Mudik Lebaran

Senin, 11 Juni 2018 - 07:05 WIB
Mudik Lebaran
Mudik Lebaran
A A A
MUSIM mudik telah tiba. Jutaan mus­lim di berbagai pen­juru Tanah Air mu­lai melakukan perjalanan un­tuk berlebaran di kampung halaman masing-masing. Arus pe­mudik, terutama yang meng­gu­nakan angkutan darat, mulai ter­lihat sejak Jumat (8/6). Per­ge­rakan ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga H-1 Lebaran pada Kamis, 14 Juni men­datang.

Mudik yang dila­ku­kan se­tiap tahun menjelang Idul Fitri ini sudah menjadi ritual ta­hun­an. Tradisi ini sudah ber­lang­sung sejak puluhan atau bah­kan ra­tus­an tahun silam. Atas ke­bia­saan pulang kam­pung secara massal ini pula ma­syarakat Indo­nesia dikenal se­ba­gai bang­sa yang unik. Fak­ta­nya memang tak satu pun bang­sa di dunia yang me­mi­liki tradisi mudik se­perti yang di­la­kukan umat Islam Tanah Air.

Seperti tahun-tahun se­be­lum­nya, pemerintah diharap­kan bisa memberikan pela­yan­an maksimal agar perjalanan mu­dik warga, baik melalui da­rat, laut maupun udara, bisa lan­car dan aman. Kasus me­mi­lu­kan yang terjadi pada 2016 di ma­na 17 orang mening­gal du­nia kare­na terjebak ke­ma­cetan panjang di jalan tidak bo­lah lagi terulang.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan jum­lah pemudik tahun ini akan naik bila dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun ini pemudik diperkirakan mencapai 19,50 juta, naik dari tahun lalu yang se­besar 18, 60 juta (naik 5,17%). Per­siapan pun sudah dilakukan jauh-jauh hari. Untuk armada bus, total disiapkan 49.000 bus. Se­lain bus, untuk kapal laut ter­se­dia 1.293 kapal dengan kapa­si­tas angkut hingga mencapai 3,4 juta penumpang. Adapun ang­kutan udara, pemerintah me­nyiagakan 538 pesawat uda­ra dari 13 maskapai untuk meng­­angkut penumpang yang di­perkirakan 7,2 juta jiwa.

Kegiatan mudik tahun ini tentu diharapkan kembali mem­­berikan banyak makna. Pengor­banan besar me­la­kukan perja­lan­an panjang yang diser­tai ma­cet, antre, dan dengan biaya yang be­sar jangan sampai sia-sia ka­re­na mem­per­la­kukan mudik ha­nya sebagai aca­ra seremonial.

Inti terdalam dari mudik se­sungguhnya adalah bagaimana kita kembali merekatkan tali sila­turahmi dan memperkuat ikatan sosial setelah sekian la­ma dipisahkan jarak. Momen­tum mudik ini seyo­gia­nya di­man­faatkan untuk men­de­kat­kan apa yang berjarak dan me­nya­tu­kan apa yang terserak.

Ritual mudik juga bisa jadi momentum untuk me­wujudkan kepedulian kepada se­sama yang membutuhkan. Iba­dah puasa yang dijalankan se­lama sebulan penuh seyo­gia­nya tidak hanya meningkatkan kua­litas keiman­an individu se­orang muslim, me­lainkan juga mem­ben­tuknya men­jadi prib­a­di de­ngan kesa­leh­an sosial yang ting­gi. Melalui mudik tersedia ke­sempatan un­tuk memberi dan berbagi seba­gian rezeki ke­pa­da saudara yang mem­­bu­tuh­kan.

Esensi lain dari mudik ada­lah momentum untuk mem­per­baiki diri dengan memperkuat ukhu­wah Islamiah dan ukhu­wah watha­­niah. Pen­ting­nya kembali mem­per­kuat ukhu­wah kian me­ne­­mu­kan kon­teks­nya di saat ma­sya­rakat Ta­nah Air saat ini ba­nyak yang ter­be­lah karena per­be­da­an pilihan politik. Dike­ta­hui ber­sama, 2018 ini adalah ta­hun po­litik. Pada 27 Juni nanti akan di­ge­lar pilkada di 171 dae­rah. Pada April tahun de­pan juga ada pe­mi­lihan presiden yang meski waktu pelaksanaan­nya masih cukup jauh, polarisasi du­kung­an sudah cu­kup kental ter­lihat. Perbedaan pandangan tajam ter­ha­dap se­buah isu bisa dilihat de­­ngan nya­ta, ter­utama di media sosial.

Untuk mencairkan kete­gang­an akibat perbedaan pilih­an ini perlu kembali mem­ba­ngun suasana kebersamaan me­­lalui silaturahmi yang tulus. Ber­beda adalah hal yang lumrah dalam iklim demokrasi. Hal itu pula yang membuat bangsa ini terus belajar menjadi dewasa dalam membangun peradaban­nya. Namun perbedaan-per­be­da­an yang ada itu seyogianya bisa dikelola dengan baik.

Per­be­daan tidak seharusnya meru­sak suasana kebersamaan dan persatuan sebagai anak bangsa yang sejatinya memang ditak­dir­kan berbeda-beda. Sikap se­per­ti ini diperlukan agar sua­sa­na sukacita Idul Fitri selalu da­pat dirayakan bersama-sama de­ngan nikmat dan khidmat.

Selamat mudik untuk me­rayakan Lebaran di kam­pung halaman, semoga selamat hing­ga tiba di tujuan.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4947 seconds (0.1#10.140)