Abraham Samad Akui Didekati Sejumlah Partai Politik
A
A
A
YOGYAKARTA - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengaku dihubungi sejumlah partai terkait dengan bursa calon presiden dan wakil presiden.
Kepada wartawan, Samad secara terbuka mengakui ada sejumlah partai menengah, baik yang pro pemerintah maupun opisisi mengubunginya.
“Memang ada (komunikasi dari partai-red). Kalau saya bilang tidak ada, berarti dusta. Saya katakan memang ada partai-partai menengah lebih dari dua,” kata Samad saat menggelar acara Bincang dengan Jurnalis Yogya, di Resto Pelem Golek, Sleman, Yogyakarta, Minggu 15 April 2018 malam
Samad menyebut pada 2014 silam namanya juga sempat muncul digadang-gadang sebagai salah satu capres dan cawapres yang diunggulkan.
Kendati demikian, Samad menyadari dirinya bukan orang partai dan bukan pula sosok yang memiliki modal yang cukup untuk maju menjadi capres maupun cawapres.
“Saya paham betul saya bukan orang parpol rasa rasanya agak berat,” tuturnya.
Meski demikian Abraham mengaku dirinya tetap melakukan ikhtiar politik untuk mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu nanti ada amanat dari masyarakat untuk dirinya.
“Jangan-jangan ada amanah dari masyarakat untuk saya. Apakah itu amanat itu sebagai wakil presiden, presiden atau Ketua KPK lagi, saya harus tetap berikhtiar mempersipkan diri secara mental. Melakukan apa yang harus dipersiapkan ketika takdir itu datang,” tuturnya.
Saat ditanya apakah siap jika sewaktu-waktu mendapat amanah menjadi menteri, Abraham menjawab lugas. Posisi ketua KPK dinilainya lebih tinggi dari jabatan menteri.
Pada saat dirinya menjabat Ketua KPK, lembaga yang dipimpinnya itu telah menangkap tiga menteri. Hal tersebut menunjukkanposisi KPK lebih tinggi dibanding menteri.
“Jangan-jangan anak-anak di KPK tersinggung karena saya memosisikan jadi menteri. Kenapa Abraham Samad men-down grade KPK . Saya tidak hidup sendiri, kalau Abraham Samad ansich (dirinya sendiri-red) itu bukan apa apa, tapi ada muruwah yang harus dijaga karena saya mantan ketua KPK,” tegasnya.
Ketua KPK periode 2011-2015 ini juga menilai pemimpin progresif yang mampu membawa negara menjadi lebih baik.
Samad juga menyoroti mengenai tata kelola sumber daya alam, tata kelola pangan dan penegakkan hukum. “Yang di kepala saya sangat sederhana saya tahu betul pengelolaan sumnber daya alam Indonesia dan berapa potensi yang bisa didapat. Dengan pengelolan yang profesional, tidak ada lagi orang kekurangan, tidak ada yang mati karena sakit dan kelaparan,” tuturnya.
Sebelumnya, Abraham Samad dan Wakil Ketua MPR Dr Mahyudin juga menjadi pembicara dalam seminar motivasi bertajuk Spirit Of Indonesiak, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Mahyudin menyebut MPR konsisten serta berkomitmen untuk terus berupaya membangun Indonesia menuju bangsa yang berdaulat, adil dan makmur.
“Kita lanjutkan perjuangan para pejuang pendahulu kita, karena Indonesia bisa berdiri sampai saat ini tak lain adalah dari jasa para pahlawan kita yang didasari semangat persatuan,” ujar Mahyudin.
Dia menuturkan, pemerintah saat ini sudah saatnya bersatu dan berkolaborasi untuk memberantas korupsi, radikalisme, terorisme, narkoba serta paham-paham yang bertolak belakang dengan adat istiadat Indonesia.
