Tentang Skripal dan Fitnah terhadap Rusia

Senin, 26 Maret 2018 - 08:15 WIB
Tentang Skripal dan Fitnah terhadap Rusia
Tentang Skripal dan Fitnah terhadap Rusia
A A A
Lyudmila Vorobyeva
Duta Besar Rusia untuk Indonesia

KEPADA para pembaca di In­donesia, saya ingin me­nyampaikan beberapa tanggapan saya berkaitan de­ngan kampanye besar di media massa yang merujuk pada per­nyataan-pernyataan tidak be­r­tanggung jawab politikus-po­li­tikus tertentu di Barat yang me­nyatakan seolah-olah Rusia me­lang­gar Konvensi Pela­rang­an Sen­jata Kimia dan meracuni mantan opsir intelijen militer Rusia Sergey Skripal dan anak­nya di Salisbury, Inggris Raya.

Sejak awal histeria anti-Ru­sia oleh Inggris Raya ber­da­sar­kan pada “highly likely”, intinya karena dugaan yang tidak ter­buk­ti, pihak Rusia melalui Kedu­taan Besar di London secara resmi me­minta Foreign Office menyam­paikan sampel-sampel zat kimia yang digunakan dan mengimbau untuk menga­da­kan penyelidikan bersama yang transparan terkait Sergey Skripal. Permintaan ka­mi ini di­tolak. Ada kesan bahwa London melupakan istilah pra­duga tak bersalah serta juga prinsip-prin­sip dialog beradab.

Lebih dari itu, pihak Inggris Raya tidak bersusah payah men­cari bukti-bukti dan lebih su­ka memfitnah Rusia. Muncul per­tanyaan, siapa dan mengapa mem­perparah suasana dan apa sebenarnya ada di belakang fitnah tidak bertanggung jawab ini? Ada pendapat bahwa tin­dakan-tindakan tersebut dari para politikus Inggris Raya ter­kait dengan turunnya po­pu­la­ri­tas kabinet kerja Theresa May se­cara drastis karena beberapa hal mulai dari “Brexit” hingga cerita-cerita yang tidak bisa di­selubungi seperti peng­ung­kap­an jaringan pedofil di salah satu Kota Inggris Raya yang beraksi selama 40 tahun dan tidak dipe­du­likan otorita setem­pat dan badan pene­gak hukum.

Sebagaimana diketahui, ne­gara-negara Barat secara luas menggunakan taktik pencarian musuh luar untuk peralihan perhatian bangsa dari masalah-masalah dalam negeri. Kami ju­ga tahu bahwa sayangnya ada mo­tif-motif yang lain, yaitu ke­inginan memfitnah Rusia dan pemerintahnya, terutama men­­jelang Pemilu Presiden dan Piala Dunia sepak bola yang akan diadakan di negara kami pa­da musim panas tahun ini.

Dengan demikian, mudah di­tebak siapa yang meraih ke­un­tungan dari sandiwara po­li­tik keracunan Sergey Skri­pal–oto­­rita Inggris Raya yang sec­a­ra tradisional berada di garda depan rusofobia ataukah dinas intelijen Rusia yang sudah sama sekali tidak berminat pada Skripal yang dulu menjual ra­ha­sia-rahasia negara kepada Lon­don, tetapi sudah lama tidak pu­nya akses pada informasi ter­kait.

Tindakan Pe­me­­ri­n­tah Ing­gris Raya menun­juk­kan tidak adanya niat untuk menyelidiki insiden di Salisbury se­cara me­nyeluruh dan de­ngan ti­dak memihak. Hal ini menim­bul­kan rasa sesal yang men­da­lam.

Kami ingin mengingatkan kepada para pembaca yang ter­hormat bahwa pihak Rusia su­dah beberapa kali men­g­imbau London secara resmi menggu­nakan prosedur-prosedur ber­sang­kutan hukum inter­na­sio­nal, termasuk Konvensi Pe­la­rangan Senjata Kimia, Kon­vensi Majelis Eropa tahun 1959 dll. Akan tetapi, sampai seka­rang hal ini belum dilakukan dan rupanya tidak akan dila­kukan.

Inti retorika pihak Inggris: mereka tidak wajib mem­per­li­hatkan bukti-bukti dan mem­buktikan tuduhan kepada Rusia atau kepada pihak mana pun yang lain. Sebagai puncak tin­dakan-tindakan histeris baru-baru ini pada tanggal 14 Maret 2018 Inggris Raya menolak me­­nerima dokumen hasil sidang Dewan Keamanan PBB tentang insiden kimia di Sa­lisbury dengan imbauan kepada se­mua pihak untuk bekerja sa­ma demi menentukan kebe­nar­an. Pe­nolakan Inggris Raya mem­berikan data-data dan buk­ti barang sekali lagi meng­on­firmasikan bahwa semua tindakan ini adalah provokasi anti-Rusia yang direkayasa se­be­lumnya.

Mari bertanya sekali lagi: apakah semua ini bisa menjadi manfaat untuk Rusia yang siap bekerja sama pada perkara Skripal dalam format apa pun dan berdasarkan hukum inter­nasional? Pastilah tidak. Saya sama sekali tidak meragukan bah­wa semua orang yang pintar membandingkan fakta-fakta tanpa memperhatikan pro­pa­gan­da anti-Rusia akan menarik ke­simpulan yang sama.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6703 seconds (0.1#10.140)