PAN Bilang Diveto Amien Rais saat Mau Dukung Jokowi, Begini Respons Waketum Partai Ummat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno membeberkan partainya pernah diminta membatalkan keputusannya (diveto) ketika ingin bergabung Koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Yang mem-veto adalah Amien Rais.
Pengakuan Eddy Soeparno itu direspons loyalis Amien Rais yang kini menjadi Waketum Partai Ummat Agung Mozin. "Tidak punya semangat reformasi atau perjuangan di saat rakyat sedang menyaksikan ketidakadilan dan kezaliman kolosal kok masih ada orang yang mengemis kekuasaan dengan membuang tokoh Amien Rais," kata Agung kepada SINDOnews, Sabtu (29/5/2021).
Pria yang akrab disapa Bang Amoz ini mengatakan, Eddy Soeparno lupa dengan nama harum Amien Rais yang semakin semerbak. "Semakin merendahkan dirinya di hadapan kekuasaan," ujarnya.
Dia juga menilai apa yang disampaikan Eddy sungguh tak elok. "Hanya untuk sekadar meyakinkan Jokowi. Saat ini Jokowi dan koalisi tidak butuh PAN," kata Amoz.
Diberitakan sebelumnya, Eddy Soeparno membeberkan bahwa partainya pernah diminta membatalkan keputusannya (diveto) ketika ingin bergabung Koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. "Kejadiannya hari itu dua hari sebelum PAN mengumumkan pencapresan Prabowo-Sandi sebelum Pilpres," kata Eddy dalam sebuah diskusi yang digelar secara daring, Jumat (28/5/2021).
Sebagai Sekjen, kala itu Eddy sudah berkomunikasi dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto untuk memberikan kabar bahwa PAN akan bergabung dengan koalisinya, yakni mengusung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Namun, keputusan itu akhirnya pupus setelah mendapat arahan lain dari tokoh sentral PAN saat itu, yakni Amien Rais.
"Tetapi karena waktu itu kita diveto, kemudian kita gabung dengan Prabowo-Sandi. Waktu itu memang, meskipun Ketua Umumnya Zulkifli Hasan tapi tentu kita mendengarkan tokoh sentral kita, tokoh senior kita pada saat itu, apa pandangan beliau dan kita betul-betul memang pandangannya berbeda," katanya.
Eddy menceritakan, dalam momen itu dia pun menyampaikan alasan keinginan PAN yang akan bergabung dengan Koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin. Menurutnya, partai berlambang matahari ini tak memiliki DNA untuk menjadi partai oposisi. "Dan saya terus terang dihujat banyak di kalangan internal kita kok sekjen sangat berani mengatakan PAN tidak punya DNA oposisi. Memang demikian adanya menurut saya," ujarnya.
Pengakuan Eddy Soeparno itu direspons loyalis Amien Rais yang kini menjadi Waketum Partai Ummat Agung Mozin. "Tidak punya semangat reformasi atau perjuangan di saat rakyat sedang menyaksikan ketidakadilan dan kezaliman kolosal kok masih ada orang yang mengemis kekuasaan dengan membuang tokoh Amien Rais," kata Agung kepada SINDOnews, Sabtu (29/5/2021).
Pria yang akrab disapa Bang Amoz ini mengatakan, Eddy Soeparno lupa dengan nama harum Amien Rais yang semakin semerbak. "Semakin merendahkan dirinya di hadapan kekuasaan," ujarnya.
Dia juga menilai apa yang disampaikan Eddy sungguh tak elok. "Hanya untuk sekadar meyakinkan Jokowi. Saat ini Jokowi dan koalisi tidak butuh PAN," kata Amoz.
Diberitakan sebelumnya, Eddy Soeparno membeberkan bahwa partainya pernah diminta membatalkan keputusannya (diveto) ketika ingin bergabung Koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. "Kejadiannya hari itu dua hari sebelum PAN mengumumkan pencapresan Prabowo-Sandi sebelum Pilpres," kata Eddy dalam sebuah diskusi yang digelar secara daring, Jumat (28/5/2021).
Sebagai Sekjen, kala itu Eddy sudah berkomunikasi dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto untuk memberikan kabar bahwa PAN akan bergabung dengan koalisinya, yakni mengusung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Namun, keputusan itu akhirnya pupus setelah mendapat arahan lain dari tokoh sentral PAN saat itu, yakni Amien Rais.
"Tetapi karena waktu itu kita diveto, kemudian kita gabung dengan Prabowo-Sandi. Waktu itu memang, meskipun Ketua Umumnya Zulkifli Hasan tapi tentu kita mendengarkan tokoh sentral kita, tokoh senior kita pada saat itu, apa pandangan beliau dan kita betul-betul memang pandangannya berbeda," katanya.
Eddy menceritakan, dalam momen itu dia pun menyampaikan alasan keinginan PAN yang akan bergabung dengan Koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin. Menurutnya, partai berlambang matahari ini tak memiliki DNA untuk menjadi partai oposisi. "Dan saya terus terang dihujat banyak di kalangan internal kita kok sekjen sangat berani mengatakan PAN tidak punya DNA oposisi. Memang demikian adanya menurut saya," ujarnya.
(zik)