Ekonomi Kreatif Ala Milenial
A
A
A
Adha Rifadly AkbarIlmu Politik UIN JakartaDEWASA ini generasi milenial menjadi satu topik pembahasan yang sering diperbincangkan di kalangan masyarakat. Bagaimana tidak, millennials yang merupakan segolongan orang yang dilahirkan antara tahun 1980 - awal hingga 2000 merupakan usia produktif. Di Indonesia, dari 255 juta populasi warga, 81 juta di antaranya merupakan kalangan usia 17 - 37 tahun. Selain masuk usia produktif, generasi milenial juga lebih melek dengan teknologi dan memasuki era digital.Karena millennials ini merupakan usia produktif, mereka dituntut untuk mencari uang dengan bekerja sebagaimana stigma pada generasi sebelumnya, akan tetapi banyaknya jumlah populasi millennials ini tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Mau tidak mau, di era digital seperti sekarang millennials harus mampu mengembangkan ekonomi kreatif berdasarkan informasi digital dan kreativitas. Millennials harus mampu mencari masalah dan peluang yang ada lalu mencari solusi berdasarkan teknologi dan informasi berbasis digital.Salah satu karakter millennials dalam dunia pekerjaan mereka cenderung nyaman di lingkungan bekerja yang dapat mengakomodasikan kebebasan berekspresi dan berkarya. Millennials menyadari bahwa mencari pekerjaan sulit, maka membuka bisnis startup adalah jawabannya. Mereka harus mencari peluang dan kesulitan yang ada di masyarakat, lalu memanfaatkan teknologi dan internet untuk mendukung bisnisnya tersebut. Selain itu, kreativitas adalah kunci dalam mengembangkan bisnis startup , di mana ide dan tingkat orisinalitas inovasi dalam membuat sesuatu yang baru sangat penting dalam ekonomi kreatif ini.Saat ini dapat dikatakan tulang punggung perekonomian negara-negara maju ada pada ekonomi kreatif, mengutip laporan startupranking.com jumlah startup terbesar ada di Amerika Serikat (28.794 startup ), India (4.713 startup ), Inggris (2.971) selanjutnya Indonesia dengan total 1.705 startup . Ya, Indonesia ada di urutan keempat dalam jumlah startup terbesar di dunia!Pada umumnya bisnis startup ini bergerak pada penyedia barang dan jasa berbasis aplikasi atau website yang semuanya terhubung dalam koneksi internet. Karena itu, salah satu tantangan ada pada infrastruktur jaringan internet yang memadai agar startup ini dapat berkembang secara merata tidak hanya di kota-kota besar saja. Di sinilah peran pemerintah berkaitan dengan infrastruktur dalam menyediakan layanan internet yang cepat dan merata. Tantangan selanjutnya adalah menciptakan ekosistem bisnis yang aman dan nyaman, agar menciptakan kondusifnya bisnis—para pelaku usaha dapat menjalankan bisnisnya tanpa merasa khawatir dan sebagai konsumen juga dapat menikmati layanan secara nyaman.Nah, untuk mendukung hal tersebut, Indonesia memiliki Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Bekraf ini bertanggung jawab terhadap perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia dengan harapan pada 2030 Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia dalam ekonomi kreatif serta dapat menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi selain mengandalkan sumber daya alam. Untuk mewujudkan hal tersebut, Bekraf harus dapat mendorong para millennials untuk ikut andil dalam ekonomi kreatif serta mengakomodasi millennials yang akan atau sudah menjalankan bisnis dalam ekonomi kreatif. Apresiasi masyarakat dan pemerintah juga harus ditingkatkan mengingat yang menjalankan roda ekonomi tersebut adalah anak bangsa.
(mhd)