Demokrat: Hak TGB untuk Dukung Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Partai Demokrat tidak terima dikritik Persaudaraan Alumni 212 karena salah satu kadernya, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebab, dukungan TGB untuk Presiden Jokowi di Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019 merupakan sikap pribadi, tidak mewakili Partai Demokrat.
Lagipula, kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik, partainya tidak pernah merekomendasikan TGB untuk menjadi calon presiden (Capres) usulan Alumni 212.
"Loh kami tidak pernah mengusung nama TGB ke Alumni 212, kok kami yang dimarahi," kata Rachland Nashidik di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7/2018).
Dia mengatakan, TGB secara pribadi memiliki hak untuk mendukung siapapun, termasuk Presiden Jokowi. Dia mengatakan, dukungan TGB untuk Presiden Jokowi membuktikan adanya keragaman pendapat di Demokrat.
"Kedua, kalau Pak TGB dilirik Pak Jokowi, itu memperlihatkan bahwa memang Demokrat adalah rumah bagi bakat-bakat unggul yang bisa menjadi pemimpin bangsa," ujarnya.
Sekadar diketahui, sebelumnya TGB menilai Jokowi tidak cukup menjadi presiden selama lima tahun. Gubernur lulusan Al Azhar dan hafiz Alquran itu mengapresiasi langkah Presiden Jokowi yang memperhatikan pembangunan di wilayah Indonesia bagian Timur, khususnya di NTB.
Bahkan, TGB mencatat Jokowi sudah delapan kali mengunjungi NTB. Atas semua kunjungan dan kebijakan yang dijalankan di NTB, TGB menilai Presiden Jokowi nyata memenuhi janji melakukan pemerataan pembangunan.
TGB secara khusus memuji sentuhan Presiden Jokowi dalam membangun kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika yang tidak tersentuh pemerintahan sebelumnya. TGB khawatir pembangunan di NTB terhenti jika terjadi pergantian kepemimpinan.
Dukungan TGB untuk Presiden Jokowi itu pun disoal PA 212. Bahkan, mereka mencoret nama TGB dari daftar Capresnya. Tak hanya itu, PA 212 juga menilai Partai Demokrat memiliki catatan sangat hitam.
Sebab, dukungan TGB untuk Presiden Jokowi di Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019 merupakan sikap pribadi, tidak mewakili Partai Demokrat.
Lagipula, kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik, partainya tidak pernah merekomendasikan TGB untuk menjadi calon presiden (Capres) usulan Alumni 212.
"Loh kami tidak pernah mengusung nama TGB ke Alumni 212, kok kami yang dimarahi," kata Rachland Nashidik di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7/2018).
Dia mengatakan, TGB secara pribadi memiliki hak untuk mendukung siapapun, termasuk Presiden Jokowi. Dia mengatakan, dukungan TGB untuk Presiden Jokowi membuktikan adanya keragaman pendapat di Demokrat.
"Kedua, kalau Pak TGB dilirik Pak Jokowi, itu memperlihatkan bahwa memang Demokrat adalah rumah bagi bakat-bakat unggul yang bisa menjadi pemimpin bangsa," ujarnya.
Sekadar diketahui, sebelumnya TGB menilai Jokowi tidak cukup menjadi presiden selama lima tahun. Gubernur lulusan Al Azhar dan hafiz Alquran itu mengapresiasi langkah Presiden Jokowi yang memperhatikan pembangunan di wilayah Indonesia bagian Timur, khususnya di NTB.
Bahkan, TGB mencatat Jokowi sudah delapan kali mengunjungi NTB. Atas semua kunjungan dan kebijakan yang dijalankan di NTB, TGB menilai Presiden Jokowi nyata memenuhi janji melakukan pemerataan pembangunan.
TGB secara khusus memuji sentuhan Presiden Jokowi dalam membangun kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika yang tidak tersentuh pemerintahan sebelumnya. TGB khawatir pembangunan di NTB terhenti jika terjadi pergantian kepemimpinan.
Dukungan TGB untuk Presiden Jokowi itu pun disoal PA 212. Bahkan, mereka mencoret nama TGB dari daftar Capresnya. Tak hanya itu, PA 212 juga menilai Partai Demokrat memiliki catatan sangat hitam.
(maf)