Pramono Anung: Lagu Ganti Presiden Tak Goyahkan Elektabilitas Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menganggap tanda pagar (hashtag) dan lagu berjudul 2019 Ganti Presiden sebagai gurauan.
Baginya, di alam demokrasi seperti saat ini, semua pihak berhak menyampaikan aspirasinya. "Dalam negara demokrasi, bikin hashtag, puisi, lagu, sajak, film, bikin apa aja, Kita hormati," kata Pramono di kantornya, Kompleks Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (6/6/2018).
Meski kebebasan berekspresi dan hak menyampaikan pendapat di muka Umum dijamin, Pramono mengingatkan agar pihak yang menginginkan ada pergantian presiden di 2019 tidak memaksa orang lain mengamini pendapatnya.
"Kita harus hormati itu (perbedaan-red). Sebagai partai pendukung, kami lihat itu sebagai lucu-lucuan," ucap politikus senior PDIP ini.
Pramono optimistis tanda tanda pagar ganti presiden di media sosial dan lagu 2019 Ganti Presiden tidak akan menggoyahkan elektabilitas Jokowi.
Menurut dia, Jokowi sudah terlanjur dicintai rakyat. "Masyarakat sudah cerdas, mereka tahu ini motif politik dan sebagainya. Berkali-kali survei lembaga manapun, posisi tidak berubah hanya karna hashtag atau lagu," kata Pramono.
Baginya, di alam demokrasi seperti saat ini, semua pihak berhak menyampaikan aspirasinya. "Dalam negara demokrasi, bikin hashtag, puisi, lagu, sajak, film, bikin apa aja, Kita hormati," kata Pramono di kantornya, Kompleks Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (6/6/2018).
Meski kebebasan berekspresi dan hak menyampaikan pendapat di muka Umum dijamin, Pramono mengingatkan agar pihak yang menginginkan ada pergantian presiden di 2019 tidak memaksa orang lain mengamini pendapatnya.
"Kita harus hormati itu (perbedaan-red). Sebagai partai pendukung, kami lihat itu sebagai lucu-lucuan," ucap politikus senior PDIP ini.
Pramono optimistis tanda tanda pagar ganti presiden di media sosial dan lagu 2019 Ganti Presiden tidak akan menggoyahkan elektabilitas Jokowi.
Menurut dia, Jokowi sudah terlanjur dicintai rakyat. "Masyarakat sudah cerdas, mereka tahu ini motif politik dan sebagainya. Berkali-kali survei lembaga manapun, posisi tidak berubah hanya karna hashtag atau lagu," kata Pramono.
(dam)