bersama TNI dan Polri diselenggarakan oleh Idarah Aliyah Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (Jatman). Kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan untuk mempererat persaudaraan antara ulama, umaro, TNI, dan Polri.
Hadir dalam acara tersebut Bupati Pekalongan Asib Kolbihi, Rais ‘Aam Jatman Habib Luthf bin Yahya, Danrem 071/Wijaya Kusuma Kolonel Kav. Dani Wardhana, Kapolres Pekalongan AKBP Wawan Kurniawan.
Selain silaturahmi, kegiatan tersebut juga diisi dengan Apel Merah Putih yang dihadiri ratusan peserta dari berbagai komponen dan elemen masyarakat baik TNI, Polri, pemda, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, pelajar dan masyarakat, menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI di Alun-Alun Kota Pekalongan.
Apel Merah Putih tersebut merupakan ikrar kebulatan tekad segenap elemen masyarakat di Kota Pekalongan. ”Semoga kegiatan ini dapat memperkuat kecintaan dan kebanggaan kepada bangsa dan negara Indonesia tercinta. Semua itu berasal dari kesadaran penuh dari lubuk hati yang paling dalam, semua karena kecintaan dan kebanggaan kepada bangsa dan negara Indonesia”, ujarnya.
Ryamizard yakin dengan bimbingan para ulama kejayaan Merah Putih dan NKRI dapat terwujud. Bahkan, masyarakat Pekalongan bisa menjadi contoh dan pionir dalam menyebarkan semangat kebangsaan dan nasionalisme serta nilai-nilai bela negara yang sangat menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar dan konstitusi negara.
“Tunjukkan kepada siapapun bahwa Islam adalah damai dan rahmat bagai alam semesta dan mari ciptakanlah kerukunan dalam keberagaman serta marilah menjadi pelopor-pelopor persatuan dan kesatuan yang mengedepankan persamaan dan memperkecil perbedaan," katanya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam sambutannya yang dibacakan Kabaintelkam Mabes Polri Irjen Pol Lutfi Lubihanto menyebut Indonesia adalah bangsa yang besar, bukan karena jumlah penduduk dan ribuan pulaunya saja. ”Tetapi kebesaran ini sudah teruji oleh sejarah, bisa tetap kokoh bersatu sampai menginjak usia ke 73 tahun, sementara di beberapa negara lain terjadi konflik kekerasan antar suku dan agama,” katanya.
Polri sebagai pemelihara Kamtibmas, kata dia, akan terus berkomitmen memelihara keamanan dan keutuhan NKRI. Polri merupakan bagian dari masyarakat yang diberikan amanah untuk memberikan rasa aman. ”Keberhasilan Polri tidak terlepas dari sinergitas dan silaturahmi para ulama, umaro serta TNI dan Polri yang memiliki poros kekuatan untuk mendorong terciptanya rasa aman.
(pur)