Kritisi Revolusi Mental Jokowi, HNW Diminta Buka Hati dan Pikiran
A
A
A
JAKARTA - Kritik Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) terhadap dimasukkannya revolusi mental dalam visi misi pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin ditanggapi oleh Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru.
Dia pun meminta HNW menggunakan hati dalam menilai revolusi mental. "Dengan segala hormat untuk Hidayat Nur Wahid, bukalah mata hati dan pikiran, jika negara lain memuji bangsa kita, kenapa Anda tidak?" kata pria yang akrab disapa Gus Falah ini dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/9/2018).
Menurut dia, seharusnya HNW paham bahwa Revolusi Mental bukan program instan dan harus didukung semua pihak. Dia menambahkan, Revolusi Mental berakar dari narasi cinta Tanah Air, agar bangsa Indonesia hadir sebagai bangsa pelopor, berprestasi dan memiliki budi pekerti yang baik.
Adapun turunan dari pada itu adalah mewujudkan peningkatan taraf peradaban bangsa. "Revolusi mental adalah fundamen dalam upaya memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa," kata Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di DPR itu.
Dia melanjutkan, revolusi mental bukan program jangka pendek lima tahunan. "Program itu memerlukan jiwa dan rasa yang memahami amanat penderitaan rakyat," ujar Gus Falah.
(Baca juga: HNW Kritisi Revolusi Mental di Visi Misi Jokowi-Ma'ruf)
Sedangkan ukuran sukses program Revolusi Mental itu, menurut dia, bukan soal rasa personal. Namun, kesuksesan program Revolusi Mental harus dilihat dari cakupan yang lebih luas.
Dia pun memberikan contoh, kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018 adalah salah satu bukti kesuksesan revolusi mental hingga banyak mendapat pujian dari dunia. Pasalnya, para atlet berlaga penuh semangat sebagai bangsa pemenang, masyarakat yang ramah pada kontingen negara lain, serta relawan yang bangga melayani.
"Revolusi mental juga mengakar pada harkat dan martabat bangsa. Pak Jokowi menggelorakan itu. Pembukaan Asian Games yang penuh dengan tradisi kebudayaan itu adalah bagian Revolusi Mental," katanya.
Maka itu, dia berpendapat, menjadi aneh jika HNW nampak tidak mendukung program Revolusi Mental. Padahal lanjut dia, HNW sebagai Wakil Ketua MPR seharusnya turut menyukseskan Revolusi Mental untuk Indonesia yang lebih baik.
Dia pun meminta HNW menggunakan hati dalam menilai revolusi mental. "Dengan segala hormat untuk Hidayat Nur Wahid, bukalah mata hati dan pikiran, jika negara lain memuji bangsa kita, kenapa Anda tidak?" kata pria yang akrab disapa Gus Falah ini dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/9/2018).
Menurut dia, seharusnya HNW paham bahwa Revolusi Mental bukan program instan dan harus didukung semua pihak. Dia menambahkan, Revolusi Mental berakar dari narasi cinta Tanah Air, agar bangsa Indonesia hadir sebagai bangsa pelopor, berprestasi dan memiliki budi pekerti yang baik.
Adapun turunan dari pada itu adalah mewujudkan peningkatan taraf peradaban bangsa. "Revolusi mental adalah fundamen dalam upaya memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa," kata Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di DPR itu.
Dia melanjutkan, revolusi mental bukan program jangka pendek lima tahunan. "Program itu memerlukan jiwa dan rasa yang memahami amanat penderitaan rakyat," ujar Gus Falah.
(Baca juga: HNW Kritisi Revolusi Mental di Visi Misi Jokowi-Ma'ruf)
Sedangkan ukuran sukses program Revolusi Mental itu, menurut dia, bukan soal rasa personal. Namun, kesuksesan program Revolusi Mental harus dilihat dari cakupan yang lebih luas.
Dia pun memberikan contoh, kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018 adalah salah satu bukti kesuksesan revolusi mental hingga banyak mendapat pujian dari dunia. Pasalnya, para atlet berlaga penuh semangat sebagai bangsa pemenang, masyarakat yang ramah pada kontingen negara lain, serta relawan yang bangga melayani.
"Revolusi mental juga mengakar pada harkat dan martabat bangsa. Pak Jokowi menggelorakan itu. Pembukaan Asian Games yang penuh dengan tradisi kebudayaan itu adalah bagian Revolusi Mental," katanya.
Maka itu, dia berpendapat, menjadi aneh jika HNW nampak tidak mendukung program Revolusi Mental. Padahal lanjut dia, HNW sebagai Wakil Ketua MPR seharusnya turut menyukseskan Revolusi Mental untuk Indonesia yang lebih baik.
(maf)