Insiden Penghadangan Bentuk Kemunduran Berdemokrasi

Selasa, 28 Agustus 2018 - 13:44 WIB
Insiden Penghadangan Bentuk Kemunduran Berdemokrasi
Insiden Penghadangan Bentuk Kemunduran Berdemokrasi
A A A
JAKARTA - Aktivis senior Rizal Ramli mengaku terkejut, dengan penghadangan yang dialami artis lawas Neno Warisman ketika hendak mendeklarasikan gerakan #2019GantiPresiden di Riau, Sabtu (24/8/2018).

Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah bentuk kemunduran dalam berdemokrasi. "Hari ini saya terkejut, kok orang mau mengadakan pertemuan dihadang, dilarang," ujar Rizal di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/8/2018).

"Mau adakan diskusi tidak boleh. Jangan tarik mundur demokrasi. Kita memperjuangkan demokrasi, saat itu yang kaum muda termasuk angkatan 98 dengan keringat dan darah. Jangan tarik mundur demokrasi," tambahnya.

Menurut Rizal, masih ada cara lain untuk melakukan counter gagasan terhadap gerakan #2019GantiPresiden. Dirinya menyebut akan lebih elok jika gagasan #2019GantiPresiden dilawan dengan gagasan positif dari kubu pendukung Joko Widodo (Jokowi) dan KH Ma'ruf Amin.

"Kalau mau diskusi silakan, kalau tidak suka dengan isi diskusinya, kirim dong aktivis pro-Jokowi buat debat di sana kalau memang jagoan. Atau tidak suka dengan acaranya, buat juga acara sendiri yang lebih hebat. Tandingan. Selama ini juga terjadi di kubu Jokowi, boleh buat acara," jelasnya.

(Baca juga: Massa Sweeping Kedatangan Neno Warisman di Bandara Pekanbaru)


Rizal juga meminta kepada Presiden Jokowi untuk mengingatkan para pendukungnya untuk tidak bertindak seperti itu. Hal tersebut, lanjut Rizal, dapat menurunkan elektabilitas Jokowi di Pilpres 2019.

"Saya minta Pak Jokowi mengingatkan tim yang kebablasan. Cara-cara seperti ini malah akan mengurangi elektabilitas Jokowi," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5688 seconds (0.1#10.140)