Jokowi Kumpulkan Pendukung, Prabowo Bertemu SBY
A
A
A
JAKARTA - Menjelang pembukaan pendaftaran pasangan calon presiden-calon wakil presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, intensitas suhu politik kian hangat.
Tadi malam Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu enam ketua umum partai politik (parpol) anggota koalisi di Istana Bogor. Momentum ini akan disusul dengan rencana per temuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hari ini.
Enam ketua umum koalisi pengusung Joko Widodo sebagai calon presiden yang hadir dalam pertemuan tersebut, yakni Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bang sa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Rohamurumuziy, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, dan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang.
Dalam akun instagramnya Jokowi memasang foto pertemuan dengan enam ketua Parpol tersebut. “Bersama para tokoh bangsa, ketua-ketua partai, menanti hidangan gumare goreng kipas, toge ikan asin, sambil minum bandrek susu kelapa, sambil berbincang-bincang,” tulis Jokowi memberikan keterangan foto.
Dia menga takan persoalan bangsa tak akan bisa diselesaikan hanya dengan satu dua orang saja. Kebersamaan dan persatuan ada lah aset penting bangsa. Ketua Umum PPP M Romahur muziy mengungkapkan jika rencana pertemuan Jokowi dengan partai koalisi pendu kungnya telah direncanakan sejak lama. Namun rencana tersebut kerap kali tertunda seiring kesibukan Presiden Jokowi dan para ketua umum parpol. Baru tadi malam pertemuan tersebut bisa dilaksanakan.
“Mestinya ini dilakukan sebelum 15 Juli, namun karena mencari waktu yang cocok untuk semua, maka baru hari ini, 23 Juli mulai jam 19.00 dapat dilaksanakan,” ungkapnya melalui pesan singkat tadi malam. Namun, pria yang biasa disapa Romi ini belum bersedia menjelaskan agenda pertemuan tersebut. “Yang pasti malam ini acaranya adalah makan malam dengan menu rendang koalisi,” ujar Romi.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai NasDem Johnny G Plate membenarkan bahwa Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bertemu Jokowi sekitar pukul 19.00 di Istana Bogor. Menurutnya, pertemuan Jokowi dengan pimpinan parpol bukan hal yang baru dan akan berlangsung terus-menerus, bahkan Jokowi menyampaikan bahwa pertemuan dengan pimpinan parpol berlangsung hampir setiap hari.
“Tentu tekait dengan banyak hal yang dibicarakan,” kata Johnny saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta kemarin malam. Johnny menjelaskan, adapun yang dibahas yakni, pertama, berkisar tentang bagaimana dukungan politik agar kabinet kerja saat ini bisa berjalan dengan baik sampai Oktober 2019. Kedua, terkait dengan pemilu serentak agar bagaimana pemilu itu bisa berjalan dengan sukses sehingga bisa menghasilkan pemimpin yang baik dari mulai presiden, wakil presiden, DPR RI, hingga DPRD provinsi dan kabu paten/kota. Ketiga, tentu saja membahas kontestasi pilpres di mana mayoritas parpol koalisi kecuali PAN sudah memberikan dukungan kepada Jokowi sebagai capres.
“Nah, tinggal Pak Jokowi mungkin mendeklarasikan juga untuk melengkapi pasangan calon adalah cawapresnya dan program-program inti, visi misi inti dari program Pak Jokowi itu dilanjutkan di periode selanjutnya. Hal yang bersifat strategis dan kebijakan-kebijakan strategis. Kalau kebijakan teknisnya, itu pasti dibicarakan di tingkat sekjen, timses, dan seterusnya,” ucap Johnny.
Terkait pengerucutan nama cawapres, Johnny tidak menampik bahwa hal itu menjadi salah satu pembahasan meskipun pada dasarnya cawapres ini sudah diserahkan sepenuhnya ke pada Jokowi untuk memutuskan. Tapi, apakah cawapres ini akan diumumkan segera oleh Jokowi, itu menjadi pilihan Jokowi. “Pak Joko Widodo su dah menyampaikan dalam seminggu dua minggu ini akan meng umumkan. Kami perkirakanlah sebelum akhir bulan mudah-mudahan sudah ada nama untuk diumumkan ke publik,” tuturnya.
