Begini Kiat Ma'ruf Amin Jaga Stamina Selama Kampanye
A
A
A
TASIKMALAYA - Sejak ditetapkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Joko Widodo (Jokowi), kesibukan KH Ma'ruf Amin sangat padat. Hampir setiap hari, mantan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini melakukan kunjungan ke berbagai daerah, baik di wilayah Jawa maupun luar Jawa.
Bahkan, belum lama ini juga diundang memberikan kuliah tamu di Singapura. Hampir setiap hari pula ketika tidak ada agenda keluar daerah, jadwal tamu yang antre berkunjung ke kediamannya nyaris tidak pernah sepi.
Banyak pihak mengkhawatirkan padatnya jadwal yang harus dijalani Kiai Ma'ruf akan membuat staminanya drop. Faktanya, di usianya yang tidak lagi muda, stamina Kiai Ma'ruf masih terlihat cukup prima. Bahkan, dalam sehari kunjungan ke daerah, tokoh kelahiran 11 Maret 1943 ini, bisa mengunjungi tiga bahkan empat titik.
Jika dulu sebelum ditetapkan sebagai cawapres Kiai Ma'ruf mengaku masih bisa berolahraga ringan, kini dia mengaku untuk sekadar jalan santai pagipun tidak sempat lagi."Dulu iya (jalan-jalan pagi), sekarang gak sempet jalan pagi. Pertama saya selalu berada di luar kota seperti sekarang. Kedua kalau sedang di rumah, tamu jam 6 pagi sudah datang. Jadi mau jalan pagi sudah gak sempat lagi," tuturnya saat berbincang santai sambil makan malam dengan para tokoh masyarakat dan ulama di sebuah rumah makan di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (21/10/2018).
Lantas, bagaimana kiat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menjaga staminanya? Kiai Ma'ruf mengaku tidak banyak aturan dalam menjalani hidup. Termasuk dalam masalah pola makan."Ya pokoknya saya jalanin aja semua, tanpa saya pikirkan atau renungkan terlalu dalam. Saya gak ada problem-problem yang gimana gitu sehingga sampai mengerutkan dahi. Saya tidak. Mengalir aja. Jalan aja. Dinikmati aja," tutur mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada era Susilo Bambang Yudoyono.
Sebagai tokoh, Kiai Ma'ruf juga selalu memperkaya pemikirannya dengan menelaah banyak buku bacaan. "Sebagai seorang kiai, tentu referensi utamanya tafsir, hadist, terutama fiqih. Karena fiqih itu sifatnya solutif. Fiqih bisa memberikan solusi-solusi atas problem-problem. Solusi fikih sering bisa selesaikan persoalan konflik yang terjadi. Selain itu, tentu buku-buku politik, ekonomi," paparnya. "Cerita silat suka juga, Kopingho suka juga," tambahnya.
Kiai Ma'ruf juga mengaku mengagumi para penulis buku-buku dunia, seperti penulis Tafsir Al-jalalain, Jalaludin Al-Mahalli, ahli fikih, tafsir, dan sejarah Jalaluddin As-Suyuthi, dan pengarang sejumlah kitab-kitab agama yang tak lain adalah pendahulu dari Kiai Ma'ruf Amin sendiri, Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani.
Tak lupa, di sela kesibukannya yang padat sebagai tokoh bangsa, Kiai Ma'ruf ternyata kerap menyempatkan diri menikmati tontonan sepak bola dari layar televisi. Beliau mengaku menjadi penggelar sejumlah klub papan atas Eropa dan tidak fanatik hanya dengan satu klub saja."Ya (dukung) yang bagus, terkadang Manchester City, kadang MU (Manchester United), kadang Chelsea," ungkapnya.
Ketua PCNU Kota Tasikmalaya KH Ate Mushodiq mengaku mengagumi sosok Kiai Ma'ruf yang dinilainya multitalenta. "Berbagai ilmu mampu. Keilmuan tentang keagamaan, kenegaraan, beliau siap karena sudah lama di NU. Di MUI dia sebagai penulis dan penggagas ekonomi syariah," tutur Kiai Ate yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muta'alimin Tasikmalaya ini.
