Mendagri: Revolusi Mental Itu Terbukti Nyata, Bukan Jargon
A
A
A
MANADO - Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental Tahun 2018 di Lapangan KONI Manado, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, resmi dibuka Jumat, 26 Oktober 2018. Acara ini merupakan salah satu perwujudan dari program Revolusi Mental Pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menegaskan, bahwa Revolusi Mental itu terbukti nyata dan bukan hanya jargon seperti yang disampaikan oleh beberapa orang sebelumnya.
Menurut Tjahjo, salah satu kegiatan dalam rangka mendukung Program Revolusi Mental adalah penyelenggaraan Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental yang salah satu agendanya adalah Rembuk Nasional Gerakan Indonesia Bersatu di Kota Manado, Sulawesi Utara.
Mendagri Tjahjo Kumolo yang hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa program - program Revolusi Mental itu harus menjadi gerakan sosial masyarakat Indonesia. Karenanya Revolusi Mental harus menjadi gerakan sosial masyarakat Indonesia. Gerakan itu berisi proses perubahan pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku masyarakat.
Lebih lanjut, Tjahjo menjelaskan bahwa landasan utama dan tujuan akhir revolusi mental sendiri adalah Pancasila. Pancasila yang mengandung arti bahwa nilai nilainya dapat menjadi pedoman perilaku masyarakat.
“Revolusi Mental itu berasal dan berakhir pada nilai-nilai pancasila. Bagaimana nilai-nilai itu dapat menjadi pedoman perilaku masyarakat,” kata Tjahjo saat menjadi Keynote Speaker dalam acara Rembuk Nasional Gerakan Indonesia Bersatu di Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (27/10/2018).
Tjahjo menyimpulkan, sukses tidaknya Revolusi Mental itu bergantung dari diri kita sendiri. “Revolusi Mental itu bergantung pada diri kita sendiri. Walaupun sistemnya bagus, aturannya bagus tapi kalau integritas dan mental masih buruk, ini akan mengganggu sistem jalannya pemerintahan secara khusus dan kehidupan berbangsa bernegara secara menyeluruh,” tandas Tjahjo.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menegaskan, bahwa Revolusi Mental itu terbukti nyata dan bukan hanya jargon seperti yang disampaikan oleh beberapa orang sebelumnya.
Menurut Tjahjo, salah satu kegiatan dalam rangka mendukung Program Revolusi Mental adalah penyelenggaraan Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental yang salah satu agendanya adalah Rembuk Nasional Gerakan Indonesia Bersatu di Kota Manado, Sulawesi Utara.
Mendagri Tjahjo Kumolo yang hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa program - program Revolusi Mental itu harus menjadi gerakan sosial masyarakat Indonesia. Karenanya Revolusi Mental harus menjadi gerakan sosial masyarakat Indonesia. Gerakan itu berisi proses perubahan pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku masyarakat.
Lebih lanjut, Tjahjo menjelaskan bahwa landasan utama dan tujuan akhir revolusi mental sendiri adalah Pancasila. Pancasila yang mengandung arti bahwa nilai nilainya dapat menjadi pedoman perilaku masyarakat.
“Revolusi Mental itu berasal dan berakhir pada nilai-nilai pancasila. Bagaimana nilai-nilai itu dapat menjadi pedoman perilaku masyarakat,” kata Tjahjo saat menjadi Keynote Speaker dalam acara Rembuk Nasional Gerakan Indonesia Bersatu di Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (27/10/2018).
Tjahjo menyimpulkan, sukses tidaknya Revolusi Mental itu bergantung dari diri kita sendiri. “Revolusi Mental itu bergantung pada diri kita sendiri. Walaupun sistemnya bagus, aturannya bagus tapi kalau integritas dan mental masih buruk, ini akan mengganggu sistem jalannya pemerintahan secara khusus dan kehidupan berbangsa bernegara secara menyeluruh,” tandas Tjahjo.
(wib)