Hasil Pilkada Jabar Buka Potensi Jokowi Menang di Pilpres 2019
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat Jawa Barat (Jabar) memberikan garansi kemenangan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Buktinya elektabilitas Jokowi solid sebagai yang teratas dan terpopuler di Bumi Pasundan. Santri Militan Jokowi (SAMIJO) optimistis raihan suara 60% pun bisa didulang.
"Kondisi dahulu dengan sekarang tentu berbeda. Saat ini tidak ada cerita Pak Jokowi kalah lagi di Jabar. Sekarang masyarakat sudah tahu siapa yang terbaik. Pak Jokowi mau bekerja keras untuk rakyat," kata Koordinator II SAMIJO Kabupaten Pangandaran Wowo Kustiwa, melalui siaran pers, Minggu (22/7/2018).
Optimisme SAMIJO memang cukup mendasar. Beberapa hasil survei menunjukan elektabilitas Jokowi naik di Jabar. Bila mengacu rilis survei Indo Barometer, elektablitas Jokowi di Jabar ini mencapai 41,4%. Dalam simulasi head to head, Prabowo Subianto hanya mengantongi angka 31,9%.
Melakukan survei di kurun waktu Juni 2018, Indo Barometer melakukan survei terhadap 1.200 responden. Survei Indo Barometer memiliki tingkat kepercayaan 95%. Margin of error survei ini sekitar plus minus 2,83%. Pada waktu yang sama, Indo Barometer juga menyebut elektabilitas Jokowi melesat di tiga daerah lain.
Kata dia, ada Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. "Kami optimistis popularitas Pak Jokowi ini akan terus berlanjut hingga pemungutan suara," terang Wowo lagi.
Posisi serupa juga dilontarkan Indikator Politik Indonesia. Hasil survei top of mind mereka menunjuk elektabilitas Jokowi 29.7%. Persaing terdekat Prabowo Subianto meraih angka 17%, lalu disusul raihan 2,1% milik Gatot Nurmantyo. Khusus skenario dua capres, Jokowi unggul besar 50%. Raihan angka 39% diberikan kepada Prabowo Subianto.
"Mencermati peta politik, posisi Pak Jokowi juga semakin kuat dalam beberapa bulan terakhir. Banyak parpol yang mendukungnya. Tapi, potensi perbedaan pandangan di Jabar masih mungkin. Ini adalah hal wajar dan menjadi bagian dari dinamika politik," katanya.
Mengacu hasil Pilpres 2014, Jokowi meraih 40,2% suara. Terpaut cukup lebar dengan 59,8% suara milik Prabowo Subianto. Namun, peta justru berbalik dan berpihak kepada Jokowi pasca Pilpres.
Mengacu hasil survei Lembaga Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) pada 2014, perlahan elektabilitas Jokowi naik di Jabar. Pergerakannya 25,7% untuk Jokowi, lalu Prabowo 22%.
Berdasarkan head to head kedua nama itu, SMRC menunjuk angka 48,8% milik Jokowi. Lalu, 43,8% jadi raihan Prabowo. Pada Mei 2017, elektabilitas Jokowi pun meningkat 7,3%. Hal berbeda dialami Prabowo yang elektabilitasnya menurun 8,5%.
SMRC menunjuk kinerja positif berhasil menaikan elektabilitas Jokowi. Bahkan, tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi mencapai 67% untuk skala nasional.
"Masyarakat Jabar ini juga melihat kinerja Jokowi di sini. Mereka pun puas dengan beragam progam yang digulirkan Jokowi di Jabar. Kami semua sudah merasakan keberhasilan program-program Jokowi. Untuk itu, kemenangan raihan suara di Pilpres 2019 sangat terbuka lebar bagi Jokowi," tutur Wowo.
Bukan hanya mengandalkan simulasi semata, Jabar juga sudah membuktikannya di pilkada serentak 2018. Bumi Pasundan berhasil memenangkan pasangan Ridan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum. Duet ini pun disupport penuh oleh 6 parpol.
Ada Nasdem, PKB, PPP, Hanura, PSI, dan Partai Berkarya. Mereka pun berhasil mengungguli Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang didukung 3 parpol dengan motor Partai Gerindra.
"Pemilihan gubernur Jabar menjadi parameter paling akurat. Pasangan yang terpilih ini didukung oleh parpol koalisi di belakang Jokowi. Mereka itu simpatisan Jokowi semua. Prosentase kemenangan dari Jokowi tentu akan semakin besar bila digabung dengan suara PDIP. Kalau melihat potensinya, raihan suara Jokowi di Pilpres 2019 diperkirakan bisa mencapai 60% di Jabar. Ini tentu dominan," pungkasnya.
