Asian Games Perkuat Silaturahmi dan Harmonisasi Keragaman
A
A
A
JAKARTA - Indonesia dinilai patut berbangga karena kembali menyelenggarakan Asian Games 2018, setelah terakhir menjadi tuan rumah pada 1962 atau 56 tahun lalu.
Dengan menjadi penyelenggara Asian Games 2018, bangsa Indonesia akan banyak mendapat pahala karena event ini bisa menjadi ajang silaturahmi terbesar bangsa-bangsa di Asia.
“Bangsa Indonesia harus bangga menjadi tuan rumah 2018. Bayangkan terakhir kali kita tuan rumah 56 tahun lalu. Ini sangat luar biasa dan strategis buat Indonesia. Sangat banyak keuntungan yang bisa kita maksimalkan dari Asian Games 2018, baik itu secara ekonomi, budaya, sosial, politik, bahkan keagamaan,” ujar pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio di Jakarta, Rabu 22 Agustus 2018.
Menurut dia, ajang Asian Games 2018 seharusnya menjadi silaturahmi terbesar bangsa-bangsa Asia. Artinya, melalui Asian Games 2018, negara-negara yang dilanda perang dan perang dingin seperti Arab Saudi, Yaman, Palestina, Suriah, Afghanistan, Korea Selatan, dan Korea Utara, bisa bertemu di arena olahraga dengan semangat sportivitas dan fair play.
“Ini pahalanya besar sekali. Bayangkan kita bisa mempertemukan negara-negara yang sedang berkonflik dalam suasana silaturahmi yang indah. Contohnya pada pembukaan lalu, Korea Selatan dan Korea Utara yang selama ini terlibat perang dingin, malah bersatu menggunakan satu bendera,” papar pendiri lembaga survei Kedai Kopi ini.
Hendri juga tidak sepakat penyelengaraan Asian Games 2018 tidak tepat karena Indonesia tengah berduka karena bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Menurutnya, Asian Games dengan bencana gempa bumi Lombok tidak ada hubungannya. Apalagi Asian Games 2018 telah dirancang sejak beberapa tahun lalu.
Justru Asian Games dinilai bisa menjadi hiburan bagi para korban bencana gempa bumi Lombok. Apalagi pada upacara pembukaan, dilakukan mengheningkan cipta sejenak untuk korban bencana alam Lombok. Itu adalah bentuk perhatian dan dukungan seluruh negara peserta untuk mendukung Indonesia dan para korban bencana untuk bangkit kembali.
Dia juga tidak setuju bila penyelenggaraan Asian Games 2018 dihubung-hubungkan dengan masalah agama, terutama agama Islam. Justru di Asian Games 2018 suasana Islami banyak terlihat di arena.
“Lihat saja peraih medali emas pertama Indonesia yang menggunakan hijab, begitu juga peraih perak dari Iran. Intinya Asian Games 2018 sangat indah, tidak hanya menyajikan persaingan menjadi yang terbaik di arena, juga menyajikan harmoni keragaman bangsa-bangsa Asia,” tandas Hendri Satrio.
Dengan menjadi penyelenggara Asian Games 2018, bangsa Indonesia akan banyak mendapat pahala karena event ini bisa menjadi ajang silaturahmi terbesar bangsa-bangsa di Asia.
“Bangsa Indonesia harus bangga menjadi tuan rumah 2018. Bayangkan terakhir kali kita tuan rumah 56 tahun lalu. Ini sangat luar biasa dan strategis buat Indonesia. Sangat banyak keuntungan yang bisa kita maksimalkan dari Asian Games 2018, baik itu secara ekonomi, budaya, sosial, politik, bahkan keagamaan,” ujar pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio di Jakarta, Rabu 22 Agustus 2018.
Menurut dia, ajang Asian Games 2018 seharusnya menjadi silaturahmi terbesar bangsa-bangsa Asia. Artinya, melalui Asian Games 2018, negara-negara yang dilanda perang dan perang dingin seperti Arab Saudi, Yaman, Palestina, Suriah, Afghanistan, Korea Selatan, dan Korea Utara, bisa bertemu di arena olahraga dengan semangat sportivitas dan fair play.
“Ini pahalanya besar sekali. Bayangkan kita bisa mempertemukan negara-negara yang sedang berkonflik dalam suasana silaturahmi yang indah. Contohnya pada pembukaan lalu, Korea Selatan dan Korea Utara yang selama ini terlibat perang dingin, malah bersatu menggunakan satu bendera,” papar pendiri lembaga survei Kedai Kopi ini.
Hendri juga tidak sepakat penyelengaraan Asian Games 2018 tidak tepat karena Indonesia tengah berduka karena bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Menurutnya, Asian Games dengan bencana gempa bumi Lombok tidak ada hubungannya. Apalagi Asian Games 2018 telah dirancang sejak beberapa tahun lalu.
Justru Asian Games dinilai bisa menjadi hiburan bagi para korban bencana gempa bumi Lombok. Apalagi pada upacara pembukaan, dilakukan mengheningkan cipta sejenak untuk korban bencana alam Lombok. Itu adalah bentuk perhatian dan dukungan seluruh negara peserta untuk mendukung Indonesia dan para korban bencana untuk bangkit kembali.
Dia juga tidak setuju bila penyelenggaraan Asian Games 2018 dihubung-hubungkan dengan masalah agama, terutama agama Islam. Justru di Asian Games 2018 suasana Islami banyak terlihat di arena.
“Lihat saja peraih medali emas pertama Indonesia yang menggunakan hijab, begitu juga peraih perak dari Iran. Intinya Asian Games 2018 sangat indah, tidak hanya menyajikan persaingan menjadi yang terbaik di arena, juga menyajikan harmoni keragaman bangsa-bangsa Asia,” tandas Hendri Satrio.
(dam)