“Tokoh-tokoh nasional kita dewasa ini sudah banyak terjerat kasus korupsi, hal ini bukan contoh baik untuk generasi muda,” ujarnya.
Kepada wartawan, Samad secara terbuka mengakui ada sejumlah partai menengah, baik yang pro pemerintah maupun opisisi mengubunginya.
“Memang ada (komunikasi dari partai-red). Kalau saya bilang tidak ada, berarti dusta. Saya katakan memang ada partai-partai menengah lebih dari dua,” kata Samad saat menggelar acara Bincang dengan Jurnalis Yogya, di Resto Pelem Golek, Sleman, Yogyakarta, Minggu 15 April 2018 malam
Samad menyebut pada 2014 silam namanya juga sempat muncul digadang-gadang sebagai salah satu capres dan cawapres yang diunggulkan.
Kendati demikian, Samad menyadari dirinya bukan orang partai dan bukan pula sosok yang memiliki modal yang cukup untuk maju menjadi capres maupun cawapres.
“Saya paham betul saya bukan orang parpol rasa rasanya agak berat,” tuturnya.
Meski demikian Abraham mengaku dirinya tetap melakukan ikhtiar politik untuk mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu nanti ada amanat dari masyarakat untuk dirinya.
“Jangan-jangan ada amanah dari masyarakat untuk saya. Apakah itu amanat itu sebagai wakil presiden, presiden atau Ketua KPK lagi, saya harus tetap berikhtiar mempersipkan diri secara mental. Melakukan apa yang harus dipersiapkan ketika takdir itu datang,” tuturnya.
Saat ditanya apakah siap jika sewaktu-waktu mendapat amanah menjadi menteri, Abraham menjawab lugas. Posisi ketua KPK dinilainya lebih tinggi dari jabatan menteri.
Pada saat dirinya menjabat Ketua KPK, lembaga yang dipimpinnya itu telah menangkap tiga menteri. Hal tersebut menunjukkanposisi KPK lebih tinggi dibanding menteri.
“Jangan-jangan anak-anak di KPK tersinggung karena saya memosisikan jadi menteri. Kenapa Abraham Samad men-down grade KPK . Saya tidak hidup sendiri, kalau Abraham Samad ansich (dirinya sendiri-red) itu bukan apa apa, tapi ada muruwah yang harus dijaga karena saya mantan ketua KPK,” tegasnya.
Ketua KPK periode 2011-2015 ini juga menilai pemimpin progresif yang mampu membawa negara menjadi lebih baik.
Samad juga menyoroti mengenai tata kelola sumber daya alam, tata kelola pangan dan penegakkan hukum. “Yang di kepala saya sangat sederhana saya tahu betul pengelolaan sumnber daya alam Indonesia dan berapa potensi yang bisa didapat. Dengan pengelolan yang profesional, tidak ada lagi orang kekurangan, tidak ada yang mati karena sakit dan kelaparan,” tuturnya.
Sebelumnya, Abraham Samad dan Wakil Ketua MPR Dr Mahyudin juga menjadi pembicara dalam seminar motivasi bertajuk Spirit Of Indonesiak, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Mahyudin menyebut MPR konsisten serta berkomitmen untuk terus berupaya membangun Indonesia menuju bangsa yang berdaulat, adil dan makmur.
“Kita lanjutkan perjuangan para pejuang pendahulu kita, karena Indonesia bisa berdiri sampai saat ini tak lain adalah dari jasa para pahlawan kita yang didasari semangat persatuan,” ujar Mahyudin.
Dia menuturkan, pemerintah saat ini sudah saatnya bersatu dan berkolaborasi untuk memberantas korupsi, radikalisme, terorisme, narkoba serta paham-paham yang bertolak belakang dengan adat istiadat Indonesia.
“Tokoh-tokoh nasional kita dewasa ini sudah banyak terjerat kasus korupsi, hal ini bukan contoh baik untuk generasi muda,” ujarnya.
(dam)