"Kondisi dahulu dengan sekarang tentu berbeda. Saat ini tidak ada cerita Pak Jokowi kalah lagi di Jabar. Sekarang masyarakat sudah tahu siapa yang terbaik. Pak Jokowi mau bekerja keras untuk rakyat," kata Koordinator II SAMIJO Kabupaten Pangandaran Wowo Kustiwa, melalui siaran pers, Minggu (22/7/2018).
Optimisme SAMIJO memang cukup mendasar. Beberapa hasil survei menunjukan elektabilitas Jokowi naik di Jabar. Bila mengacu rilis survei Indo Barometer, elektablitas Jokowi di Jabar ini mencapai 41,4%. Dalam simulasi head to head, Prabowo Subianto hanya mengantongi angka 31,9%.
Melakukan survei di kurun waktu Juni 2018, Indo Barometer melakukan survei terhadap 1.200 responden. Survei Indo Barometer memiliki tingkat kepercayaan 95%. Margin of error survei ini sekitar plus minus 2,83%. Pada waktu yang sama, Indo Barometer juga menyebut elektabilitas Jokowi melesat di tiga daerah lain.
Kata dia, ada Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. "Kami optimistis popularitas Pak Jokowi ini akan terus berlanjut hingga pemungutan suara," terang Wowo lagi.
Posisi serupa juga dilontarkan Indikator Politik Indonesia. Hasil survei top of mind mereka menunjuk elektabilitas Jokowi 29.7%. Persaing terdekat Prabowo Subianto meraih angka 17%, lalu disusul raihan 2,1% milik Gatot Nurmantyo. Khusus skenario dua capres, Jokowi unggul besar 50%. Raihan angka 39% diberikan kepada Prabowo Subianto.
"Mencermati peta politik, posisi Pak Jokowi juga semakin kuat dalam beberapa bulan terakhir. Banyak parpol yang mendukungnya. Tapi, potensi perbedaan pandangan di Jabar masih mungkin. Ini adalah hal wajar dan menjadi bagian dari dinamika politik," katanya.
Mengacu hasil Pilpres 2014, Jokowi meraih 40,2% suara. Terpaut cukup lebar dengan 59,8% suara milik Prabowo Subianto. Namun, peta justru berbalik dan berpihak kepada Jokowi pasca Pilpres.
Mengacu hasil survei Lembaga Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) pada 2014, perlahan elektabilitas Jokowi naik di Jabar. Pergerakannya 25,7% untuk Jokowi, lalu Prabowo 22%.
Berdasarkan head to head kedua nama itu, SMRC menunjuk angka 48,8% milik Jokowi. Lalu, 43,8% jadi raihan Prabowo. Pada Mei 2017, elektabilitas Jokowi pun meningkat 7,3%. Hal berbeda dialami Prabowo yang elektabilitasnya menurun 8,5%.
SMRC menunjuk kinerja positif berhasil menaikan elektabilitas Jokowi. Bahkan, tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi mencapai 67% untuk skala nasional.
"Masyarakat Jabar ini juga melihat kinerja Jokowi di sini. Mereka pun puas dengan beragam progam yang digulirkan Jokowi di Jabar. Kami semua sudah merasakan keberhasilan program-program Jokowi. Untuk itu, kemenangan raihan suara di Pilpres 2019 sangat terbuka lebar bagi Jokowi," tutur Wowo.
Bukan hanya mengandalkan simulasi semata, Jabar juga sudah membuktikannya di pilkada serentak 2018. Bumi Pasundan berhasil memenangkan pasangan Ridan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum. Duet ini pun disupport penuh oleh 6 parpol.
Ada Nasdem, PKB, PPP, Hanura, PSI, dan Partai Berkarya. Mereka pun berhasil mengungguli Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang didukung 3 parpol dengan motor Partai Gerindra.
"Pemilihan gubernur Jabar menjadi parameter paling akurat. Pasangan yang terpilih ini didukung oleh parpol koalisi di belakang Jokowi. Mereka itu simpatisan Jokowi semua. Prosentase kemenangan dari Jokowi tentu akan semakin besar bila digabung dengan suara PDIP. Kalau melihat potensinya, raihan suara Jokowi di Pilpres 2019 diperkirakan bisa mencapai 60% di Jabar. Ini tentu dominan," pungkasnya.
(maf)