Gerindra Berharap Koalisi dengan Demokrat
Sementara itu, Ketua Umum DPP Partai Gerindra sekaligus calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadwalkan akan bertemu pada Selasa (24/7) pukul 19.30 di kediaman SBY di Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Gerindra berharap bahwa pertemuan nanti akan membuat Demokrat bergabung dengan Gerindra dan partai lain. “Ya ini kan baru rencana koalisi, pen jajakan satu sama lain ya dibicarakanlah kemungkinan antara Demokrat bergabung atau Gerindra bergabung dengan PKS, PAN, dan Gerindra,” kata Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Dasco mengatakan, jika PKS dan PAN dijelaskan secara baikbaik tentang bergabungnya Demokrat, semua pihak pasti akan menerima secara lapang dada. Terlebih, dalam demokrasi semua hal berjalan secara dinamis dan dengan bergabungnya Demokrat tidak ada fatsun politik yang dilanggar dengan PKS. “Sebenarnya yang dibilang lampu kuning (warning PKS) kan juga interpretasi masing-masing. Kalau kami sebenarnya enggak lampu kuning, itu kan cuma imbauan dari sahabat yang kami maklum juga,” ucapnya.
Menurut Dasco, kemungkinan yang akan dibahas Prabowo dan SBY akan berkembang ke berbagai macam hal. Keduanya akan melakukan penjajakan koalisi atau mungkin saja akan terjadi pematangan koalisi dalam pertemuan tersebut.
“Kalau tawartawaran sudah dari beberapa waktu yang lalu disampaikan oleh Demokrat. Mudah-mudahan ijodohlah,” tuturnya. Meski demikian, Dasco menegaskan, pertemuan antara Prabowo dan SBY memang sudah disiapkan. Sejauh ini kesehatan SBY sudah dinyatakan baik dan sudah diatur pertemuan antara Prabowo-SBY pada 24 Juli.”Sehingga kalau semuanya kemudian siap, insya Allah besok pertemuannya terlaksana,” tandasnya.
Tadi malam Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu enam ketua umum partai politik (parpol) anggota koalisi di Istana Bogor. Momentum ini akan disusul dengan rencana per temuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hari ini.
Enam ketua umum koalisi pengusung Joko Widodo sebagai calon presiden yang hadir dalam pertemuan tersebut, yakni Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bang sa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Rohamurumuziy, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, dan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang.
Dalam akun instagramnya Jokowi memasang foto pertemuan dengan enam ketua Parpol tersebut. “Bersama para tokoh bangsa, ketua-ketua partai, menanti hidangan gumare goreng kipas, toge ikan asin, sambil minum bandrek susu kelapa, sambil berbincang-bincang,” tulis Jokowi memberikan keterangan foto.
Dia menga takan persoalan bangsa tak akan bisa diselesaikan hanya dengan satu dua orang saja. Kebersamaan dan persatuan ada lah aset penting bangsa. Ketua Umum PPP M Romahur muziy mengungkapkan jika rencana pertemuan Jokowi dengan partai koalisi pendu kungnya telah direncanakan sejak lama. Namun rencana tersebut kerap kali tertunda seiring kesibukan Presiden Jokowi dan para ketua umum parpol. Baru tadi malam pertemuan tersebut bisa dilaksanakan.
“Mestinya ini dilakukan sebelum 15 Juli, namun karena mencari waktu yang cocok untuk semua, maka baru hari ini, 23 Juli mulai jam 19.00 dapat dilaksanakan,” ungkapnya melalui pesan singkat tadi malam. Namun, pria yang biasa disapa Romi ini belum bersedia menjelaskan agenda pertemuan tersebut. “Yang pasti malam ini acaranya adalah makan malam dengan menu rendang koalisi,” ujar Romi.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai NasDem Johnny G Plate membenarkan bahwa Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bertemu Jokowi sekitar pukul 19.00 di Istana Bogor. Menurutnya, pertemuan Jokowi dengan pimpinan parpol bukan hal yang baru dan akan berlangsung terus-menerus, bahkan Jokowi menyampaikan bahwa pertemuan dengan pimpinan parpol berlangsung hampir setiap hari.
