Gatot Nurmantyo Bisa Jadi Titik Temu Pembentukan Poros Ketiga
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai secara kuantitas poros ketiga bisa dibentuk melalui tiga parpol yakni PAN, Demokrat dan PKB dengan mengusung satu figur sebagai bakal calon presiden (capres).
Problemnya, kata Adi, ego masing-masing parpol belum bisa diendapkan karena kecenderungan mereka memiliki figur yang disodorkan. "Jadinya poros ketiga hanya gosip politik belaka. Mesti ada titik temu soal poros ketiga," ujar Adi saat dihubungi SINDOnews, Rabu (9/5/2018).
Dalam hal ini, titik temu tersebut bisa dimulai dari figur mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang mulai diendors PAN. Menurutnya, poros ketiga selanjutnya terletak di PKB dan Demokrat.
Adi menilai, jika berpikir tentang peluang menang tentu sosok Gatot yang didorong PAN menjadi kabar baik karena sosoknya relatif bisa dimodifikasi. "Tapi kalau bisa tentang ego, siapapun sosok yang diusung, tetap saja poros ketiga hanya wacana di menara gading," katanya.
Sebaliknya, jika berpikir pesimis tentu saja poros ketiga, siapapun calon potensial yang diusung akan berkhir di jalan buntu, pasrah, dan tak ada harapan. "Padahal pemilih Pilpres 2019 masih sangat cair sekali. Buktinya perang tagar antar dua kubu mengindikasikan satu sama lain belum aman," pungkasnya.
Problemnya, kata Adi, ego masing-masing parpol belum bisa diendapkan karena kecenderungan mereka memiliki figur yang disodorkan. "Jadinya poros ketiga hanya gosip politik belaka. Mesti ada titik temu soal poros ketiga," ujar Adi saat dihubungi SINDOnews, Rabu (9/5/2018).
Dalam hal ini, titik temu tersebut bisa dimulai dari figur mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang mulai diendors PAN. Menurutnya, poros ketiga selanjutnya terletak di PKB dan Demokrat.
Adi menilai, jika berpikir tentang peluang menang tentu sosok Gatot yang didorong PAN menjadi kabar baik karena sosoknya relatif bisa dimodifikasi. "Tapi kalau bisa tentang ego, siapapun sosok yang diusung, tetap saja poros ketiga hanya wacana di menara gading," katanya.
Sebaliknya, jika berpikir pesimis tentu saja poros ketiga, siapapun calon potensial yang diusung akan berkhir di jalan buntu, pasrah, dan tak ada harapan. "Padahal pemilih Pilpres 2019 masih sangat cair sekali. Buktinya perang tagar antar dua kubu mengindikasikan satu sama lain belum aman," pungkasnya.
(kri)