Fadli Zon Buat Puisi Sindir Istana, Ini Kata Jubir Jokowi-Ma'ruf
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon membuat puisi berjudul "Ada Genderuwo di Istana". Puisi itu dinilai sindiran terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut politik genderuwo.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga menganggap puisi itu menunjukkan kepanikan dari pihak-pihak yang selama ini dianggap menakut-nakuti.
"Mereka terusik sehingga mereka mulai mengarah kemana-mana karena strategi mereka untuk menakut-nakuti dan strategi mereka untuk bicara tanpa data ternyata mengenai mereka," ujar Arya saat dihubungi, Minggu (11/11/2018).
Politikus Partai Persatuan Indonesia (Perindo) ini menganggap, puisi yang dibuat Wakil Ketua DPR itu karena merasa tersindir dengan istilah genderuwo yang disebutkan capres nomor urut 01.
Menurut Arya, apa yang dituangkan Fadli dalam puisinya merupakan reaksi balik karena tidak ada cara lain untuk menjawab istilah genderuwo. Bagi Arya, kubu Jokowi cukup menanggapi puisi Fadli Zon dengan mengajak kubu Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno berhijrah seperti yang disampaikan Jokowi.
"Artinya harusnya ada intropeksi lah dari partai-partai, politik-politikus, seperti yang disampaikan Pak Jokowi bahwa kita ini selama ini banyak sekali orang-orang partai ini yang menyampaikan hal-hal tanpa data, menakut nakuti, ngomong yang enggak benar, pesimisme, nah itu yang mereka sampaikan, jadi harusnya hijrah kita ke yang baik, tapi mereka malah tersindir," tandasnya.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga menganggap puisi itu menunjukkan kepanikan dari pihak-pihak yang selama ini dianggap menakut-nakuti.
"Mereka terusik sehingga mereka mulai mengarah kemana-mana karena strategi mereka untuk menakut-nakuti dan strategi mereka untuk bicara tanpa data ternyata mengenai mereka," ujar Arya saat dihubungi, Minggu (11/11/2018).
Politikus Partai Persatuan Indonesia (Perindo) ini menganggap, puisi yang dibuat Wakil Ketua DPR itu karena merasa tersindir dengan istilah genderuwo yang disebutkan capres nomor urut 01.
Menurut Arya, apa yang dituangkan Fadli dalam puisinya merupakan reaksi balik karena tidak ada cara lain untuk menjawab istilah genderuwo. Bagi Arya, kubu Jokowi cukup menanggapi puisi Fadli Zon dengan mengajak kubu Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno berhijrah seperti yang disampaikan Jokowi.
"Artinya harusnya ada intropeksi lah dari partai-partai, politik-politikus, seperti yang disampaikan Pak Jokowi bahwa kita ini selama ini banyak sekali orang-orang partai ini yang menyampaikan hal-hal tanpa data, menakut nakuti, ngomong yang enggak benar, pesimisme, nah itu yang mereka sampaikan, jadi harusnya hijrah kita ke yang baik, tapi mereka malah tersindir," tandasnya.
(kri)