500 Hari Kasus Novel
A
A
A
Sudah 500 hari penyelidikan kasus penyiraman air keras yang dialami penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan belum ada hasilnya. Sampai saat ini polisi belum bisa mengungkap misteri siapa pelaku keji yang melakukan teror kepada Novel. Karena itu hal ini sebaiknya menjadi catatan serius bagi penegak hukum untuk segera menangkap pelaku penyiraman beserta otak intelektualnya.
Sudah banyak desakan maupun publikasi dari media yang mendorong pengungkapan kasus Novel. Namun kasusnya bisa dibilang masih jalan di tempat. Polisi sebenarnya sudah memeriksa banyak saksi, menyita alat bukti termasuk CCTV, bahkan telah menyebarkan sketsa wajah yang diduga pelaku teror. Tapi sampai sekarang polisi belum mampu mengungkap tabir yang menyelimuti kasus Novel.
Teror terhadap Novel memang luar biasa. Pagi tanggal 11 April 2017, penyidik andalan KPK itu tiba-tiba disiram air keras oleh orang tak dikenal sepulang salat subuh di masjid tak jauh dari rumahnya. Air keras itu mengenai wajahnya.
Akibatnya fatal. Untuk penyembuhan, Novel sempat dirawat cukup lama di Singapura. Namun air keras telah merusak salah satu mata Novel hingga penglihatannya terganggu. Ini teror nyata kepada penegak hukum. Diduga teror ini berkaitan dengan kasus-kasus korupsi besar yang ditangani Novel.
Pengungkapan secara total kasus teror kepada Novel Baswedan ini wajib dilakukan oleh aparat hukum kita. Polisi tak boleh berhenti untuk terus menyelidiki pelaku dan menyeretnya ke pengadilan. Sesulit apa pun pengungkapan kasus Novel ini, aparat kita harus tetap optimistis dan yakin mampu melakukannya.
Karena kita memiliki aparat hukum yang sangat hebat. Salah satu buktinya, aparat kita mampu mengungkap kasus-kasus yang lebih rumit seperti terorisme dengan mudahnya.
Apalagi sudah beberapa kali Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan dukungan kepada Polri untuk mengusut tuntas kasus ini. Dukungan Kepala Negara tersebut seharusnya menjadi modal kuat bagi kepolisian untuk membereskan kasus ini sehingga tidak berlarut-larut seperti sekarang ini. Jangan salahkan masyarakat kalau akhirnya mempertanyakan keseriusan aparat dalam mengusut kasus ini.
Mengapa kasus Novel harus diusut hingga tuntas? Pertama, keberhasilan pengungkapan kasus Novel berkaitan erat dengan citra atau kredibilitas lembaga kepolisian. Dalam masalah ini nama baik lembaga kepolisian benar-benar dipertaruhkan.
Kegagalan membawa pelakunya ke pengadilan akan berimbas pada kredibilitas dan objektivitas polisi dalam mengusut kasus. Karena itu sudah seharusnya aparat kepolisian terus berupaya serius menyerat pelakunya ke penjara.
Tak ada alasan untuk tidak bisa mengungkap kasus ini. Secara kapabilitas tak diragukan, dukungan Presiden pun sudah diberikan. Bahkan masyarakat sudah pasti mendukung penuh. Jadi tak ada pilihan selain polisi harus berupaya lebih keras lagi mengungkap kasus ini.
Kedua, pengungkapan kasus Novel bisa memberikan preseden baik atau dukungan moril kepada aparat hukum lainnya dalam penegakan hukum di Indonesia. Mereka akan bekerja serius karena merasa terlindungi dalam menuntaskan tugasnya untuk mengusut kasus-kasus hukum.
Sebaliknya kegagalan pengungkapan kasus Novel akan berimbas serius pada penegakan hukum. Yang jelas, hal ini akan melemahkan semangat aparat hukum untuk bekerja all out. Aparat akan bekerja ala kadarnya karena tahu bahwa pekerjaannya tidak mendapatkan perlindungan sebagaimana mestinya.
Jadi teror terhadap Novel Baswedan ini bisa dimaknai juga sebagai teror kepada seluruh aparat penegak hukum yang ingin serius menegakkan keadilan di negara ini. Intinya, negara harus hadir dan menjamin keselamatan para penegak hukum jika negara ini ingin maju.
