PSI Minta Amien Rais Buktikan Tekadnya Jadi Capres
A
A
A
JAKARTA - Niat Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais maju menjadi bakal calon presiden 2019 mendapatkan dukungan dari elite partai politik pendukung Joko Widodo (Jokowi).
Sebelumnya, Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno mendukung niat Amien maju menjadi penantang Jokowi. Hal serupa juga disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni.
Menurut Toni, sapaan akrabnya, kemarin di sebuah acara di Jakarta Utara, Amien Rais menantang Jokowi untuk "duel" secara gentleman atau kesatria. "Saya tidak tahu persis apa yang dimaksud oleh pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) ini," ungkap Toni kepada SINDOnews, Senin (11/6/2018).
Toni mengatakan, tidak ada relevansi meminta Presiden Jokowi untuk menjadi gentleman. Menurut dia, Jokowi sebagai seorang yang mengerti, memahami dan mempraktikan demokrasi tentu saja bersedia berkompetisi secara sehat dan demokratis.
Sebaliknya, justru Toni menantang Amien untuk kesatria. "Beliau selalu tampil dengan menggangap diri paling benar, paling hebat dan paling mampu di Indonesia ini, silakan secara gentle maju sebagai presiden tahun depan," ujarnya.
Terkait ucapan Amien yang menyebut niat dirinya maju sebagai bakal capres tak lepas dari Mahathir Muhammad yang sukses mengalahkan petahana, meski usianya tak lagi muda, Toni memandang Mahathir sosok orangtua yang gentle, banyak mengkritik, namun kemudian memberanikan diri maju mengikuti proses demokrasi yang sah.
"Keyakinannya (Mahathir) akan sebuah makna kebenaran dikontestasikan melalui pemilu, biarkan suara rakyat menentukan kebenaran sejati melalui kerangka demokrasi. Saya tunggu keberanian politik seorang Amin Rais," tuturnya.
Sebelumnya, Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno mendukung niat Amien maju menjadi penantang Jokowi. Hal serupa juga disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni.
Menurut Toni, sapaan akrabnya, kemarin di sebuah acara di Jakarta Utara, Amien Rais menantang Jokowi untuk "duel" secara gentleman atau kesatria. "Saya tidak tahu persis apa yang dimaksud oleh pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) ini," ungkap Toni kepada SINDOnews, Senin (11/6/2018).
Toni mengatakan, tidak ada relevansi meminta Presiden Jokowi untuk menjadi gentleman. Menurut dia, Jokowi sebagai seorang yang mengerti, memahami dan mempraktikan demokrasi tentu saja bersedia berkompetisi secara sehat dan demokratis.
Sebaliknya, justru Toni menantang Amien untuk kesatria. "Beliau selalu tampil dengan menggangap diri paling benar, paling hebat dan paling mampu di Indonesia ini, silakan secara gentle maju sebagai presiden tahun depan," ujarnya.
Terkait ucapan Amien yang menyebut niat dirinya maju sebagai bakal capres tak lepas dari Mahathir Muhammad yang sukses mengalahkan petahana, meski usianya tak lagi muda, Toni memandang Mahathir sosok orangtua yang gentle, banyak mengkritik, namun kemudian memberanikan diri maju mengikuti proses demokrasi yang sah.
"Keyakinannya (Mahathir) akan sebuah makna kebenaran dikontestasikan melalui pemilu, biarkan suara rakyat menentukan kebenaran sejati melalui kerangka demokrasi. Saya tunggu keberanian politik seorang Amin Rais," tuturnya.
(dam)