Bahkan, belum lama ini juga diundang memberikan kuliah tamu di Singapura. Hampir setiap hari pula ketika tidak ada agenda keluar daerah, jadwal tamu yang antre berkunjung ke kediamannya nyaris tidak pernah sepi.
Banyak pihak mengkhawatirkan padatnya jadwal yang harus dijalani Kiai Ma'ruf akan membuat staminanya drop. Faktanya, di usianya yang tidak lagi muda, stamina Kiai Ma'ruf masih terlihat cukup prima. Bahkan, dalam sehari kunjungan ke daerah, tokoh kelahiran 11 Maret 1943 ini, bisa mengunjungi tiga bahkan empat titik.
Jika dulu sebelum ditetapkan sebagai cawapres Kiai Ma'ruf mengaku masih bisa berolahraga ringan, kini dia mengaku untuk sekadar jalan santai pagipun tidak sempat lagi."Dulu iya (jalan-jalan pagi), sekarang gak sempet jalan pagi. Pertama saya selalu berada di luar kota seperti sekarang. Kedua kalau sedang di rumah, tamu jam 6 pagi sudah datang. Jadi mau jalan pagi sudah gak sempat lagi," tuturnya saat berbincang santai sambil makan malam dengan para tokoh masyarakat dan ulama di sebuah rumah makan di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (21/10/2018).
Lantas, bagaimana kiat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menjaga staminanya? Kiai Ma'ruf mengaku tidak banyak aturan dalam menjalani hidup. Termasuk dalam masalah pola makan."Ya pokoknya saya jalanin aja semua, tanpa saya pikirkan atau renungkan terlalu dalam. Saya gak ada problem-problem yang gimana gitu sehingga sampai mengerutkan dahi. Saya tidak. Mengalir aja. Jalan aja. Dinikmati aja," tutur mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada era Susilo Bambang Yudoyono.
Sebagai tokoh, Kiai Ma'ruf juga selalu memperkaya pemikirannya dengan menelaah banyak buku bacaan. "Sebagai seorang kiai, tentu referensi utamanya tafsir, hadist, terutama fiqih. Karena fiqih itu sifatnya solutif. Fiqih bisa memberikan solusi-solusi atas problem-problem. Solusi fikih sering bisa selesaikan persoalan konflik yang terjadi. Selain itu, tentu buku-buku politik, ekonomi," paparnya. "Cerita silat suka juga, Kopingho suka juga," tambahnya.
Kiai Ma'ruf juga mengaku mengagumi para penulis buku-buku dunia, seperti penulis Tafsir Al-jalalain, Jalaludin Al-Mahalli, ahli fikih, tafsir, dan sejarah Jalaluddin As-Suyuthi, dan pengarang sejumlah kitab-kitab agama yang tak lain adalah pendahulu dari Kiai Ma'ruf Amin sendiri, Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani.
Tak lupa, di sela kesibukannya yang padat sebagai tokoh bangsa, Kiai Ma'ruf ternyata kerap menyempatkan diri menikmati tontonan sepak bola dari layar televisi. Beliau mengaku menjadi penggelar sejumlah klub papan atas Eropa dan tidak fanatik hanya dengan satu klub saja."Ya (dukung) yang bagus, terkadang Manchester City, kadang MU (Manchester United), kadang Chelsea," ungkapnya.
Ketua PCNU Kota Tasikmalaya KH Ate Mushodiq mengaku mengagumi sosok Kiai Ma'ruf yang dinilainya multitalenta. "Berbagai ilmu mampu. Keilmuan tentang keagamaan, kenegaraan, beliau siap karena sudah lama di NU. Di MUI dia sebagai penulis dan penggagas ekonomi syariah," tutur Kiai Ate yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muta'alimin Tasikmalaya ini.
(rhs)