Negara tak boleh menyerah dengan teror. Dan sudah menjadi tugas negara untuk menjamin keamanan para penegak hukumnya. Kita tunggu keseriusan negara dan aparatnya dalam mengusut kasus Novel ini.
Sudah banyak desakan maupun publikasi dari media yang mendorong pengungkapan kasus Novel. Namun kasusnya bisa dibilang masih jalan di tempat. Polisi sebenarnya sudah memeriksa banyak saksi, menyita alat bukti termasuk CCTV, bahkan telah menyebarkan sketsa wajah yang diduga pelaku teror. Tapi sampai sekarang polisi belum mampu mengungkap tabir yang menyelimuti kasus Novel.
Teror terhadap Novel memang luar biasa. Pagi tanggal 11 April 2017, penyidik andalan KPK itu tiba-tiba disiram air keras oleh orang tak dikenal sepulang salat subuh di masjid tak jauh dari rumahnya. Air keras itu mengenai wajahnya.
Akibatnya fatal. Untuk penyembuhan, Novel sempat dirawat cukup lama di Singapura. Namun air keras telah merusak salah satu mata Novel hingga penglihatannya terganggu. Ini teror nyata kepada penegak hukum. Diduga teror ini berkaitan dengan kasus-kasus korupsi besar yang ditangani Novel.
Pengungkapan secara total kasus teror kepada Novel Baswedan ini wajib dilakukan oleh aparat hukum kita. Polisi tak boleh berhenti untuk terus menyelidiki pelaku dan menyeretnya ke pengadilan. Sesulit apa pun pengungkapan kasus Novel ini, aparat kita harus tetap optimistis dan yakin mampu melakukannya.
Karena kita memiliki aparat hukum yang sangat hebat. Salah satu buktinya, aparat kita mampu mengungkap kasus-kasus yang lebih rumit seperti terorisme dengan mudahnya.
Apalagi sudah beberapa kali Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan dukungan kepada Polri untuk mengusut tuntas kasus ini. Dukungan Kepala Negara tersebut seharusnya menjadi modal kuat bagi kepolisian untuk membereskan kasus ini sehingga tidak berlarut-larut seperti sekarang ini. Jangan salahkan masyarakat kalau akhirnya mempertanyakan keseriusan aparat dalam mengusut kasus ini.
Mengapa kasus Novel harus diusut hingga tuntas? Pertama, keberhasilan pengungkapan kasus Novel berkaitan erat dengan citra atau kredibilitas lembaga kepolisian. Dalam masalah ini nama baik lembaga kepolisian benar-benar dipertaruhkan.
Kegagalan membawa pelakunya ke pengadilan akan berimbas pada kredibilitas dan objektivitas polisi dalam mengusut kasus. Karena itu sudah seharusnya aparat kepolisian terus berupaya serius menyerat pelakunya ke penjara.
Tak ada alasan untuk tidak bisa mengungkap kasus ini. Secara kapabilitas tak diragukan, dukungan Presiden pun sudah diberikan. Bahkan masyarakat sudah pasti mendukung penuh. Jadi tak ada pilihan selain polisi harus berupaya lebih keras lagi mengungkap kasus ini.
Kedua, pengungkapan kasus Novel bisa memberikan preseden baik atau dukungan moril kepada aparat hukum lainnya dalam penegakan hukum di Indonesia. Mereka akan bekerja serius karena merasa terlindungi dalam menuntaskan tugasnya untuk mengusut kasus-kasus hukum.
Sebaliknya kegagalan pengungkapan kasus Novel akan berimbas serius pada penegakan hukum. Yang jelas, hal ini akan melemahkan semangat aparat hukum untuk bekerja all out. Aparat akan bekerja ala kadarnya karena tahu bahwa pekerjaannya tidak mendapatkan perlindungan sebagaimana mestinya.
Jadi teror terhadap Novel Baswedan ini bisa dimaknai juga sebagai teror kepada seluruh aparat penegak hukum yang ingin serius menegakkan keadilan di negara ini. Intinya, negara harus hadir dan menjamin keselamatan para penegak hukum jika negara ini ingin maju.
Negara tak boleh menyerah dengan teror. Dan sudah menjadi tugas negara untuk menjamin keamanan para penegak hukumnya. Kita tunggu keseriusan negara dan aparatnya dalam mengusut kasus Novel ini.
(nag)