Respons TKN Soal Fahri Hamzah Minta Jokowi Hadir di Reuni 212

Jum'at, 30 November 2018 - 18:26 WIB
Respons TKN Soal Fahri...
Respons TKN Soal Fahri Hamzah Minta Jokowi Hadir di Reuni 212
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menyampaikan keinginannya agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam Reuni Alumni 212 yang akan dilaksanakan pada 2 Desember mendatang. Fahri menyebut Jokowi nanti bisa berpelukan kembali dengan Capres Prabowo Subianto di Reuni tersebut. Bahkan Politikus PKS itu menyebut Jokowi akan mendapatkan keuntungan banyak jika hadir di situ.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menganggap tidak semuanya para Alumni 212 sepakat dengan kegiatan tersebut.

"212 juga spiritnya apa sih yang mau dibangun dari 212, kan harus jelas spiritnya apa," ujar Ace saat dihubungi SINDOnews, Jumat (30/11/2018).

Menurut Politikus Partai Golkar ini, dahulu mungkin spirit yang dibangun massa 212 jelas untuk mengadili mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Sementara pria yang akrab disapa Ahok itu telah dihukum dan sekarang masih menjalani hukuman tersebut.

Sehingga kata Ace, pihaknya mempertanyakan spirit apa yang akan diangkat oleh para alumni tersebut. Menurut dia, jangan sampai kegiatan tersebut terkesan menutupi kepentingan politik tertentu dengan 'baju' keagamaan.

"Kalau misalkan kita ada momen-momen keagamaan tertentu yang mau kita rayakan, memperingati ya bolehlah, apa ini yang mau diangkat spirit dari reuni 212 ini. Belum lagi kalau kita lihat semangat 212 hari ini sudah terfragmentasi ke dalam pandangan berbeda-beda itu," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Sekretaris TKN, Raja Juli Antoni mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi jika bersedia hadir karena saat 212 sebelumnya capres nomor urut 01 itu sempat hadir.

Kendati begitu, Toni sapaan akrabya secara pribadi tanpa mau membawa-bawa intitusi TKN menganggap bahwa reuni tersebut tidak ada relevansinya. Toni menyebut reuni itu layaknya sebuah universitas terbuka di Monas.

"Saya rasa tidak ada relevansinya, konteks politiknya sudah berubah, kecuali memang ada kepentingn untuk mempergunakan kembali sentimen yang sama di DKI kemudian ditujukan ke Pak Jokowi, menurut saya sentimen itu juga enggak dapat," ujar Toni saat ditemui wartawan di Kantornya.

Sekjen DPP PSI itu menganggap, Ahok berbeda dengan Jokowi jika dikaitkan dengan konteks politik hari ini. Toni mengaku khawatir reuni tersebut akan mengganggu suasana politik jelang Pemilu 2019.

"Kita lihat saja nanti bahwa imbauan Habib Rizieq bahwa pidatonya akan dilarang untuk merusak, dilarang untuk berkata kotor, menghujat ya kita lihat saja nanti seperti apa. Prediksi saya besok itu akan sama dengan kampanye pilpres Pak Prabowo-Sandi, ini menurut saya. Mudah-mudahan saya salah," tandasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1860 seconds (0.1#10.140)