“Tentu tekait dengan banyak hal yang dibicarakan,” kata Johnny saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta kemarin malam. Johnny menjelaskan, adapun yang dibahas yakni, pertama, berkisar tentang bagaimana dukungan politik agar kabinet kerja saat ini bisa berjalan dengan baik sampai Oktober 2019. Kedua, terkait dengan pemilu serentak agar bagaimana pemilu itu bisa berjalan dengan sukses sehingga bisa menghasilkan pemimpin yang baik dari mulai presiden, wakil presiden, DPR RI, hingga DPRD provinsi dan kabu paten/kota. Ketiga, tentu saja membahas kontestasi pilpres di mana mayoritas parpol koalisi kecuali PAN sudah memberikan dukungan kepada Jokowi sebagai capres.
“Nah, tinggal Pak Jokowi mungkin mendeklarasikan juga untuk melengkapi pasangan calon adalah cawapresnya dan program-program inti, visi misi inti dari program Pak Jokowi itu dilanjutkan di periode selanjutnya. Hal yang bersifat strategis dan kebijakan-kebijakan strategis. Kalau kebijakan teknisnya, itu pasti dibicarakan di tingkat sekjen, timses, dan seterusnya,” ucap Johnny.
Terkait pengerucutan nama cawapres, Johnny tidak menampik bahwa hal itu menjadi salah satu pembahasan meskipun pada dasarnya cawapres ini sudah diserahkan sepenuhnya ke pada Jokowi untuk memutuskan. Tapi, apakah cawapres ini akan diumumkan segera oleh Jokowi, itu menjadi pilihan Jokowi. “Pak Joko Widodo su dah menyampaikan dalam seminggu dua minggu ini akan meng umumkan. Kami perkirakanlah sebelum akhir bulan mudah-mudahan sudah ada nama untuk diumumkan ke publik,” tuturnya.
Gerindra Berharap Koalisi dengan Demokrat
Sementara itu, Ketua Umum DPP Partai Gerindra sekaligus calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadwalkan akan bertemu pada Selasa (24/7) pukul 19.30 di kediaman SBY di Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Gerindra berharap bahwa pertemuan nanti akan membuat Demokrat bergabung dengan Gerindra dan partai lain. “Ya ini kan baru rencana koalisi, pen jajakan satu sama lain ya dibicarakanlah kemungkinan antara Demokrat bergabung atau Gerindra bergabung dengan PKS, PAN, dan Gerindra,” kata Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Dasco mengatakan, jika PKS dan PAN dijelaskan secara baikbaik tentang bergabungnya Demokrat, semua pihak pasti akan menerima secara lapang dada. Terlebih, dalam demokrasi semua hal berjalan secara dinamis dan dengan bergabungnya Demokrat tidak ada fatsun politik yang dilanggar dengan PKS. “Sebenarnya yang dibilang lampu kuning (warning PKS) kan juga interpretasi masing-masing. Kalau kami sebenarnya enggak lampu kuning, itu kan cuma imbauan dari sahabat yang kami maklum juga,” ucapnya.
Menurut Dasco, kemungkinan yang akan dibahas Prabowo dan SBY akan berkembang ke berbagai macam hal. Keduanya akan melakukan penjajakan koalisi atau mungkin saja akan terjadi pematangan koalisi dalam pertemuan tersebut.
“Kalau tawartawaran sudah dari beberapa waktu yang lalu disampaikan oleh Demokrat. Mudah-mudahan ijodohlah,” tuturnya. Meski demikian, Dasco menegaskan, pertemuan antara Prabowo dan SBY memang sudah disiapkan. Sejauh ini kesehatan SBY sudah dinyatakan baik dan sudah diatur pertemuan antara Prabowo-SBY pada 24 Juli.”Sehingga kalau semuanya kemudian siap, insya Allah besok pertemuannya terlaksana,” tandasnya.
(don)